header image
 

All posts in September 5th, 2016

Di saat aku berkata “Aku lelah Tuhan.. aku sangat lelah untuk meneruskan perjalananku.. semua yang aku lakukan tidak pernah cukup, aku lelah dengan semua, aku tak sanggup.. tak mampu. Mengapa hal ini tidak pernah lalu dariku, mengapa perjuanganku sangat berat. Tapi aku mau menang Tuhan, aku mau tetap berjuang bersama-MU, aku mau sampai garis akhir. Sampai Kau bilang sudah selesai, semua sudah selesai.”

Lalu Kau berkata: “Anak-Ku, sebenarnya beban yang kau pikul tak seberapa. Aku lebih lelah darimu, Aku harus melihat dan mendengar bahkan memperhatikan kamu. Semua keinginanmu dan kebutuhanmu, belum lagi temanmu, saudaramu. Bahkan kalau Kutuliskan di sini takkan cukup.

Tapi kau tahu anak-Ku, Aku melakukannya demi cinta-Ku padamu, tanpa paksaan. Aku melakukannya dengan sukacita, dengan penuh rasa syukur, karena Aku mencintaimu, sangat mencintaimu dengan segenap hidup-Ku. Aku bahkan mau dan rela mati untukmu. Itu tak mudah anak-KU, bahkan Aku sempat berkata pada Bapa-KU, ‘Biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku.’ Tapi Aku tahu kalau Aku tak mati untukmu, perjalanan-Ku belum selesai. Aku tahu itu tujuan hidup-Ku, supaya setiap kamu yang percaya pada-Ku selamat dan dapat hidup kekal.

Tenang anak-Ku, Aku tahu takkan mudah untukmu menjalani ini semua. Seringkali Kulihat kau terjatuh, kau menangis, kau berteriak pada-Ku. Aku mendengar setiap teriakanmu. Aku melihat setiap tetes air matamu. Aku menghargai perjuanganmu untuk selalu bangkit dari tiap kejatuhanmu. Aku menyayangimu anak-Ku. Kau sangat berharga buat-Ku.

Jangan biarkan dirimu menjadi lemah dan tak perduli, cobalah lebih keras lagi, berusahalah membuat-Ku tersenyum. Berjuanglah untuk mendapatkan mahkota kemuliaan yang telah Kusediakan. Aku sudah menyediakan tempat bagimu bersama-Ku. Aku selalu ada bersamamu, dalam tiap langkahmu, dalam tiap hembusan nafasmu, dalam tiap tetes air matamu, dalam tiap usahamu untuk bangkit. Lakukanlah dengan cinta anak-Ku, lakukanlah dengan penuh rasa syukur. Jangan takut, Aku ada dekatmu, selalu di dalam hatimu. Karena AKU MENCINTAIMU… Aku mencintaimu dengan segenap hati-Ku.”

Lalu Ia tersenyum dan akupun tersenyum. “Thanks GOD. You are awesome. I love You too.”

Pribadi Yang  Merdeka

(Roma 6:15-23)

 

Dalam Alkitab kemerdekaan itu selalu dihubungkan dengan perbudakan (Kel 21:2, Gal 4:30) yang tidak menyenangkan. Perbudakan menyiksa karena seorang budak dianggap milik orang lain, milik majikannya, dia tidak punya hak. Menjadi seorang budak adalah menjalani kehidupan dalam penderitaan. Bangsa Israel tahu perbudakan dan pernah di perbudak oleh Firaun di Mesir (Kel 13:14) . Allah menunjukkan kepada mereka bahwa perbudakan itu ditentang oleh Allah. Perbudakan itu tidak manusiawi. Kemerdekaan yang membuat orang punya masa depan, punya kekuatan untuk hidup.

Sejarah ini untuk menjelaskan kenyataan atau sebuah fakta rohani yang harus mereka sadari sebagai orang yang merdeka. Paulus ingin menyadarkan mereka bahwa bukan hanya bangsanya saja tapi orangnya juga sudah merdeka, sudah ditebus. Paulus membukakan dua fakta. Fakta yang pertama yaitu: hidup mereka menuju kebenaran, dimerdekakan dari dosa, tubuhnya dibawa kepada pengudusan, senang karena buahnya hidup yang kekal, terjadi karena Kasih Karunia. Fakta yang kedua: Hidup mereka sedang menuju kematian, diperbudak oleh dosa, tubuhnya menjadi hamba kecemaran, kedurhakaan, malu karena akan mati, terjadi karena kelemahan. Fakta yang pertama adalah kemerdekaan rohani yang harus mengalahkan fakta kedua.  Karena mereka yang sudah dimerdekakan, jangan mau lagi diperhamba oleh dosa. Luk 16:13  Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon. Seorang yang benar-benar merdeka harus mengambil prinsip untuk menang atas dosa. Dengan demikian, pribadi yang merdeka adalah : mau berjuang melawan perbudakan, benci perbudakan, menghargai Kemerdekaan, punya sikap hidup bermartabat, elit, elegan bukan eksklusif dan individualis. Tidak menyerahkan anggota tubuhnya pada kelaliman, kehidupannya dijaga, diusahakan layak. Tidak sembarangan, saling memperbudak, menindas, menguras (waktu, tenaga, uang), memperdaya dan menekan orang lain. Percaya dan Taat pada Allah.

