header image
 

All posts in March 11th, 2015

Tema : Kekudusan Dan Kasih Persaudaraan

Nats Pembimbing : 1 Petrus 1 : 13-25

Pembicara : Sdri.Martentje Pah

IMG_0803

Dalam hidup manusia didunia ini,kita merupakan manusia-manusia yang menjalani kehidupan sebagai pendatang/penumpang didunia yang fana ini.Untuk itu kita harus hidup sesuai kebenaran yang ditunjukkan oleh Yesus Kristus.Karena itu,kita dituntut untuk hidup kudus ditengah-tengah orang-orang yang tidak mengenal Allah.

Hidup kudus adalah hidup yang tidak bercacat dihadapan Allah.Kita dipilih dan ditempatkan ditengah-tengah dunia yang tidak mengenal Allah,untuk menjadi kudus.Hal ini menuntut kita agar setiap hari melalui proses pengudusan,yaitu pembaharuan diseluruh bidang kehidupan.Pembaharuan ini adalah untuk melawan dosa,hawa nafsu dan kedagingan kita.

Pengudusan juga berkaitan dengan pertobatan.Karena itu,perilaku kitalah yang menyatakan apakah kekudusan itu ada dalam diri kita atau tidak.Hidup sebagai orang Kristen juga berarti kita harus hidup dalam ketakutan (ayat 17).Maksudnya,adalah hidup sebagai orang Kristen yang bertanggungjawab.Kematian dan darah-Nya lah yang telah menguduskan kita untuk hidup dalam tanggungjawab itu.

Darah Kristus telah menebus kita,bukan sebagai budak lagi,melainkan sebagai pemenang,sebagai orang yang telah dimerdekakan (Efesus 1: 4).Keselamatan itu berlaku,bukan hanya untuk kita saja sebagai orang Kristen,tetapi berlaku untuk semua orang yang mau percaya kepada-Nya.Justru kita yang sudah percaya,dan menjadi orang Kristen harus mengerjakan keselamatan itu dengan tanggungjawab,dengan kasih.

Mengapa Yesus harus mati dikayu salib,lambang dari kehinaan itu?Karena salib adalah lambang/tanda pendamaian.Salib adalah bukti kasih Tuhan kepada kita.Kasih yang sejati.Ia menginginkan kita juga melakukan hal yang sama dengan sesama kita.

Adapun arti pengorbanan Tuhan Yesus bagi kita adalah :

  1. Agar kita hidup kudus karena Ia adalah kudus.
  2. Agar menjadikan teladan kasih Kristus didalam diri dan kehidupan kita.
  3. Tuhan mau kita hidup didalam Dia,dan Dia didalam kita.

Mari,maknailah pengorbanan Yesus Kristus bagi kita sekalian.Amin.

 

Tempat             : Lt.II Gedung GMIT Agape

Waktu               : 15.00-17.00 wita

Mc                     : Ibu Joice

Doa firman       : Sdri.Nuke dan Ev.Ellen Amalo,S.Pdk

Kesaksian         : Aci Tae

Kolektor            : Aci Sisca

Doa Berkat       : Ibu Pdt.Anthoneta Manobe,S.Th

Kehadiran         : 31 orang

 

 

 

 

 

 

 

Dalam kegelapan ini aku merenung… Mengapa aku harus ditaruh disini? Mengapa aku belum melihat mentari yang bersinar gagah itu? Mendengar kicauan burung yang merdu dan merasakan desiran lembut angin yang berhembus?

Bukankah teman-temanku memulai di garis yang sama? Kami ditanam pada hari yang sama.Tapi, lihatlah mereka….. begitu cepatnya mereka bertumbuh,keluar mendobrak kegelapan ini.

Apakah mereka terlalu kuat dan aku terlalu lemah? Atau apakah keberuntungan memihak mereka dan tidak padaku? Ataukah aku bukanlah sesuatu yang luar biasa seperti mereka? Mungkin aku cuma kebetulan?

