header image
 

All posts in June, 2015

SELALU MENGINGAT

Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya: TUHAN itu keselamatan.

(Hakim-hakim 6:24)

“Ih, lucu sekali ya aku ketika masih bayi,” kata Kiki sambil tertawa melihat album foto masa kecilnya bersama Mama. Album itu berisi kenangan proses pertumbuhan Kiki hingga satu tahun. Di bagian depan album tertulis: Tuhan Penolong Kami. Kiki mengerti mengapa album ini diberi nama Tuhan Penolong Kami. Menurut cerita Mama, proses kelahirannya tidak mudah. “Ki, Mama dan Papa berjuang agar kamu dapat dilahirkan dalam keadaan yang sehat dan baik. Tentu bukan Mama dan Papa yang membuat proses kelahiranmu berhasil tetapi Tuhan Yesus.” Kiki mengingat cerita Mama di suatu waktu. Oleh sebab itu, setiap kali melihat album foto itu, Kiki selalu ingat bahwa Tuhan penolong hidupnya.

Adik-adik, yuk kita membaca Hakim-hakim 6:24! Gideon menerima janji dari Tuhan bahwa ia akan disertai untuk mengalahkan bangsa Midian. Bahkan agar Gideon yakin, Allah mendatangkan malaikat-Nya dan memberi tanda kepada Gideon. Semula Gideon ketakutan tetapi kemudian ia bersyukur dan yakin bahwa Allah benar-benar menolong. Lalu Gideon mendirikan mezbah yang menjadi pengingat kebaikan Tuhan. Setiap orang yang melihatnya dapat juga mengerti dan mengenal tentang penyertaan Tuhan.

Adik-adik, apakah kalian juga mengalami kebaikan Tuhan? Tentu! Coba buatlah sesuatu untuk mengingatkan kalian akan kasih setia Tuhan kepada kalian. Misalnya hiasan dinding yang dapat kalian pajang di dinding kamar. Semuanya itu untuk mengingatkan kita akan penyertaan Tuhan.

Bacaan: 1 Samuel 25:23-35

Nats: Jika engkau tadinya tidak segera datang menemui aku, pasti tidak akan ada seorang laki-laki pun tinggal hidup pada Nabal sampai fajar menyingsing. (1 Samuel 25:34)


SEGERA KENDALIKAN

Pria berkulit hitam itu menggenggam pistol. Para penumpang bus ketakutan. Dengan wajah merah ia berteriak mengeluarkan ancaman. Polisi di hadapannya berupaya menenangkan pria frustrasi yang membahayakan sekitarnya itu dengan berkata, “Aku tahu kamu sedang marah; tapi kamu harus menguasainya sebelum kemarahan itu yang menguasai kamu.” Demikian sepenggal adegan film yang sempat menyergap perhatian saya sejenak.

Saat itu Daud sedang marah. Ia naik pitam mendengar laporan anak buahnya tentang penghinaan Nabal, orang Karmel itu (lihat ay. 13). Bersama pasukannya, ia siap membantai Nabal dan semua pegawainya. Syukurlah, Tuhan mencegahnya. Dia tak menghendaki Daud “bertindak sendiri dalam mencari keadilan” (ay. 26, 31, 33). Tindakan yang dipenuhi amarah bakal memperbesar masalah dan menurunkan martabat Daud sebagai calon pemimpin. Tuhan pun mengutus Abigail, istri Nabal, untuk meredakan kegeraman itu dan sekaligus menghindarkan Daud dari tindakan main hakim sendiri.

Setiap kita bisa dan pasti pernah marah. Sebenarnya perasaan marah adalah sebuah anugerah, sebuah indikasi bahwa ada masalah. Tetapi, janganlah kita mencoba-coba membereskan masalah dengan tindakan yang dipenuhi amarah. Masalah semestinya dihadapi dengan hati tenang dan kepala dingin. Masalah malah akan kian runyam jika ditangani dengan amarah. Maka, ketika amarah timbul, segera kendalikan sebelum kita yang dikuasai olehnya.

* * *
KEMARAHAN MEMBERITAHU KITA AKAN ADANYA MASALAH,
TETAPI BUKAN CARA UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH.

Disadur Dari Renungan Harian

Meresponi Panggilan

1 Petrus 4 : 7-11

Pembicara : Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th

Kitab ini ditulis terutama untuk orang-orang Asia yang sedang dalam pergumulan iman mereka.

