header image
 

All posts in March, 2015

Tawar Hati…

Mereka berangkat lalu naik keperahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Yohanes 21:3c.

Kita pasti pernah merasa kecewa dan pada akhirnya menjadi tawar hati, sebab kita mengharapkan sesuatu, namun kita tidak mendapatkan apa-apa, semua yang kita harapkan itu tidak terjadi dalam kehidupan kita. Mulailah kita kecewa yang akhirnya menjadi tawar hati. Saat itulah kita kembali kedalam kehidupan kita yang lama, dan ini akan semakin membuat kita terpuruk.

Pengalaman murid-murid Yesus mengajar kita perihal apa yang terjadi jika hati kita menjadi dingin. Mereka mencoba kembali kekehidupan yang lama sebagai seorang nelayan. Saat mereka kembali kekehidupan yang lama itu, mereka tidak mendapatkan apa-apa, sama halnya saat mereka sebelum dipanggil Tuhan Yesus. Mereka mencoba dengan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki untuk kembali menjadi nelayan. Namun ternyata mereka tidak mendapatkan apa-apa.

Saudaraku, apakah saat ini saudara sedang menderita kekecewaan bahkan sampai berhati dingin? kalau sudah mencapai tahap yang demikian , maka ingatlah bahwa ketika Tuhan Yesus mendatangi murid-muridNya yang sedang berhati dingin, Tuhan Yesus mulai mengingatkan mereka tentang perjumpaan mereka dengan Tuhan Yesus. Artinya, Tuhan Yesus mengingatkan kembali mengenai awal mula kasih saat perjumpaan pertama mereka dengan Tuhan. Begitu juga dengan kita saat ini, bila kita mulai berhati dingin, maka Tuhan Yesus menghendaki kita mengingat kembali bagaimana perjumpaan pertama kita dengan Nya. Dan bagaimana kita mengalami awal mula kasih dengan Tuhan Yesus, juga korban Tuhan Yesus dikayu salib untuk menebus kita dari dosa. Apakah kita sebagai Anak Allah, ahli warisNya, umat tebusanNya masih mau berkubang dalam kekecewaan kita, sehingga kita tidak mendapatkan sesuatupun? bukankah hal yang demikian merupakan kesia-siaan? Jadi kuatkan dan teguhkanlah hatimu, jangan tawar hati sebab Tuhan selalu menyertaimu.

 

Disadur dari Renungan Air Hidup

jadwal kegiatan paskah 2015

Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga di mana-mana pepohonan tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.

“Apa kabar daun hijau!!!” katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang.

“Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?” tanya daun hijau.

“Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah engkau membantuku sobat?” kata ulat kecil.

“Tentu … tentu … mendekatlah ke mari.”

Daun hijau berpikir, jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan belobang-lobang, tapi tak apalah.

Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana sini, namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar.

Tidak lama berselang ketika musim panas datang, daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu orang dan dibakar.

Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Toh akhirnya semua yang ada akan binasa. Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai “hati” bagi sesamanya.

Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong.

Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri. Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah..

Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang, namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memelihara kita.

Bagi “daun hijau”, berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.

Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik: kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan kerendahan hati.

Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban.

Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa dilakukan. Jangan lupa bahwa kita pernah menerima pengorbanan yang tiada taranya dari Yesus hingga kita bisa diselamatkan seperti sekarang ini.

Mazmur 103 : 15-17 Adapun manusia,hari-harinya seperti rumput,seperti bunga dipadang demikianlah ia berbunga;apabila angin melintasinya,maka tidaka ada lagi ia,dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.Tetapi kasih setia Tuhan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia,dan keadilan-Nya bagi anak cucu,..

 

 

jhon calvin

10 Juli 1509-27 Mei 1564

Tak bisa tidak, dia salah seorang tokoh utama dalam sejarah Eropa. Orang itu adalah John Calvin, teolog dan moralis Protestan. Pandangannya yang begitu beraneka ragam tentang masalah seperti teologi, pemerintahan, moral pribadi dan kebiasaan bekerja, lebih dari empat ratus tahun mempengaruhi tingkah laku dan perikehidupan jutaan orang.

