header image
 

All posts in March, 2015

Maria dan Marta

Tuhan Mengajar

Lukas 10 : 38-42

Ketika Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan,mereka singgah disebuah kampung.Marta menerima Yesus dirumahnya.Dalam tradisi Yahudi,kaum pria Yahudi menjauhi percakapan dengan wanita,namun Yesus berani singgah dirumah Marta dan Maria karena bagi-Nya sesama manusia benar-benar tiap manusia termasuk perempuan.Sejak Tuhan Yesus tiba,Maria selalu duduk dekat Tuhan Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya.

Pada jaman itu ketika ada tamu,maka tanggungjawab seorang perempuan adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibtuhkan.Hal inilah yang dilakukan Marta saat Tuhan Yesus dan para murid singgah dirumahnya.Berbeda dengan Maria,ia menggunakan perjumpaanya dengan Tuhan Yesus sebagai kesempatan yang berharga untuk mendengarkan setiap perkataan dan pengajaran Tuhan Yesus.

Yesus memuji apa yang dilakukan Maria bahwa ia telah memilih bagian yang terbaik yang tidak akan diambil daripadanya,apalagi bila Maria menyimpannya sebagai sesuatu yang berharga.

 

Amin

 

Tempat : Ruang Sekolah Minggu GMIT Agape

Waktu : 7.30-10.30 wita

Nats Hafalan : Maleaki 3 : 10

Pembicara : Kak Rocky dan Kak Lili

MC : Kak Rika dan Kak Emi

Pemusik : Kak Rucita dan Tijani

Kolektor : Aldi Djara dan Kevin

Kehadiran : L /P : 40/45

Keterangan : Gabungan Perayaan Imlek

 

 

 

orang samaria yang baik hati

Tuhan Mau Kita Mengasihi Sesama

Lukas 10 : 25-37

Kisah ini diawali dengan percakapan antara Yesus dengan seorang ahli Taurat tentang bagaimana memperoleh hidup kekal.Bagi seorang ahli Taurat,syarat untuk memperoleh hidup yang kekal adalah mengasihi Allah dan sesama.Lalu ia bertanya kepada Tuhan Yesus tentang siapakah sesama manusia,karena dalam pemahamannya sesama adalah orang sebangsanya.Maka bangsa non-Yahudi bukanlah sesama mereka.Kemudian Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan untuk menjelaskan kepada ahli Taurat itu ,siapakah yang seharusnya disebut sesama.Tuhan Yesus menggunakan kisah orang Samaria yang menolong orang yang dirampok dan ditinggalkan begitu saja.

Melalui kisah orang Samaria,kita diingatkan bahwa sesama yang sesungguhnya,bukanlah yang sekedar ‘tahu tentang perintah mengasihi’,namun ‘yang berbuat dan bert ndak kasih secara nyata’.Sesama tidak didasarkan pada kesamaan etis,agama dan kebudayaan,melainkan pada hati yang tergerak untk menolong yang membutuhkan.Karena itu Yesus berkata “ Pergilah dan berbuatlah demikian”.Dengan kata lain,Yesus menyuruh ahli Taurat untuk tidak hanya pandai berteori,namun melakukannya secara nyata,menjadi sesama yang sesungguhnya .

Amin

Tempat                : Ruang sekolah minggu

Waktu                  : 7.30-10.30 wita

Pembicara          : Kak Nona,Ibu Sisca,Nikita,Kak Yanti,Kak Nyongki

MC                         : Kak Nyongki

Kolektor              : Solie

Kehadiran           : L / P : 67/75

Penginjilan         : Leon,Pedro,Alan,Ryan,Bryan,Hansen,Ceryl,Andi,Grant,Kevin,Aldi,Oswald

anak Yairus dibangkitkan

Tuhan Memberi Kehidupan

Lukas 8 :40-42,49-56

Cerita anak Yairus yang dibangkitkan menunjukkan bahwa kehidupan yang kita miliki adalah mujizat dari Allah.Allah berkuasa atas kehidupan yang kita miliki.Karena itu dalam segala perkara ,kita harus percaya dan bergantung pada Allah,tidak ada yang mustahil bagi Dia.Cara kita menghargai hidup bergantung dari kesadaran kita akan anugerah Allah.Jika kita tahu Allah juga memberi dan memelihara hidup kita,maka kita pun akan mengupayakan kehidupan dengan lebih baik.Kita belajar bersyukur untuk setiap tarikan nafas,untuk setiap suap makanan yang masuk kedalam mulut,untuk tetes air yang melewati rongga tenggorokan,dan untuk setiap detail kehiduan yang Tuhan beri.

