header image
 

All posts in June 19th, 2015

 ITS UP TO ME

Ayat Emas
Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.
(Yoh. 20:23)
Bacaan: Roma 12:17-21

Pilih mana, punya banyak teman atau punya banyak musuh? Gampang sih, jawabannya. Pasti punya banyak teman. Bahkan ada kata-kata bijak, “thousands friends are not enough, one enemy is to much.” Jadi seharusnya kita memilih untuk memiliki sebanyak mungkin teman dan sahabat, bahkan yang kedekatannya bisa jadi, jauh lebih dekat dari seorang saudara.

Firman Tuhan mengatakan bahwa kejahatan tidak boleh dibalas dengan kejahatan. Bahkan kamu harus melakukan apa yang baik bagi orang lain dan memilih untuk hidup dalam perdamaian dengan semua orang.

Kata kuncinya di dalam bacaan Alkitab hari ini adalah, “… bergantung padamu …” (ay. 18). Ayat ini menunjukkan bahwa orang percaya sudah seharusnya “memilih” karena semua “bergantung pada kita” untuk hidup dalam damai dengan semua orang, dan untuk mengampuni orang lain, untuk minta maaf bila kita salah kepada orang lain. It’s up to us. Kamulah yang pegang kendali atas responmu terhadap orang lain, situasi atau kejadian, atas keadaan di luar dirimu.

Orang lain boleh benci kamu, sebaliknya kamu mengasihi mereka. Orang lain tidak mau berdamai dengan kamu, sebaliknya kamu lebih dulu berusaha berdamai dengan mereka. Orang lain mau menjadikan kamu musuhnya, tapi kamu tidak. Kamu berusaha untuk berteman dengannya. Bisa? Pasti bisa! It’s up to you!

Hidup terlalu singkat hanya untuk dendam. Pilih bersabar, mencoba mengerti dan maafkan kesalahan orang lain
Disadur Dari Renungan Harian Remaja Teenz

 

IKAN BESAR

Maka atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. (Yunus 1:17)

Orang Ibrani mempunyai keyakinan bahwa “dunia orang mati” itu berada di bawah. Ya, jauh di kedalaman di bawah sana. Gelap; mengerikan; jauh dari hadirat Tuhan. Ketika Yunus dilempar ke dalam lautan yang sedang bergelora, pastilah ia merasa bahwa dirinya sedang dikirim ke “dunia orang mati” itu. Ternyata tidak! Seekor “ikan besar” menelannya atas perintah Tuhan!

Yunus berada di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam. Ia menyadari, ternyata di pusat lautan, ia masih hidup (ayat 3). Tuhan belum selesai berurusan dengannya. Yunus bukan saja dikejar-Nya dengan “badai besar” (lihat Yunus 1:12), melainkan juga ditangkap-Nya dengan “ikan besar”. Kini, ia layaknya seorang anak dalam genggaman erat tangan bapanya. Yunus sadar, jika “badai besar” dan “ikan besar” saja taat kepada Tuhan, bukankah sepatutnya ia mematuhi panggilan Tuhan? Ia teringat kepada Tuhan (ayat 7). Dan, dalam kesempatan hidup yang kedua itulah Yunus bertekad memenuhi nazarnya kepada Tuhan—dalam rasa syukur, Yunus berdoa kepada Tuhan (ayat 9). Perut ikan itu seolah malah menjadi sebuah ruang doa yang hening—bukan kuburan sepi baginya.

Apakah kita merasa tengah berada di “perut ikan besar” yang menelan kita setelah kesalahan besar yang kita lakukan pada masa lampau? Mungkin itu adalah kondisi sakit parah, ekonomi yang sedang jatuh, studi yang gagal, cinta yang kandas, atau bahkan jeruji penjara. Tuhan belum selesai dengan kita. Berpalinglah kepada-Nya dan berdoalah, dengan diiringi keyakinan bahwa kondisi kini—apa pun itu—justru dapat Dia pakai sebagai “perut ikan” yang akan mengembalikan kita kepada tujuan-Nya yang mulia.

SEKALIPUN RENCANA KITA GAGAL TERLAKSANA,
TUHAN TAK PERNAH GAGAL MEMENUHI RANCANGAN-NYA.

Disadur Dari Renungan Harian Edisi Mei 2012

KEKASIH YANG TERLUKA

Oleh karena ketika Aku memanggil, kamu tidak menjawab, ketika Aku berbicara, kamu tidak mendengar, tetapi kamu melakukan apa yang jahat di mata-Ku dan lebih menyukai apa yang tidak berkenan kepada-Ku. (Yesaya 65:12b)

Sebuah pepatah mengatakan: “Orang yang kita cintai memiliki potensi terbesar untuk menyakiti hati kita”. Jika yang tidak mengacuhkan kita adalah orang yang tidak kita kenal, tidak masalah. Namun, jika itu adalah orang yang paling kita kasihi, itu tentu sangat menyakitkan.