John Calvin (nama aslinya: Jean Cauvin) lahir tahun 1509 di kota Noyon, Perancis. Dia peroleh pendidikan baik. Sesudah belajar di College de Montaigue di Paris, dia masuk Universitas Orleans belajar hukum. Dia pun belajar hukum di Bourges.

Calvin baru berumur delapan tahun tatkala Martin Luther menempelkan posternya. “Tesis” di pintu gereja Wittenberg yang membuahkan reformasi Protestan. Calvin dibesarkan sebagai orang Katolik, tetapi selaku orang muda dia ganti jadi pemeluk Protestan. Menghindari hukuman, dia segera pergi ke Paris tempat yang pernah dia tinggali, dan sesudah mengembara beberapa lama, dia menetap di Basel, Swiss. Di sana dia hidup dengan nama samaran dan terus memperdalam teologi. Di tahun 1536 tatkala umurnya mencapai dua puluh tujuh tahun diterbitkanlah bukunya yang terkenal Lembaga Agama Kristen. Buku ini yang menghimpun pokok-pokok kepercayaan Protestan dan menyuguhkan dalam bentuk yang sistematis dan mudah dicerna, membuatnya masyhur.

Kemudian di tahun 1536 dia mengunjungi Jenewa, tempat faham Protestan dengan cepat berkembang dan menjadi kuat. Dia minta tinggal di sana sebagai guru dan pemuka masyarakat Protestan. Tetapi, pertentangan segera timbul antara pihak penganut Calvin yang keras dan puritan dengan orang-orang Jenewa, dan di tahun 1538 dia dipaksa meninggalkan kota itu. Tetapi, di tahun 1541 dia diundang untuk datang lagi. Ini dilakukannya dan dia menjadi bukan semata pemuka agama di kota itu, melainkan sekaligus jadi pemuka politik yang efektif hingga ajalnya tahun 1564.

Dalam teori, Calvin tak pernah jadi diktator di Jenewa. Banyak penduduk punya hak pilih dan banyak kekuasaan politik formal dipegang oleh sebuah dewan yang terdiri dari dua puluh lima orang. Calvin bukanlah anggota dewan ini. Dia bisa dipindah tiap saat (dan memang terjadi dia diusir di tahun 1538) bilamana dia tidak disukai oleh mayoritas. Namun, dalam praktek dia menguasai kota. Dan sesudah tahun 1555 dia pada dasarnya merupakan seorang otokrat.

Di bawah kepemimpinan Calvin, Jenewa menjadi pusat Protestan yang menonjol di Eropa. Calvin dengan gigih mencoba mendorong kemajuan dan pertumbuhan Protestan di negeri-negeri lain, khusus di Perancis, dan ada sementara waktu Jenewa dijuluki “Romanya Protestant”. Hal pertama yang dilakukannya sekembalinya di Jenewa adalah menggariskan aturan-aturan gerejani untuk gereja pembaharuan di sana. Selama di Jenewa Calvin menulis banyak esai keagamaan yang berpengaruh. Esai-esai ini menjadi patokan buat gereja-gereja pembaharuan di Eropa, dan berbarengan dengan itu meneruskan memperbaiki dia punya buku Lembaga Agama Kristen. Dia juga memberi serangkaian ceramah-ceramah tentang teologi dan Injil.

Jenewanya Calvin merupakan kota yang agak puritan dan keras. Bukan cuma perzinahan dan hubungan bebas dianggap kejahatan berat, tetapi juga judi, mabuk dan dansa serta nyanyi lagu-lagu ngelantur semuanya terlarang dan bisa mengakibatkan jatuhnya hukuman berat. Kunjungan ke gereja pada jam-jam yang diatur oleh acara merupakan perintah hukum dan panjangnya khotbah sudah menjadi kebiasaan.

Calvin sangat mendorong ketekunan kerja. Dia juga mengobarkan semangat belajar. Dalam masa pemerintahannyalah Universitas Jenewa didirikan.