Amin

 

Tempat                : Ruang sekolah minggu

Waktu                  : 7.30-10.30 wita

Pembicara          : Ibu Orpa,Nikita Siung,Kak Rika

MC                         : Bu Orpa,Nikita,Cintya,Kak Rika

Kolektor              : Owen,Indi,Cintya

Kehadiran           : L / P : 54/69

 

Yesus diurapi perempuan berdosa

Tuhan Mengampuni

Lukas 7 : 36-50

Pada saat Tuhan Yesus datang kerumah Simon,orang Farisi yang telah mengundang-Nya,seorang perempuan yang sudah terkenal sebagai orang berdosa,datang menghampiri Yesus.Sebelumnya,dia merasa segala sesuatu yang telah dilakukannya tidak termaafkan dan hanya menodai martabat kemanusiaannya.Dia merasa dirinya rendah dan tidak layak dikasihi.Tetapi ketika dia berjumpa dengan Tuhan Yesus,hidupnya diubahkan.Ia memiliki kesempatan utuk hidup baru dalam pertobatan.Perempuan ini datang kepada Tuhan Yesus,lalu membasahi kaki-Nya dengan airmatanya dan menyekanya dengan rambutnya.Kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.Apa yang dilakukan oleh perempuan ini adalah tanda pertobatan dan penyesalan yang mendalam.Tuhan Yesus bisa saja menghardik perempuan ini untuk tidak menyentuhnya karena akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang disekitarnya.Tetapi,Tuhan Yesus tidak melakukannya.Tuhan Yesus menghargai apa yang dilakukan perempuan itu.Karena itu Yesus berkata kepada perempuan itu,”Dosamu telah diampuni,Imanmu telah menyelamatkan engkau.”

Amin

Tempat                : Ruang sekolah minggu

Waktu                  : 7.30-10.30 wita

Pembicara          : Lenny Lay,Emi Lugito,Roland Sengge,Theresia Guinta

MC                         : Emi Lugito,Roland Sengge,Roland Kisek

Kolektor              : Mega & Dede Rotu

Kehadiran           : L / P : 40/56

index

Tuhan Berbelas Kasih

 Lukas 7 : 11-17

Peristiwa Tuhan Yesus membangkitkan anak muda di Nain adalah peristiwa yang hanya diceritakan dalam injil Lukas saja.Orang mati biasanya dikuburkan diluar kota,sebab biasanya pemakaman itu ada diluar wilyah kota.Pada saat rombongan pengantar jenazah berjalan,maka bertemulah mereka dengan banyak orang yang mengikuti Yesus yang hendak memasuki kota Nain.Ketika Tuhan Yesus melihat ibu janda dari anak laki-laki yang telah meninggal itu,maka tergeraklah hati Tuhan Yesus oleh belas kasihan kepadanya.Fokus perhatian Tuhan Yesus kemudian tertuju kepada ibu janda itu.Yang mati itu pemuda yang masih muda,yang punya masa depan yang panjang.Ia anak tunggal yang menjadi tumpuan harapan dan dapat menghidupi keluarga,dan ibunya kini sendirian tidak punya siapa-siapa lagi.

Yesus tidak hanya berbelas kasihan,namun Ia juga menunjukkan kuasa kasih-Nya.Maka Tuhan Yesus mendekati usungan jenazah itu,lalu menjamah pemuda itu.Dengan perkataan yang penuh kuasa,Tuhan Yesus menghidupkan anak muda itu.Perbuatan Yesus itu yang menjadi petunjuk bahwa sesunguhnya Mesias telah datang.Orang banyak menjadi takut ,karena Yesus bukan sekedar merupakan seorang nabi,sebab belum pernah mereka melihat ada orang mati dibangkitkan.