Adapun orang Kristen sejati adalah mereka yang mampu menguasai diri sehingga dapat menjadi tenang dan berdoa.Dengan demikian mereka memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan,yang ditunjukkan dengan kasih dan hubungan yang baik dengan sesama,sehingga genaplah yang tertulis bahwa hukum yang pertama dan terutama adalah mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati,jiwa dan akal budi.Dan hukum yang kedua,yang sama dengan itu adalah mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.

Orang yang meresponi panggilan Tuhan akan melakukan :

A.Berbicara

  1. Menyatakan segala sesuatu dengan berbicara yang baik,yaitu berbicara tentang Tuhan sehingga dapat menjadi berkat bagi orang lain.
  2. Berbicara tentang hal yang benar dan bukan dusta.Jadilah agen-agen Kristus lewat perkataan yang benar sehingga lewat perkataan kita,mencerminkan diri kita sebagai Kristen sejati (yang memiliki karakter Kristus a.l : tidak menyimpan pahit hati/dendam,tulus dan rendah hati).
  3. Berbicara untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan (Yakobus berkata : “hati-hati dengan lidah”).

B.Melayani

Layanilah tanpa memandang siapa orang itu (melayani dengan tulus).Melayani adalah memberikan total diri kita,dan bukan setengah-setengah.Jadilah berkat dengan potensi yang ada pada kita.Layanilah seorang akan yang lain dengan tulus (saling melayani itu penting dalam hidup orang percaya).

Amin.

Tempat : Lt.2 gedung GMIT Agape

Waktu : 15.30-17.00 wita

MC : Aci Liani

Pemusik : Sdri.Nikita

Kolektor : Ibu Lomi

Doa pembuka : Aci Sisca

Kesaksian : Aci Ema (perlindungan Tuhan saat suami mengalami kecelakaan),Ibu Mardi (pertolongan Tuhan dalam proses mendapatkan hak milik atas rumah dinas),Ibu Adelin (penyertaan Tuhan sehingga mencapai usia 51 tahun,dan sudah selesai kemo/ayat kekuatan dari Roma 8)

Doa Penutup : Ev.Ellen Amalo,S.Pdk

HBD Aci Leang,Tuhan Yesus memberkati slalu…

***

Hikmah Kegagalan

Bacaan : Bilangan 14:39-45; Kisah Para Rasul 2:41

“Lalu turunlah orang Amalek dan orang Kanaan yang mendiami pegunungan itu dan menyerang mereka; kemudian orang-orang itu mencerai-beraikan mereka sampai ke Horma” (Bilangan 14:45).

Kegagalan adalah peristiwa yang paling menakutkan. Tetapi justru dalam kegagalan Allah dapat menghasilkan karya yang hebat dalam hidup Anda. Tahukah Anda bahwa sebelum Thomas Edison menciptakan baterai yang bisa menyimpan tenaga listrik, ia telah melalui 50 ribu kegagalan?! Dengan kata lain ia telah melakukan kurang lebih 50 ribu eksperimen sebelum ia berhasil menciptakan baterai tersebut. Albert Einstein juga disebut-sebut sebagai anak yang bodoh pada mulanya. Sama halnya dengan Petrus yang pernah gagal karena menyangkali Gurunya, namun setelah ia dipenuhi dengan Roh Kudus, sekali khotbah 3.000 jiwa bertobat (Kisah Para Rasul 2:41). Begitu juga dengan tokoh-tokoh yang gagal lainnya.

Kalau Anda merasa Anda adalah orang kalah dan gagal, Allah sanggup mengubahkan semuanya itu untuk kemuliaan-Nya. Saya ingin membagikan ada 3 berkat di dalam kegagalan:

Pertama, kegagalan akan membawa Anda bergantung kepada Allah. Ya, kegagalan adalah seperti menapaki setiap tangga menuju hubungan yang lebih intim dengan Allah. Kegagalan akan menjadikan Anda menyadari akan kelemahan Anda. Dan itu berarti Anda akan menggantungkan hidup Anda kepada Allah.