Calvin orang yang tidak kenal toleransi, dan siapa yang dianggap murtad, segera dapat kutukan dan hukuman di Jenewa. Korbannya yang terkenal (walau jumlahnya tidak banyak) adalah Michael Servetus, seorang dokter dan teolog yang tidak percaya doktrin Trinitas. Ketika Servetus datang di Jenewa, dia ditahan, diadili dengan tuduhan murtad, dan dijatuhi hukuman bakar hingga hangus jadi arang (1553). Juga, beberapa orang yang dituduh jadi tukang sihir menjalani nasib serupa di masa pemerintahannya.

Calvin meninggal dunia di Jenewa tahun 1564. Dia beristeri, tetapi sang isteri berpulang tahun 1549 dan anak satu-satunya mati begitu lahir.

Arti penting Calvin tidak terletak pada kegiatan langsung politiknya, melainkan pada ideologi yang disiarkannya. Ditekankannya pada kekuasaan dan makna penting Injil, dan seperti halnya Luther, menolak kebiasaan dan pentingnya gereja Katolik Roma. Dan seperti halnya Luther, St. Augustine dan St. Paul, Calvin berpegang pada pendapat bahwa semua manusia itu berdosa, dan penyelamatannya bukan lantaran bekerja dengan baik-baik melainkan semata-mata lewat kepercayaan. Yang paling mengesankan adalah pikiran Calvin tentang adanya takdir serta orang terkutuk. Menurut Calvin, Tuhan sudah ambil keputusan –tanpa pertimbangan kebajikan yang diperbuatnya–apabila seseorang itu terselamatkan atau terkutuk. Jika demikian halnya, buat apa seseorang mesti berbuat dan bermoral baik? Jawaban Calvin adalah “si terpilih” (orang-orang yang dipilih Tuhan menerima Nabi Isa karena itu menerima pembebasan dosa) sudah pula dipilih Tuhan untuk berbuat benar. Kita tidak selamat berhubung sudah berbuat benar. Kita tidak selamat berhubung sudah berbuat baik, tetapi kita berbuat baik karena Tuhan telah memilih kita untuk jadi selamat dari dosa. Walaupun doktrin itu tampaknya ganjil, tak diragukan lagi hal itu telah mengilhami para pengikut Calvin untuk hidup secara taat dan polos luar biasa.

Calvin sudah memberi sumbangan pengaruh besar kepada dunia. Doktrin teologinya akhirnya merebut pendukung lebih banyak ketimbang yang diperoleh Luther. Meskipun daerah Jerman bagian utara dan Skandinavia merupakan daerah kaum Lutheran yang berakar, tetapi Swiss dan negeri Belanda menjadi daerah Calvinis. Ada sebagian kecil penganut Calvin di Polandia, Hongaria dan Jerman. Kaum Presbytarian di Skotlandia adalah Calvinis, seperti halnya orang-orang Huguenot di Perancis dan kaum Puritan di Inggris. Pengaruh Puritan di Amerika, tentu saja, cukup kuat dan bertahan lama.

Jenewanya Calvin lebih mendekati sebuah kota teokrasi ketimbang demokrasi, namun kalau ditilik-tilik, pada akhirnya akan tampak jua bertambahnya gejala-gejala demokratis. Atau bisa juga akibat karena pengikut Calvin di banyak negeri itu minoritas, mereka pilih mendingan bersandar saja pada kekuatan penguasa daripada beraneh-aneh tingkah. Atau disebabkan lantaran faktor pengaruh tatanan keorganisasian gerejanya sendiri yang sedikit banyak memberi warna kepada sikap tindakan mereka menghadapi dunia luar. Tetapi, apa pun alasannya, basis kekuatan kaum Calvinis yang asli (Swiss, Negeri Belanda dan Inggris) menjadi basis kekuatan demokrasi pula.