Tidak diindahkan oleh orang yang dikasihi dan dipilihnya. Demikianlah “curahan isi hati” Tuhan tentang bangsa Israel melalui nabi Yesaya. Tuhan laksana kekasih yang terluka; cintanya tidak disambut bangsa Israel. Saat Dia memanggil, Israel tidak menjawab; ketika Dia berbicara, Israel tidak mendengar (ayat 12b). Tuhan begitu mengasihi bangsa Israel, tetapi mereka mengabaikan Tuhan dan mengkhianati-Nya dengan melakukan apa yang jahat dan menyakiti hati-Nya (ayat 1-5). Itu sebabnya Tuhan akan menghukum mereka. Namun demikian, kasih Tuhan membuat-Nya tidak memusnahkan mereka seluruhnya (ayat 8-9). Tuhan bahkan menjanjikan pemulihan total; tidak akan ada lagi yang berbuat jahat dan berlaku busuk (lihat ayat 17-25). Betapa besar cinta Tuhan!

Sebagai umat Tuhan hari ini, bagaimana sikap kita dalam menanggapi Tuhan? Seberapa kita mengasihi Pribadi yang demikian mengasihi kita? Adakah kita menanggapi Dia setiap saat Dia memanggil dan berbicara kepada kita? Ataukah kita lebih sering seperti bangsa Israel yang memilih untuk bertindak sesuka hati ketimbang menyenangkan Tuhan? Setiap dosa yang kita lakukan adalah wujud pemberontakan kita kepada Tuhan dan itu membuat hati-Nya terluka. Ambillah pilihan terbaik: yang memuliakan dan menyenangkan hati-Nya.

SESUNGGUHNYA KITA TAK LAYAK, NAMUN BEGITU DIKASIHI TUHAN.
MARI TINGGALKAN DOSA DAN HIDUP MENYAMBUT CINTA-NYA.

Disadur Dari Renungan Harian Edisi Mei 2012

TUA…,SIAPA TAKUT ?!

Sampai masa tuamu. Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku mengendong kamu. (Yesaya 46:4)

Mira W., dokter dan penulis novel, memiliki kisah menarik tentang ibunya. “Ibu saya lahir pada 1913, bukan dari keluarga kristiani. Saat ini fisiknya masih sehat. Selain bahasa Indonesia, ia menguasai bahasa Inggris, Mandarin, dan Jawa. Pada 1934 ia menikah dengan ayah saya, seorang produser film dan anak pendeta. Ayah mertua yang tidak fasih berbahasa Indonesia kerap memintanya menerjemahkan khotbah. Pada 1942 ia kesulitan melahirkan di pengungsian, dan mertuanya mendampingi dan mendoakan. Anaknya kemudian lahir dengan selamat. Empat puluh hari sesudahnya, ia memberi diri dibaptis.”

“Melalui hidupnya yang bersahaja di tengah kesibukan mendampingi suami dan mengasuh anak, kami anak-anaknya belajar menjadi orang Kristen. Kini ibu sudah renta. Kadang-kadang ia mengalami halusinasi, meracau, dan kadang-kadang mendadak ia menyerukan nama Yesus. Ia kerap bergumam dalam bahasa Inggris, ‘Tuhan memberkati… Tuhan memberkati…’ Tatkala pendeta membisikkan sabda di telinga kirinya, ia mendesah, ‘Amin… Amin.’ Barangkali Tuhan Yesus berbisik kepadanya, ‘Jangan takut, sudah Kusediakan tempat bagimu.’”

Banyak orang ingin hidup sampai usia tua. Segala usaha dilakukan untuk mewujudkan keinginan tersebut. Tetapi, tidak sedikit pula yang takut menjadi tua. Mereka merasa ngeri menyaksikan tantangan hidup yang dihadapi para lansia.

Bacaan kita hari ini meneguhkan bahwa Tuhanlah pemilik hidup kita. Dia memelihara kita sampai putih rambut kita. Jadi, kenapa mesti takut menjadi tua?