Kedua, kegagalan akan menjadikan Anda orang yang rendah hati. Tanpa kegagalan, Anda akan memandang remeh kepada orang-orang yang gagal. Anda akan merasa selalu di atas. Namun begitu kegagalan menerpa Anda, maka Anda akan melihat diri Anda setara dengan orang-orang yang gagal. Anda akan melihat diri Anda berada di bawah. Dan inilah saat Anda belajar mengenai kerendahan hati. Persepsi Anda akan sekeliling Anda akan berubah sebab kegagalan itu.

Ketiga, kegagalan akan membuat Anda menghargai kasih karunia dan pengampunan Allah. Kegagalan akan menyebabkan Anda berpaling dari dunia dan menatap kepada Allah. Anda akan memohon pengampunan dan akan menghargai pengampunan Allah. Pengampunan Allah memang gratis tetapi harganya setara dengan pengorbanan Kristus di kayu salib. Orang-orang yang pernah gagal akan melihat salib Kristus dalam pengertian yang baru.

Renungan:

Tidak selamanya kegagalan selalu berkonotasi buruk. Apabila Anda mengizinkan Allah bekerja dalam hidup Anda, maka kegagalan itu akan membawa Anda kepada dimensi baru dalam hidup Anda. Jadi izinkanlah tangan Allah membentuk Anda di tengah kegagalan Anda.

Disadur Dari Renungan Harian

Kisah Si Ayam dan Si Babi

Alkisah, ada dua binatang yang berteman akrab sejak kecil, yaitu si ayam dan si babi. Mereka selalu berjalan berdua kemanapun mereka pergi. Pada suatu hari, ketika mereka berjalan melewati hutan belantara yang jauh dari keramaian kota , mereka menemukan seorang laki-laki yang hampir mati.

Si ayam berkata: “Eh, bie! liat tuh! Kayaknya ada orang sedang berbaring didepan!”

Si babi : “Iya, yam! Gue juga… liat. Kayaknya dia sedang sekarat. Yuk kita deketin.”

Mereka melihat dari dekat, dan laki-laki itu dengan lemah berkata : “Tolong aku, aku lapar dan tidak punya makanan”

Lalu si ayam berkata kepada babi : “Eh, kasihan deh. Bie, yuk kita tolong dia.”

Sahut si babi : “Tapi gimana yam ? Kita kan nggak bawa bekal apa-apa ?”

Si ayam berkata : “Ya sudah, apa yang ada pada diri kita saja kita olah menjadi makanan, setuju?”

Babi mengangguk : “Baiklah, kalau itu bisa menyelamatkan nyawa orang itu, saya bersedia.”

Singkat cerita, mereka masing-masing memberikan bagian diri mereka, mengolahnya menjadi makanan dan memberikan kepada laki-laki tersebut. Ia sangat berterimakasih, kesehatannya telah pulih dan ia melanjutkan perjalanannya. Si ayam dan si babi pun melanjutkan perjalanannya berdua.

Si ayam berkata : “Senang yach, rasanya, kita bisa menjadi berguna untuk orang lain….”

Si babi membalas : “Iya sih, aku juga senang. tapi kamu jalannya jangan cepat-cepat yam, aku tadi memberikan satu kakiku untuk menjadi makanannya, kamu sih enak, bisa bertelur….”

Cerita diatas menggambarkan 2 tipe dalam memberi, yaitu memberi dalam kelimpahan dan memberi dalam kekurangan. Sifat ini dapat kita refleksikan dalam diri kita, yaitu ketika kita memberikan persembahan dalam gereja, boleh ditanyakan dalam diri kita sendiri: “Apakah saya merasa sudah memberikan yang terbaik untuk Tuhan?” Biarlah hati nurani masing-masing yang menjawabnya.

Saya jadi ingat, ketika Tuhan Yesus memperhatikan orang-orang yang memberi persembahan. Orang-orang kaya memberi persembahan dari kelimpahannya, Tetapi seorang janda miskin memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkahnya. (Lukas 21:4). Orang yang memberikan dari kelimpahannya memberi sedikit bagian untuk Tuhan Dan sisa bagian yang jauh lebih banyak untuk dirinya sendiri, sedangkan si janda miskin memberikan seluruh bagiannya untuk Tuhan dan tidak ada bagian untuk dirinya sendiri. Itulah sebuah kenyataan, bahwa setiap orang memiliki kasih yang berbeda untuk Tuhan kita.

Kehendak Tuhan adalah supaya kita mengasihiNya dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita.