Ada yang menuntut pengakuan bahwa doktrin Calvin merupakan faktor utama terbentuknya apa yang disebut “Etik kerja Protestan”, dan merupakan faktor utama pula tumbuhnya kapitalisme. Dalam hal ini agak sukar ditetapkan sampai seberapa jauh dan banyak kadar Calvinis yang memegang peranan. Belanda, misalnya, sudah punya penduduk yang berpembawaan rajin, jauh sebelum Calvin lahir ke dunia. Sebaliknya, tidak beralasan juga mengecilkan makna seruan Calvin agar pengikutnya bekerja keras. (Perlu agaknya dicatat, Calvin ada mengijinkan renten (riba), sesuatu yang dikutuk keras oleh moralis-moralis Kristen sebelumnya. Renten inilah salah satu faktor penting dalam pertumbuhan kapitalisme).

Pengaruh Calvin telah menurun khusus di Eropa dan Amerika Utara. Dan lebih jauh lagi, jelas sekali pengaruhnya dengan tajam menurun pada abad lalu. Dan dalam beberapa hal, kedudukan Calvinisme telah tergeser oleh tokoh-tokoh sebelumnya seperti Nabi Isa, St. Paul dan Luther.

Meskipun reformasi Protestan punya makna sebagai peristiwa sejarah, jelas pula bahwa Martin Luther adalah tokoh paling bertanggung jawab atas kebangkitan itu. Calvin sendiri hanyalah salah seorang dari sekian banyak tokoh Protestan berpengaruh lainnya yang muncul sesudah Luther. Karena itu jelaslah Calvin mesti ditempatkan dalam urutan jauh di bawah Luther. Di lain pihak, Calvin mesti ditempatkan di atas filosof-filosof seperti Voltaire dan Rousseau sebagian karena pengaruhnya berkembang dalam jangka waktu dua kali lamanya ketimbang pengaruh mereka, dan sebagian lagi karena ide-idenya merasuk dalam sekali ke kalbu para pengikutnya.

 

Disadur dari buku :

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat

 

Ketaatan Menghasilkan Kemenangan..

Yosua dipilih Allah menggantikan Musa untuk menggenapi rencanaNya yaitu membawa bangsa Israel ke tanah perjanjian. Tuhan berfirman kepada Yosua: “Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa” (Yosua 1:3).

Sungguh luar biasa Allah kita. Dia memberikan janji kepada Yosua yaitu kemenangan di setiap tempat yang diinjak oleh Yosua. Tuhan katakan kepada Yosua; “Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau” (Yosua 1:5). Wow, Yosua mendapatkan kemenangan karena Allah menyertainya. Sungguh luar biasa janji Allah kepada Yosua, yaitu Kemenangan dan Penyertaan seumur hidup.

Bagaimana cara kita mendapatkan kemenangan dan penyertaanNya? Pertama adalah Ketaatan. Tuhan berfirman kepada Yosua: “Kuatkan dan tegakkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan dan ke kiri, supaya engkau beruntung, kemanapun engkau pergi” (Yosua 1:7).

Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, bertindak hati-hati, jangan menyimpang ke kanan dan ke kiri, itu adalah sebuah perintah Tuhan kepada Yosua yang harus dia lakukan. Apa yang dilakukan oleh Yosua, yaitu dia taat kepada perintah Tuhan dan itu dapat kita lihat dimana Yosua berhasil membawa bangsa Israel ke tanah perjanjian. Yosua berhasil di dalam kehidupannya dan mendapat kemenangan seumur hidup, itu karena Yosua memiliki sikap yang taat kepada perintah Tuhan dan dia tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.

Kedua adalah Merenungkan Firman Tuhan. Tuhan berfirman kepada Yosua: “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” (Yosua 1:8). Kenapa Yosua di dalam hidupnya tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri? Karena dia selalu memperkatakan kitab Taurat dan merenungkannya siang dan malam. Hidupnya penuh dengan Firman Tuhan, hatinya penuh dengan Firman Tuhan, pikirannya penuh dengan Firman Tuhan.

Apakah kita sudah memiliki sikap taat kepada perintah Tuhan dan hati yang haus dan lapar akan Firman Tuhan? Kalau kita memiliki sikap dan hati tersebut, maka Kemenangan ada di tangan kita dan PenyertaanNya seumur hidup kita.

Disadur dari Renungan Harian Kristen

Menjadi Istri Yang Baik Didalam Kristus..

“Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.” Amsal 31:10

Tidak hanya suami yang harus bersikap baik didalam Kristus,tetapi isteri juga memegang peranan penting dalam keharmonisan rumah tangga.

Firman Tuhan mengatakan bahwa isteri yang cakap lebih berharga dibandingkan dengan permata. Permata merupakan logam yang sangat berharga, jauh lebih berharga dibandingkan dengan emas. Banyak sekali orang di dunia ini yang bangga jika mengenakan permata sebagai perhiasannya. Seorang isteri yang cakap di dalam Tuhan jauh melebihi permata yang ada di dunia ini.

Tentunya semua isteri ingin menjadi isteri yang seperti itu. Mari kita lihat beberapa hal di dalam Firman Tuhan yang dapat membantu kita sebagai isteri untuk dapat menjadi lebih baik lagi di hadapan Tuhan:

1. Tunduk Kepada Suami

Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.” Efesus 5:22,24

Alkitab tidak mengatakan: hai suami tunduklah kepada isterimu, tetapi justru sebaliknya. Merupakan suatu kewajiban bahwa isteri harus tunduk kepada suami.

Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.” Kolose 3:18

Jaman boleh berubah dengan meningkatnya status wanita menjadi setara dengan laki-laki di manapun dia berada. Sehingga wanita boleh menduduki posisi-posisi strategis baik di bidang bisnis, pekerjaan, pemerintahan dan lainnya.

Tetapi dalam posisinya di rumah tangga, harus tetap disadari bahwa suami memegang otoritas pemimpin dan kepala keluarga. Bagaimanapun posisi, status dan keadaan suami, isteri harus belajar tunduk kepada suaminya.

 2. Hidup Murni Di Hadapan Tuhan

Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.” 1 Petrus 3:1-2
Seorang isteri harus belajar untuk menjaga sikap dan tindakan mereka kepada suaminya. Ada sebagian suami yang memang belum dimenangkan di dalam Kristus. Bahkan mereka melakukan berbagai kejahatan di mata Tuhan.

Seorang isteri harus belajar bersabar dalam menghadapi hal ini. Dia harus tetap melakukan apa yang berkenan di hadapan Tuhan dan tetap mengasihi suaminya.

Sebagian besar suami yang bersikap tidak baik seperti ini tidak dapat diubahkan hanya dengan perkataan saja. Tetapi ketika suami melihat isterinya yang selalu bersikap sabar dan penuh kelembutan dalam menghadapi mereka, suatu saat sang suami akan luluh hatinya. Suami dapat dimenangkan hatinya melalui sikap dan tindakan isteri yang sabar dan taat kepada Tuhan.

3. Menjadi Penolong

TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Kejadian 2:18

Tuhan menempatkan wanita untuk menjadi penolong bagi laki-laki, bukan sebaliknya. Adalah suatu kebahagiaan bersama bagi suami dan isteri, jika suami mendapatkan kesuksesan dan ketenaran dalam pekerjaannya. Isteri sangat memegang peranan penting dalam perjalanan menuju kesuksesan tersebut.

Setiap doa, dorongan, penyertaan, kesetiaan dan kesabaran yang senantiasa diberikan kepada suaminya akan menjadi suatu pondasi yang kuat bagi suami untuk dapat meraih kesuksesan.

…dan isteri hendaklah menghormati suaminya.” Efesus 5:33b

Untuk itu apapun kondisi suami saat ini, entah sedang dalam keterpurukan ataupun dalam kejatuhan, biarlah isteri tetap dapat setia untuk mendampingi suaminya. Isteri tidak boleh mencemooh, menjelekkan atau bahkan meninggalkan suami, jika sedang dalam keadaan yang buruk.

Isteri harus ingat bahwa dalam keadaan susah maupun senang, dia harus senantiasa menjadi pendamping dan penolong bagi suaminya.
Biarlah isteri tetap dapat men-support suaminya jika sedang menjalani masalah dan keadaan yang tidak menyenangkan.