Peristiwa Yesus membangkitkan anak muda itu terjadi didekat pintu gerbang kota.Pada jaman itu,pintu gerbang kota adalah tempat yang biasanya digunakan oleh banyak orang sebagai tempat untuk membuat perjanjian dan berdiskusi .Karena peristiwa Tuhan Yesus membangkitkn anak muda itu terjadi didekat pintu gerbang kota,maka ada banyak saksi yang melihat peristiwa itu.Setelah mereka semua menyaksikan peristiwa itu,maka mereka pun ketakutan dan memuliakan Allah.

Amin

Tempat       : Ruang Sekolah Minggu GMIT Agape

Waktu         : 7.30-10.30 wita (terbagi menjadi kelas pagi dan siang)

Pembicara : Kak Rucita,Yanti,Nona dan Ibu Veri

Pemusik     : Ivana

Kolektor     : Gilbert,Kak Yanti,Aci Yenny dan Ceryl

MC                : Kak Yanti

Kehadiran : L/P : 37/52

 

Suatu hari seorang pelukis terkenal sedang menyelesaikan lukisan terbaiknya dan rencananya akan dipamerkan pada saat pernikahan Putri Diana. Ketika menyelesaikan lukisannya ia sangat senang dan terus memandangi lukisannya yang berukuran 2×8 m. Sambil memandangi, ia berjalan mundur dan ketika berjalan mundur ia tidak melihat ke belakang. Ia terus berjalan mundur dan di belakangnya adalah ujung dari gedung tersebut yang tinggi sekali dan tinggal satu langkah lagi dia bisa mengakhiri hidupnya.Seseorang melihat pemandangan tersebut dan bermaksud untuk berteriak memperingatkan pelukis tersebut, tapi tidak jadi karena dia khawatir si pelukis tersebut malah bisa jatuh ketika kaget mendengar teriakannya. Kemudian orang yang melihat pelukis tersebut mengambil kuas dan cat yang ada di depan lukisan tersebut lalu mencoret-coret lukisan tersebut sampai rusak. Tentu saja pelukis tersebut sangat marah dan berjalan maju hendak memukul orang tersebut. Tetapi beberapa orang yang ada disitu menghadang dan memperlihatkan posisi pelukis tadi yang nyaris jatuh.

Kadang-kadang kita telah melukiskan masa depan kita dengan sangat bagus dan memimpikan suatu hari indah yang kita idamkan. Tetapi kadangkala rencana itu tidak bisa terlaksana karena Tuhan punya maksud lain yang lebih baik. Kadang-kadang kita marah dan jengkel terhadap TUHAN atau juga terhadap orang lain. Tapi perlu kita ketahui TUHAN selalu menyediakan yang terbaik. Dia melihat segala apa yang tidak kita lihat.

Waspadalah,Bahaya Mengancam Anda..
Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati. (Yesaya 40:11).
Jika Anda tinggal di daerah pedesaan, mungkin Anda pernah mendengar tentang hewan ternak yang diganggu oleh hewan liar. Musang adalah salah satu contoh predator yang sering kali membunuh hewan ternak para petani. Musang dikenal licik dan buas, bahkan kandang yang telah dibuat para petani pun seringkali tidak dapat menghalangi mereka. Dalam kehidupan ini, tanpa sadar kehidupan kita juga terancam oleh pemangsa yang siap mencuri, merampok dan membunuh kehidupan spiritual kita. Yohanes 10:10a berkata, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;.” Pencuri itu adalah iblis yang berkeliling mencari kesempatan di mana kita lengah dan siap diterkamnya. Dia dapat menyelinap kapan saja saat kewaspadaan kita turun dan siap membinasakan kehidupan kita. Ancaman ini serius, namun sedikit dari kita yang menyadarinya. Jalan keluarnya untuk masalah ini sangat mudah, datanglah pada Yesus, Gembala Agung kita yang siap untuk membela dan melindungi kita dari bahaya. Yesus berkata, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;” (Yohanes 10:11). Pastikan Anda terhubung terus dengan Yesus. Jadilah seperti seekor domba yang mengenal suara gembalanya. Karena selama Anda berada di dekat dengan gembala itu, maka bahaya seperti apapun yang mengancam Anda dipastikan aman karena gada-Nya dan tongkat-Nya itu akan melindungi Anda.
TANPA YESUS, HIDUP ANDA DALAM BAHAYA. NAMUN DI DALAM YESUS, ANDA DIJAMIN AMAN HINGGA KEKEKALAN
Disadur dari Renungan Harian Kristen