Tuhan memang tidak butuh harta kita. Ia adalah pemilik surga dan bumi. Jika Ia mau, Ia bisa mengambil semua harta kita. Tuhan menginginkan hati kita, supaya kita berserah kepadaNya. Namun hal ini tidak akan terjadi sepenuhnya sebelum hati kita masih menyayangi harta duniawi. Alkitab berkata : “Dimana hartamu berada, disitu pula hatimu berada” (Mat 6:21).

Dimana hartamu berada, disitu pula hatimu berada.

Disadur dari Renungan Kisah Inspiratif

Satu Tubuh

Pada suatu ketika anggota-anggota tubuh merasa sangat berang terhadap perut. Mereka semua iri karena mereka harus menyediakan makanan dan membawanya ke perut, sementara perut sendiri tidak berbuat lain kecuali mencerna hasil jerih payah mereka.

Maka akhirnya mereka mengadakan rapat dan memutuskan untuk tidak membawa lagi makanan ke perut.

Tangan tidak mau mengangkat makanan ke mulut. Gigi tidak mau mengunyah lagi dan tenggorokkan tidak mau menelan. Dengan keadaan ini mereka berharap mulut akan melakukan sesuatu.

Ternyata hasil dari keputusan mereka adalah tubuh yang menjadi lemah, begitu lemahnya sampai hampir-hampir mati. Demikianlah akhirnya mereka menjadi kapok, dan dengan rela menjalankan tugasnya masing-masing.

Merekapun sadar bahwa tidak ada satu tugas yang lebih penting dari yang lain. Dan entah besar dan kecil tugas yang menjadi bagiannya, semuanya berperan penting untuk mencapi tujuan utama.

Bagaimana dengan tugas pelayanan dan tanggung jawab kita sehari-hari yang sudah Tuhan percayakan kepada kita ? Sudahkah kita jalankan dengan sebaik-baiknya ? Atau mungkin kita malah sibuk membandingkan bentuk pelayanan kita dengan pelayanan orang lain ? Dan berpikir bahwa tugas yang kita terima terlebih berat dibandingkan tugas orang lain ? Dan bahwa kita seharusnya menerima upah yang lebih dari rekan sekerja kita ?

“Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah SATU TUBUH dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain” (Roma 12:4,5)

Meskipun tugas berbeda-beda, tapi ingatlah bahwa setiap orang adalah sama di mata Tuhan (I Kor.3:8). Dan Tuhan akan memberikan upah yang adil bagi setiap orang, sesuai dengan kerelaan dan kesungguhannya melakukan tugasnya.

“TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing” (Amsal 16:4)

Disadur dari Renungan Kristen

Tipuan Cinta…

Mark 10:1-9

Seorang pemuda terlibat cinta segitiga;  pasti kisah cinta segitiga bakalan seru dan menghebohkan kalau dimainkan – atau ditayangkan dalam serial sinetron.  Makanya, enggak sedikit film dan novel mengangkat tema cinta segitiga yang complicated. Itu sih kalo di film… coba kalo kita yang mengalami sendiri – pasti bakalan berderai-derai air mata deh! Enggak ada kebahagiaan dalam cinta yang terbagi-tidak ada kata happy ending go to married.

Pemuda – pemudi, banyak wanita bersedia “dimadu” karena banyak alasan. Karena merasa dialah jodohnya; berbagai alasan karena terlanjur cinta atau tidak  mampu menolak cintanya. karena merasa udah cinta mati banget, jadinya lebih baik jadi yang kedua daripada enggak dapat sama sekali. Itulah tipuan cinta. Kita tertipu oleh definisi cinta yang keliru. Cinta sama sekali bukan semata soal perasaan, tapi peraturan dan kehendak Tuhan.

Tuhan melarang percabulan dan perselingkuhan. Tuhan yang menciptakan keluarga –  pernikahan sebagai bentuk kesatuan yang enggak boleh diceraikan manusia. Jadi, kalo kita berharap agar seseorang yang kita cintai meninggalkan istri-suaminya untuk menikahi  kita – itu sama dengan melawan kehendak Allah.

Pemuda-pemudi yang masih single, kita harus pandai-pandai menempatkan diri, dalam hal pedekate dgn lawan jenis, untuk menemukan pacar yang baik, dan kelanjutan untuk memutuskan menjadi pasangan hidup kita. Jangan terlibat cinta segitiga- cinta yang palsu- cinta yang egois dan sangat jahat.