Dengan tetap bergandengan tangan, maka ada kekuatan yang akan menyertai rumah tangga kita untuk dapat menghadapi masalah yang ada. Sehingga pada akhirnya nanti suami dan isteri dapat meraih kemenangan secara bersama-sama di hadapan Tuhan. Haleluya!

.

“Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya.” Amsal 12:4

“Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.” Amsal 31:30

 

Disadur dari Renungan Kristen Pelita Hidup

Menjadi Suami Yang Baik Didalam Kristus..

“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.” Efesus 5:25

Menjadi seorang suami yang baik di dalam Kristus merupakan suatu keharusan bagi setiap laki-laki yang telah menikah. Karena suami adalah kepala dari isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat (Efesus 5:23).

Jadi kalau Firman Tuhan menyamakan suami seperti Kristus yang adalah kepala jemaat, maka tentunya seorang suami harus bersikap sama seperti Kristus kepada jemaatNya.

Jika hal ini tidak dipenuhi, maka sudah dapat dipastikan hubungan antara suami dan isteri akan ada kerenggangan bahkan keributan.
Hanya Kristus yang dapat menjadi penyelamat hubungan antara suami dan isteri. Dan hanya Kristus yang dapat memberi keharmonisan bagi hubungan suami dan isteri.

Kali ini kita akan melihat beberapa tanggung jawab yang harus dijalankan oleh seorang suami menurut Firman Tuhan:

1. Mengasihi Isteri Seperti Mengasihi Diri Sendiri

Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.” Efesus 5:28

Sebagian besar kaum laki-laki memiliki ego yang cukup tinggi atau bahkan sangat tinggi. Mereka cenderung untuk lebih mengutamakan dirinya sendiri dalam segala hal, bahkan juga di dalam keluarganya.

Firman Tuhan mengajarkan agar seorang suami dapat mengasihi isterinya sama seperti mengasihi dirinya sendiri. Apa yang diinginkan seorang suami bagi dirinya juga harus dia berikan seimbang kepada isterinya.

Tentunya hal ini bukan suatu hal yang mudah. Tetapi dengan meminta kasih Kristus, maka hal ini akan dapat dilakukan oleh seorang suami.

2. Jangan Berlaku Kasar

Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.” Kolose 3:19

Ketika masih berpacaran, tentunya akan sangat mudah untuk bersikap sopan dan lembut kepada pasangan. Hal ini disebabkan kita mau memberikan yang terbaik bagi pacar dan tidak mau terlihat buruk/negatif di hadapannya.

Tetapi ketika masuk ke dalam pernikahan, biasanya semua sikap aslinya akan keluar. Banyak pasangan suami-isteri yang kaget melihat pasangannya, yang sebelumnya merupakan orang yang paling lembut sedunia, ternyata merupakan orang yang paling kasar sedunia. Tentunya hal ini bertentangan dengan Firman Tuhan.

Seorang suami harus belajar menghargai isterinya. Tidak hanya pada awal pernikahan saja, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, seorang suami harus semakin lembut terhadap isterinya. Dia harus belajar mengerti perasaan isterinya. Dia harus belajar untuk bersikap lebih sabar terhadap isterinya. Dia harus belajar untuk mendengar suara isterinya.

Suami harus menghargai perkataan dari isterinya. Suami juga harus sabar jika isterinya melakukan kesalahan. Bersikap lembutlah terhadap isteri.

3. Hidup Bijaksana Dengan Isteri

Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” 1Petrus 3:7

Seorang suami dengan posisi, kedudukan, status, pengetahuan dan jabatan yang lebih tinggi tidak boleh meremehkan isterinya. Bagaimanapun keadaan isteri, tetap harus dihargai karena isteri merupakan pasangan yang telah Tuhan tetapkan. Jangan menganggap remeh isteri, jangan mengabaikan isteri dan jangan mencemooh isteri, agar doa seorang suami tidak terhalang.

Tuhan menginginkan kesatuan di dalam rumah tangga. Suami harus berperan aktif agar kesatuan itu dapat terjalin di dalam rumah tangganya. Dengan begitu berkat dari Tuhan akan mengalir seperti sungai yang tidak pernah kering.