Diatur Oleh Tuhan..
“Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya”. (Amsal 31:26).
Untuk mempersatukan dua manusia sebagai suami isteri, Allah telah mengatur bahwa haruslah ada ketaatan dan kasih dalam rumah tangga mereka. Dia tidak meminta suami atau isteri mencari kesalahan masing-masing. Dia tidak menetapkan suami-suami untuk menjadi instruktur isteri-isteri, atau isteri-isteri untuk menjadi guru suami mereka. Seorang suami tidak perlu mengubah isterinya, demikian juga halnya dengan isteri. Bagaimanapun sifat dan keadaan pasangan hidupmu, hendaklah kau mengharap hidup dengannya selamanya. Mereka masing-masing harus belajar menutup mata akan kekurangan masing-masing. Mereka harus belajar mencintai, bukan mencoba mencari kesalahan masing-masing. Sebagai orang Kristen kita harus belajar menyangkal diri. Menyangkal diri berarti melengkapi seorang terhadap yang lain. Keluarga butuh disiplin, berarti harus belajar mau menyisihkan pendapatnya sendiri dalam memberikan pertimbangan pasangan hidupnya. Pengajaran yang lemah lembut harus ada di lidah para isteri, baik terhadap anak-anaknya, maupun terhadap suami atau sesamanya. Demikian pula sebagai mempelai Kristus, harus taat dan hidup setia kepada mempelai laki-laki, yaitu Kristus Yesus, tanpa mempedulikan keadaan dan situasi kita. Kita harus mempersembahkan kehidupan kita seutuhnya kepada Kristus, dan tidak hidup separuh buat ilah-ilah lain. Kata Tuhan, “Berpegangkah pada perintahKu, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu” (Amsal 7:2)
ISTERI YANG CAKAP LEBIH BERHARGA DARI PADA PERMATA

Disadur dari Renungan Harian Kristen

 Mau Mengakui Kelemahan..

“Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”  2 Korintus 12:9b

Setiap manusia pasti memiliki kelemahan-kelemahan, entah disadari atau tidak.  Seringkali kita tidak mau mengakuinya dan merasa gengsi untuk mengatakan bahwa kita ini lemah.  Kita menganggap diri kita kuat:  “Aku sanggup melakukannya sendiri, aku tidak perlu orang lain.  Aku berhasil oleh karena usaha dan kerja kerasku, bukan karena siapa-siapa!”

Awal pertama ketika mendapat panggilan dari Tuhan, nabi Yesaya mengalami perkara yang luar biasa, di mana Tuhan menyatakan kemuliaan atasnya dan melalui para malaikatNya Tuhan memperdengarkan suaraNya.  Pada saat itulah Yesaya menyadari akan keberadaan dirinya di hadapan Tuhan:  seseorang yang najis, lemah dan tidak layak.  Lalu Tuhan berkata,  “…kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.”  (Yesaya 6:7).  Untuk mengalami pemulihan dari Tuhan, kita harus dapat melihat siapa kita ini di hadapan Tuhan dan mau mendengar suaraNya.  Banyak orang Kristen yang tidak peka akan suara Tuhan oleh karena mereka mengalami  ‘tuli rohani’.  Hal ini disebabkan karena perhatiannya yang lebih besar terhadap perkara-perkara duniawi, terfokus pada kekuatan dan kepintaran manusia.  Tuhan menghendaki setiap orang percaya mempunyai pendengaran yang peka terhadap suaraNya, karena dari mendengar suara Tuhan kita menyadari keberadaan kita dan langkah-langkah hidup kita akan terarah.  Dan ketika kita sudah berjalan bersama dengan Tuhan, Ia akan mengubah kegagalan kita menjadi keberhasilan.