Melayani Allah bukan melayani Iblis, keberanian dan kedamaian (kasih karunia). Amin

 

Ringkasan Khotbah: Ev. Elen K. Amalo, S.Pd.K

 

 

 

 

 

Matius 10 : 1-4

Pdt.Yandhi Manobe,S.Th

 

Yesus sanggup melakukan pekerjaan-Nya sendiri .Tetapi Ia malah memanggil sejumlah orang.Mengapa?

  1. Karena mereka adalah gambar dan rupa Allah.Ada sifat-sifat Allah yang melekat dalam diri mereka.
  2. Karena secara fisik Yesus tidak berada lama bersama murid-murid-Nya.Yesus mau mempersipakan mereka agar saat melakukan pekerjaan Tuhan,mereka tidak merasa sendiri.

Yesus memakai orang-orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda,dan dianggap rendah dalam masyarakat dalam hal pendidikan (para nelayan,politisi,pemungut  cukai).Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada alasan bagi kita untuk menolak panggilan-Nya.Penyertaan  Yesus bagi orang-orang yang melayani-Nya bukan berarti tanpa persoalan dan tantangan.Mengapa Tuhan memanggil/memakai mayoritas daripada nelayan untuk melakukan pekerjaan-Nya ? Karena nelayan :

  1. Pandai membaca situasi
  2. Dapat menjaga keseimbangan
  3. Mengenal satu sama lain dengan baik (ada hubungan kekerabatan diantara mereka)
  4. Cepat mengambil keputusan
  5. Saling mengerti
  6. Dapat mendatangkan damai sejahtera dalam pekerjaan tersebut

Marilah kita yang terpanggil untuk melayani,bersama merenungkan pesan-pesan sbb :

  1. Biarkan Tuhan terus bekerja bersama-sama kita
  2. Ambillah kesempatan melayani saat dipanggil.Jangan tunggu dan tunda.
  3. Lakukan semua seperti untuk Tuhan
  4. Berpusat hanya kepada Tuhan

Tugas kita yang terpanggil untuk melayani dalam jemaat,baik sebagai panitia,maupun badan pengurus adalah untuk mendatangkan damai sejahtera.Kita adalah panitia damai sejahtera Allah.Serahkan diri untuk melayani ,karena Tuhan menyelidiki kita dan memahami kita.Amin.

Khotbah pada ibadah penggembalaan Panitia Hari Besar Gereja & Badan Pengurus Komisi Remaja Tahun 2016-2017

Pembuat pensil itu menaruh pensil yang baru seleai dibuatnya ke samping sebentar, sebelum ia memasukkannya ke dalam kotak.

“Ada 5 hal yang perlu kau ketahui,” katanya kepada pensil, “sebelum kau kukirim ke seluruh dunia. Hendaknya kau ingat selalu pesanku berikut ini, dan jangan sampai lupa. Yakinlah kau bakal berhasil menjadi pensil yang terhebat !”

SATU: Kau bakal bisa melakukan banyak hal besar, tetapi hanya bila kau mau membiarkan dirimu dipegang dalam tangan seseorang.
DUA: Kau akan menderita tiap kali engkau diruncingkan, tapi kau butuh itu agar bisa menjadi pensil yang lebih baik.
TIGA: Kau bakal bisa mengoreksi tiap kesalahan yang mungkin kaulakukan.
EMPAT: Bagian terpenting dari dirimu adalah apa yang ada didalam.
LIMA : Pada tiap permukaan di mana kau dipakai, tinggalkanlah jejakmu. Apapun kondisinya, kau harus terus lanjutkan menulis.

Pensil itu mengangguk mengerti dan berjanji akan mengingat nasihat tersebut. Dan memasuki kotak yang akan dieksport itu dengan suatu tekad kuat dalam hatinya.

Bertukar tempatlah dengan pensil itu; ingatlah nasihat yang sama tadi dan yakinlah, kaupun pasti akan berhasil menjadi orang terbaik.

SATU: Kau bakal bisa berbuat banyak hal besar, tetapi hanya apabila kau membiarkan dirimu berada dan dipegang dalam tanganNya, serta mengizinkan orang lain mengakses talenta yang kau miliki.
DUA: Engkaupun akan menderita saat diruncingkan, yaitu dalam proses melewati macam problema hidup, tapi kau butuh itu agar jadi lebih kuat.
TIGA : Kau bakal mampu memperbaiki kesalahan apapun yang mungkin kaulakukan.
EMPAT : Bagian terpenting dari dirimu adalah apa yang ada didalam, yakni hati nuranimu.
LIMA : Dalam setiap peristiwa dan lembaran hidup yang kau jalani,kau harus meninggalkan jejakmu. Tak peduli bagaimanapun situasinya, kauharus tetap melanjutkan tugasmu. “Jadilah terang dan garam dunia¨.

Dengan mengerti, menghayati dan mengingatnya, marilah kita lanjutkan hidup kita , berbekalkan suatu tujuan untuk memberi arti bagi hidup kita.

Tarsis Sigho