Hiduplah bergandengan tangan dengan isteri, maka Tuhan akan mendengar doa sang suami.

Dan bagi isteri yang suaminya belum dapat bersikap sesuai dengan Firman Tuhan, tetaplah berdoa dan tetaplah kasihilah suamimu. Maka Tuhan akan mendengar dan melihat tindakanmu, sehingga Dia akan menjamah dan mengubahkan hati suamimu. Haleluya!

.“…Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!

Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!

Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN.

Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,

dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!” Mazmur 128:1-6

 

Disadur dari Renungan Kristiani Pelita Hidup

Suatu hari, seorang dosen Teologia memasuki sebuah kelas, meletakkan sebuah papan Target besar berbentuk lingkaran dan tak jauh dari sana diletakkan sebuah meja dengan banyak anak panah di atasnya, serta ada kertas dan perlengkapan untuk menggambar.

Saat itu, ia berkata kepada mahasiswa/i nya: “masing-masing ambillah selembar kertas dan alat gambar, lalu gambarlah wajah seseorang yang Anda tidak suka, orang yang selalu membuatmu marah.” Ada yang menggambar wajah temannya, ada juga seorang mahasiswa menggambar wajah ayahnya, ada pula wajah rektor dan dosen-dosen yang tidak mereka sukai. Masing-masing mahasiswa sudah menyelesaikan gambarnya.

Secara bergilir mereka mulai menyematkan hasil gambar mereka ke papan Target, lalu mereka mulai melemparkan anak-anak panah pada gambar tersebut. Beberapa mahasiswa menunjukkan kebencian sekaligus rasa puas ketika melemparkan anak panah pada orang yang dibencinya.

Tak berapa lama, sang dosen menyuruh mereka untuk kembali duduk karena waktunya sudah habis. Sang dosen menurunkan gambar dan juga papan Target dari tembok. Kini yang tampak adalah gambar YESUS yang ternyata berada dibalik papan Target.
Keheningan memenuhi kelas ketika setiap mahasiswa memandang gambar Yesus tersebut.

Gambar wajah dan mata-Nya penuh lubang, bahkan ada yang robek karena hujaman anak-anak panah tadi. Sang dosen hanya berkata singkat, “Apa yang kamu lakukan terhadap sesamamu, kamu telah melakukannya terhadap Yesus.”

Puluhan pasang mata mahasiswa menitikkan air mata. Mereka kini menyadari bahwa dengan membenci sesamanya, mereka telah melukai hati Yesus.

Yoh 14:15 berkata, “Jikalau kamu mengasihi AKU, kamu akan menuruti segala perintah-KU”. Kasih kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kasih kepada sesama, karena mengasihi sesama merupakan perintah Tuhan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa kita mengasihi Yesus, tetapi kita masih membenci sesama kita.

Jika saat ini kita menyimpan kebencian kepada seseorang, ingatlah bahwa target kebencian kita adalah Yesus karena apa yang kita lakukan terhadap sesama, kita telah melakukannya terhadap YESUS. Tuhan Yesus mengasihi kita semua. GBU.

Belajar Dari Anak Kecil..
Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (Lukas 18:16)
Karena beberapa alasan, anak-anak suka dengan tantangan. Mereka TIDAK TAKUT dengan KESULITAN, karena terkadang mereka tidak tahu apa arti “kesulitan”. Dengan pola pikir mereka yang sederhana, mereka tidak memperumit keadaan. Hal inilah yang perlu kita pelajari dari anak-anak, mereka memiliki kesederhanaan, bahkan dalam iman. Sebagai contoh, ketika seorang anak dijanjikan oleh ayahnya besok ia akan dibelikan sepeda, dia percaya begitu saja dengan sepenuh hati. Tidak ada keraguan sedikitpun dalam hatinya. Kepercayaan yang sama ini mereka terapkan dalam segala aspek hidup mereka. Sehari-hari mereka menikmati keriangan, bermain dan tertawa. Bahkan saat mereka menemukan hal yang harus dilakukan namun tidak mereka sukai, mereka akan menemukan cara menyenangkan untuk menyelesaikan tugas itu. Namun kita yang telah bertumbuh dewasa, seringkali kehilangan sukacita anak-anak itu. Kita dipusingkan dengan “kesulitan” karena kita menganggap semakin sulit suatu hal, maka semakin bernilai. Namun karenanya malah kita kehilangan kesederhanaan iman, sehingga kita sulit mempercayai Tuhan. Saat ini mari kita datang kepada Tuhan seperti anak kecil, dengan iman yang sederhana dan kepercayaan yang penuh bahwa dalam segala perkara Bapa Sorgawi pasti menyertai dan menolong kita. Setelah itu, jalanilah hari Anda dengan sukacita dan kreativitas. Sesulit apapun keadaan yang Anda hadapi, temukan cara menyenangkan untuk menyelesaikannya.
Jangan kehilangan SUKACITA hanya karena KESULITAN. Jadilah seperti anak kecil yang selalu menemukan cara menyenangkan dalam mengatasi MASALAH.