Cinta dalam alkitab sama sekali bukan seperti itu. Makanya, kalo ada cowok beristri-wanita bersuami ;  yang rajin curhat ama kita – watch your step! Hindari keterlibatan pribadi dengan rumah tangga orang –  sebelum kita nyesel belakangan.Sebagai pemuda-pemudi beriman, pilihlah untuk takut akan Tuhan daripada larut dalam emosi.

Disadur dari Renungan Kristen

MENARI UNTUK TUHAN…

BACAAN : KOL 3:23-24, MAT 5:16

Karissa Schlosser adalah seorang ice-skater yang berbeda dari yang lain. Gadis berumur 16 tahun ini memutuskan untuk memuliakan Tuhan melalui dunianya, ice skating. Saat meluncur di atas es, Karissa melakukannya seolah ia menari untuk Tuhan. Dan ia memang sungguh menari untuk Tuhan. Karissa memilih seorang pelatih Kristen yang memiliki hati yang sama seperti dirinya, untuk membuatkan koreografi tarian yang memuliakan Tuhan.

Sejak usia 13 tahun, Karissa bahkan memutuskan untuk menari hanya dengan diiringi lagu rohani. Ketika untuk pertama kalinya ia tampil solo, dipilihnya lagu-lagu rohani seperti “I Can Only Imagine”, “Who Am I?”, dan “You Raise Me Up”. Suasana ruangan mendadak berubah. Semua penonton merasa sangat diberkati dengan performanya. “Aku ingin semua orang tahu bahwa tarianku berbicara tentang Tuhan Yesus”

PEMUDA-PEMUDI, kita bisa memuliakan Tuhan dengan berbagai cara. Apa yang menjadi bakat atau talenta kita bisa berbeda-beda, namun kita bisa memakainya untuk tujuan yang sama, to glorify our Lord!

–       Seperti  Miriam mengambil rebana untuk menari setelah melewati Laut Merah yang terbelah.

–       Seperti gembala muda Daud dengan umban batunya.

–       Seperti Salomo dengan puisi-puisinya.

–       Seperti Musa dengan tongkatnya.

–       Seperti Lidya dengan hasil dagang kain ungunya.

–       Seperti anak kecil dengan 5 roti dan 2 ikannya.

Apapun juga yang kita miliki dan bisa kita lakukan, dapat kita pakai untuk memuliakan nama-Nya.

Dalam hidup ini , kita selalu punya kesempatan dan diberi kesempatan untuk memuliakan Tuhan, hingga banyak orang boleh berkata ”Sungguh Tuhan itu ajaib!”

Disadur dari Renungan Kristen

Waspada Pertumbuhan Dosa !

1 Yohanes 1 : 9 Jika kita mengaku dosa kita,maka Ia adalah setia dan adil,sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Syalom Sahabat Agape…

Masa kecil saya dihabiskan dengan banyak membaca buku dan majalah anak-anak.Buku-buku tersebut berasal dari perpustakaan sekolah minggu,perpustakaan negara dan pinjam dari teman.Ada buku ilmu pengetahuan,majalah anak,komik,buku dongeng,cerita bergambar alkitab dan masih banyak lagi.Ada satu kisah yang berkesan dari sebuah majalah anak.Saya lupa majalah apa,karena sudah lama sekali.Tetapi saya ingat betul ceritanya.Kisah tentang sekelompok burung yang tinggal disebuah pohon besar yang rindang dekat sumber mata air.Mereka hidup tenang dan damai.Walau pemburu berusaha menangkap mereka,namun tidak pernah berhasil karena pohon besar itu melindungi kawanan mereka.Dipohon itu tinggal juga seekor burung yang sudah sangat tua,dan bisa dianggap sebagai sesepuh kawanan burung tersebut.Pada suatu hari,tumbuhlah benih tumbuhan kecil dibawah pohon itu,yang ternyata adalah benih tanaman merambat.Tidak ada yang memperhatikan tanaman kecil itu,kecuali burung tua tadi.Ia lalu berkata pada burung-burung lain untuk menghancurkan tanaman merambat itu,agar tidak membahayakan kehidupan kawanan mereka.Namun para burung tidak menghiraukannya.Mereka malah tertawa mengejek seraya berkata “ Ah,hanya tanaman lemah kecil dan tak berdaya,mana mungkin bisa membahayakan kehidupan kita”.Berulang kali burung tua menyarankan kawanannya untuk menghancurkan tanaman rambat tersebut,namun selalu disepelekan oleh burung-burung lainnya.Tanaman rambat itu akhirnya bertambah besar dan kuat melilit pohon tersebut,dan dengan mudah dipakai pemburu untuk naik dan memasang perangkap diatas pohon tersebut,tatkala burung-burung sedang terbang mencari makan.Saat kawanan burung kembali,mereka semua masuk dalam perangkap dan dengan mudah menjadi tangkapan pemburu.Penyesalan datangnya selalu terlambat.Jika saja mereka mendengarkan nasihat burung tua,mungkin mereka masih hidup dengan damai.Tanaman merambat yang awalnya dianggap tanaman kecil dan lemah,akhirnya mendatangkan petaka dalam kehidupan mereka.