JANGAN TAKUT MENJADI TUA SELAMA ALLAH BESERTA

Disadur Dari Renungan Harian

Belajar Dari Teladan Ester

Ester 7 : 1-7 ( Haman diadukan oleh Ester dan dihukum mati)

Pembicara : Pdt.Marthina J.Hawu-Muni,S.Th

Saat ini banyak sekali terjadi kekerasan yang dilakukan oleh kaum perempuan,khususnya para ibu.Bukan hanya melakukan kekerasan terhadap anak,tetapi juga tidak melakukan tindakan apa pun saat menyaksikan kekerasan yang terjadi didepan mata (karena ketakutan),baik dalam keluarga maupun diluar keluarga.Bahkan ada ibu yang setelah membunuh anak-anaknya,melakukan bunuh diri.Semua hal ini dapat kita dengar dan saksikan lewat media massa.Dari berita-berita atau informasi yang kita dapat tersebut,dapat ditarik kesimpulan bahwa perempuan adalah mahluk yang lemah,tidak berdaya,tidak tahan menghadapi tekanan,tidak memiliki nilai juang,dan sebagainya.Hal ini kemudian menjadi label,yang diberikan masyarakat umum,khususnya kaum laki-laki terhadap citra kaum perempuan.Bahkan lebih parahnya,perempuan sendiri juga menganggap dirinya sesuai label yang diberikan itu.Misalnya dalam hal kepemimpinan.Jika perempuan diberikan kesempatan untuk memimpin dalam suatu organisasi tertentu,tidak sedikit yang menolaknya dengan alasan laki-laki yang lebih cocok untuk menjadi seorang pemimpin.

Kita sebagai kaum perempuan harus belajar dari kekuatan dan keberanian yang dimiliki oleh ratu Ester.Kekuatan yang dimilikinya bukanlah melalui kekerasan,tetapi dengan kerendahan hati,kelemahlembutan dan ramah.Dalam mengahdapi masalah Haman,Ester tentu merasa marah,jengkel dan gelisah terhadap rencana-rencana jahat Haman bagi kaumnya,tetapi ia tidak hilang kendali.Beberapa hal yang dapat dipelajari dari Ester dalam semangat spiritualitas yang dimilikinya adalah :

1.Kepedulian dengan mengambil resiko demi menyelamatkan kaumnya.Ia tidak bersikap apatis dalam menghadapi persoalan yang ada.

2.Merendahkan diri dihadapan Tuhan dan bertindak dalam keyakinannya kepada Allah.

3.Adanya topangan psikologis dari Mordekhai.Ini menunjukkan bahwa sekuat apapun,dan setinggi apapun jabatan yang dimiliki oleh kaum perempuan,ia tetap membutuhkan topangan dari kaum laki-laki.Jangan merasa tinggi diri /tinggi hati jika sudah mampu dalam karir,pelayanan,rumahtangga,dan ekonomi.

Mari,selalu belajar dari teladan Ester ini.Amin.

Ibadah berlangsung di gereja Galed Kelapa Lima jam 15.00-18.00 wita.Peserta dari komisi kaum wanita Agape berjumlah 20 orang,juga mengisi liturgi lewat puji-pujian koor Agape dengan lagu berjudul Bunga Bakung.(Lihat Foto)

 

Belajar Dari Stefanus

Kisah Para Rasul 6 : 8-15

???????????????????????????????

Pembicara : Ev.Rocky Guinta,S.Th

Yesus memberikan banyak teladan,salah satunya adalah kasih.Stefanus yang merupakan salah satu murid Yesus memiliki dasar hidup/latar belakang :

-Penuh dengan iman dan Roh Kudus ( Kis 6 : 5)

-Penuh karunia dan kuasa (Kis 6 : 8 )

Sekalipun ia “komplit” sebagai seorang murid Yesus,tetapi dalam hidupnya ia sendiri mengalami cobaan yang sangat berat.Ada 3 pembelajaran yang dapat diambil dari Stefanus :

1.Difitnah tetapi tidak membalas (ayat 11)

2.Dihakimi tetapi tidak mundur ( ayat 12).Saat ini,orang Kristen juga sering mengalami penghakiman.Saat ini kita sebagai orang Krsiten harus percaya bahwa waktu Tuhan adalah waktu yang terbaik untuk kita.

3.Disiksa tetapi tetap mengampuni (Kis 7 : 59-60).

Belajarlah dari teladan yang ditinggalkan Yesus,dan murid Nya Stefanus.Amin.

 

Doa syafaat dipimpin oleh Ibu Anna,penutup oleh Ibu Yohana Layantara / MC : Ibu Theresia Andrianto /Pemusik : Sdri.Nikita,Ev.Foera/ Kesaksian hidup : Ibu Yohana,Ibu Paulin Siaga & Ibu Kisek / Kehadiran : L = 2 orang,P = 35 orang

HBD Aci Wanny,Tuhan Yesus memberkati…

??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ???????????????????????????????