Disadur dari Renungan Harian Kristen

orang kusta

Tuhan Ingin Kita Berterima Kasih

Lukas 17 : 11-19

Dalam perjalanan menuju Yerusalem,Tuhan Yesus melewati daerah perbatasan antara Samaria dan Galilea.Ketika memasuki suatu desa,sepuluh orang kusta memohon untuk disembuhkan-Nya.Mereka berteriak dari kejauhan,sebab menurut hukum Yahudi,orang kusta tidak boleh tinggal berdekatan dengan penduduk lainnya.Segera Tuhan Yesus memerintahkan mereka pergi kepada imam-imam.Dalam aturan agama Yahudi setiap orang yang telah mengalami penyembuhan dari penyakit kusta,maka ia harus menunjukkannya kepada para imam sebelum diijinkan kembali masuk ketengah masyarakat.Jadi jika Tuhan Yesus memerintahkan kesepuluh orang kusta itu pergi kepada imam,Tuhan Yesus sesungguhnya mau melihat seberapa besar iman mereka kepada Tuhan Yesus yang mereka yakini mampu menyembuhkan dari kusta yang mereka derita.

Belum sampai kepada imam-imam,mereka telah sembuh.Mereka sembuh karena iman dan ketaatan mereka kepada Tuhan Yesus.Tetapi hanya satu orang yang menyadari bahwa kesembuhannya merupakan pekerjaan Allah dalam diri Yesus Kristus.Ia adalah seorang Samaria yang dianggap kafir.Ia mengucap syukur dan terimakasihnya kepada Tuhan Yesus yang telah menyembuhkannya.

Kembalinya satu orang Samaria yang telah disembuhkan membuat Yesus bertanya “Dimanakah yang sembilan orang kusta lainnya?” Mengapa mereka tidak kembali dan mengucap syukur atas kebaikan Tuhan? Lalu Yesus berkata kepada orang Samaria,’Imanmu telah menyelamatkan engkau”.Orang Samaria yang tahu brterimakasih itu tidak hanya mendapat anugerah kesembuhan,namun juga anugerah keselamatan,lebih dari sembilan orang lainnya.

Kita sebaiknya mengucap syukur ,sebagaiman yang dilakukan orang Samaria itu.Allah berkarya dalam segala sesuatu bagi kita.Semua itu datang bukan karena semata-mata pekerjaan kita sendiri,melainkan karen apekerjaan Allah juga.Oleh karena itu sudah sepatutnya kita mengucapkan terimakasih kepada-Nya.Bila kita hanya menerima anugerah Allah saja tanpa berterimakasih,kita telah menempatkan Allah sebagai mesin penyedia segala kebutuhan,bukannya sebagai Penguasa segala sesuatu yang patut kita muliakan.

Amin

Tempat : Ruang Sekolah Minggu GMIT Agape

Watu  : 7.30-10.30 wita

Pembicara : Kak Thres,Roland,Emi Lugito & Ibu Orpa Bire

MC : Kak Thres,Ibu Orpa dan Kak Cintya

Kehadiran : L/P : 40/64

« Older Entries     Newer Entries »