Kisah diatas memberi pelajaran bagi kita semua,bahwa saat kita membiarkan dosa masuk dalam hidup kita,awalnya seperti tanaman merambat itu,yang kelihatannya begitu sepele.”Ah,hanya kebohongan kecil”,”Ah,hanya untuk bercanda” dan sebagainya.Namun tanpa sadar,kita membiarkan hal tersebut menjadi semakin kuat membelit,melumpuhkan bahkan membuat kita kehilangan keselamatan untuk berada bersama Allah.Marilah,sadarilah bahwa ada begitu banyak benih dosa yang tumbuh disekitar kita.Hancurkan sekarang juga,sebelum kita dikuasai olehnya.Amin.

 

Oleh Admin Sekretariat

 

Menghargai Waktu Persekutuan

1 Samuel 16 : 7b …Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;manusia melihat apa yang didepan mata,tetapi Tuhan melihat hati.

Syalom Sahabat Agape…

Seringkali sadar atau tidak,kita tidak menghargai waktu pemberian Allah dalam suatu persekutuan atau ibadah,baik dirumah,digereja,maupun pada ibadah-ibadah ditempat lainnya.Padahal saat itu adalah saat yang indah,yang dianugerahkan Tuhan bagi kita dan saudara seiman untuk memasuki hadirat-Nya yang kudus,mendengar kehendak-Nya dalam hidup kita,menegur kesalahan kita,bahkan memberikan petunjuk dan berkat bagi kita untuk memulai hari yang baru.

Seringkali kita datang beribadah kehadapan Allah dengan berbagai motif yang salah.Ada yang datang beribadah atau ikut persekutuan hanya untuk mencari jodoh,menghabiskan waktu lowong (“yah…karena tidak ada kegiatan apa-apa lebih baik kegereja saja”),karena keterpaksaan (dipaksa orangtua,pasangan,atasan/rekan kerja),dan sebagainya.Memang adalah baik kita datang ikut persekutuan atau ibadah.Namun,yang terpenting bukanlah kehadiran fisik kita saja,melainkan hati dan jiwa kita yang rinduberada dalam hadirat-Nya.Akibatnya banyak yang datang ikut ibadah,tetapi hati dan pikirannya tidak tertuju pada firman Tuhan yang disampaikan dan liturgi ibadah.Mereka sibuk memikirkan berbagai-bagai hal duniawi,sibuk dengan hp,sibuk ngobrol,sibuk melihat lawan jenis dan lain-lain.

Sahabat Agape,sadarlah sekarang juga sebelum Tuhan menegur kita.Akuilah kesalahan kita dihadapan-Nya,dan perbaikilah sikap kita dalam mengikuti persekutuan dan ibadah.Bukankah Ia telah memberikan waktu 24 jam sehari bagi kita,untuk bekerja,beristirahat,bersantai bersama keluarga,rekreasi dan olahraga bersama teman dan sahabat,melakukan hobi kita,dan sebagainya.Ia tidak minta semua waktu kita untuk-Nya.Ia tahu apa yang kita butuhkan.Ia hanya ingin kita juga punya waktu spesial dengan-Nya,untuk bersekutu,memuji dan memuliakan nama-Nya,merenungkan kebaikan-Nya tiap hari,mendengar kehendak-Nya dan menerima berkat-berkatNya.Amin.

Oleh Admin Sekretariat

 

« Older Entries     Newer Entries »