Mari belajar mengakui kelemahan-kelemahan kita.  Terkadang masalah, pencobaan, kegagalan dan sebagainya dipakai Tuhan sebagai alat untuk membuat kita sadar akan keberadaan kita yang lemah dan terbatas ini sehingga kita belajar bergantung dan mengandalkan Dia.  Rasul Paulus diijinkan Tuhan mengalami ujian dan tantangan, bahkan harus menghadapi  ‘duri dalam daging’.  Tapi ia menyikapi setiap masalah yang ada dari sudut pandang yang berbeda.  Mungkin bila kita berada dalam kondisi seperti Paulus kita akan banyak mengeluh dan memberontak kepada Tuhan.  Tetapi rasul Paulus tidak bersikap demikian, ia justru mengakui kelemahannya dan menerima semua itu dengan senang dan rela, karena ia tahu justru dalam kelemahannya itu ia menjadi semakin kuat karena kuasa Tuhan dinyatakan atasnya.

Jangan sombong, belajarlah untuk mengakui kelemahan yang ada!

Disadur dari Renungan Air Hidup

Tidak Lagi Peka Akan Suara Tuhan..

“Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!”  1 Samuel 3:13

Imam Eli menjadi bapak rohani bagi Samuel muda di rumah Tuhan.  Adapun tugas Eli adalah membimbing Samuel dan mempersiapkan dia menjadi pelayan Tuhan.  Tapi situasi yang terjadi pada saat itu  “…firman Tuhan jarang;  penglihatan-penglihatan pun tidak sering.”  (ayat 1b).

Mengapa hal itu bisa terjadi?  Bukankah Tuhan senantiasa menyatakan Diri dan kehendakNya kepada umat pilihanNya?  Keadaan ini dapat saja disebabkan oleh karena perbuatan dosa yang dilakukan oleh anak-anak imam Eli, sementara imam Eli sendiri tidak tegas terhadap dosa anak-anaknya.  Alkitab menyatakan bahwa anak-anak Eli, yaitu Hofni dan Pinehas, hidup menyimpang dari firman Tuhan.  Mereka sangat memandang rendah korban untuk Tuhan.  Keduanya juga sering meminta paksa daging yang hendak dipersembahkan untuk korban bagi Tuhan seperti tertulis:  “Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan.”  (1 Samuel 2:16b).  Tidak hanya itu, mereka juga tidur dengan perempuan-perempuan di pintu kemah pertemuan.  Namun imam Eli tidak bertindak tegas terhadap anak-anaknya, ia memilih untuk tidak memarahi mereka.  Ini menunjukkan bahwa imam Eli lebih mengasihi anak-anaknya daripada mengasihi Tuhan.

Jadi, yang menjadi pertanyaan mengapa Tuhan tidak menyatakan kehendakNya bukan pada diri Allah, tetapi pada diri manusia itu sendiri.  Situasi ketika Tuhan  ‘berdiam diri’  nampaknya membuat imam Eli tidak lagi peka akan suara Tuhan, di mana ia tidak tahu lagi membedakan yang manakah suara Tuhan.  Imam Eli tidak lagi menyadari akan kehadiran Tuhan.  Ini terlihat jelas ketika Tuhan memanggil-manggil Samuel, imam Eli malah menyuruh Samuel untuk tidur.  Dan baru setelah Tuhan memanggil Samuel untuk ketiga kalinya,  “…mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggi anak itu.”  (1 Samuel 3:8c).  Waktu itu Samuel masih belum mengenal suara Tuhan, dalam arti belum memiliki pengalaman mendengar Tuhan berbicara kepadanya secara langsung.  Berbeda dengan imam Eli yang seharusnya lebih peka akan suara Tuhan.  Sayang, imam Eli telah kehilangan kepekaan akan suara Tuhan.

Akhirnya ketika Tuhan menyatakan bahwa Ia hendak menghukum keluarganya, imam Eli hanya bisa pasrah dan tidak membantah!

Disadur dari Renungan Air Hidup

« Older Entries     Newer Entries »