Ok,aku akan matikan diriku dalam kegelapan ini. Toh aku juga tak pernah bertumbuh… aku lelah dalam kegelapan ini…..

Tapi… aku teringat dengan Sang Petani setia itu.Setiap hari Dia datang memupuk,menyiramiku.Walaupun Dia belum melihat aku bertumbuh, tapi sepertinya Dia begitu percaya aku masih hidup dan begitu yakin bahwa suatu hari akupun dapat mendobrak kegelapan ini.

Demi Petani itu…aku akan bertahan.Kalau aku tak dapat bertumbuh keatas, aku akan merambat ke bawah.Ya!! Aku akan menguatkan akar-akar kokohku sampai mencapai sumber mata air.Aku tidak akan mengecewakan Petani setia itu.

Sementara aku mengerjakan bagianku, tanpa aku sadari… hari itupun tiba.Aku dapat keluar mendobrak kerasnya tanah.Aku bertumbuh,bertumbuh,bertumbuh,dapat melihat mentari,mendengar kicauan burung,dan merasakan lembutnya belaian angin.

Bukan itu saja,aku menjadi begitu besar dan rindang sehingga burung-burung bersarang pada lengan-lengan kokohku.Buahku dapat dinikmati,bahkan orang-orang dapat berteduh dari teriknya mentari di bawah bayangan tubuh raksasaku.

Kini aku sadar… mengapa aku membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bertumbuh.Bukannya aku kurang spesial dibanding teman-temanku,tapi karena aku dipersiapkan untuk menjadi sesuatu yang besar,esuatu yang menjadi tujuan aku ada.

Jikalau pencobaan,ujian,tantangan,persoalan yang kau alami lebih hebat,lebih besar,itu karena panggilanmu lebih istimewa – YEREMIA 29:11

Tawar Hati…

Mereka berangkat lalu naik keperahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Yohanes 21:3c.

Kita pasti pernah merasa kecewa dan pada akhirnya menjadi tawar hati, sebab kita mengharapkan sesuatu, namun kita tidak mendapatkan apa-apa, semua yang kita harapkan itu tidak terjadi dalam kehidupan kita. Mulailah kita kecewa yang akhirnya menjadi tawar hati. Saat itulah kita kembali kedalam kehidupan kita yang lama, dan ini akan semakin membuat kita terpuruk.

Pengalaman murid-murid Yesus mengajar kita perihal apa yang terjadi jika hati kita menjadi dingin. Mereka mencoba kembali kekehidupan yang lama sebagai seorang nelayan. Saat mereka kembali kekehidupan yang lama itu, mereka tidak mendapatkan apa-apa, sama halnya saat mereka sebelum dipanggil Tuhan Yesus. Mereka mencoba dengan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki untuk kembali menjadi nelayan. Namun ternyata mereka tidak mendapatkan apa-apa.

Saudaraku, apakah saat ini saudara sedang menderita kekecewaan bahkan sampai berhati dingin? kalau sudah mencapai tahap yang demikian , maka ingatlah bahwa ketika Tuhan Yesus mendatangi murid-muridNya yang sedang berhati dingin, Tuhan Yesus mulai mengingatkan mereka tentang perjumpaan mereka dengan Tuhan Yesus. Artinya, Tuhan Yesus mengingatkan kembali mengenai awal mula kasih saat perjumpaan pertama mereka dengan Tuhan. Begitu juga dengan kita saat ini, bila kita mulai berhati dingin, maka Tuhan Yesus menghendaki kita mengingat kembali bagaimana perjumpaan pertama kita dengan Nya. Dan bagaimana kita mengalami awal mula kasih dengan Tuhan Yesus, juga korban Tuhan Yesus dikayu salib untuk menebus kita dari dosa. Apakah kita sebagai Anak Allah, ahli warisNya, umat tebusanNya masih mau berkubang dalam kekecewaan kita, sehingga kita tidak mendapatkan sesuatupun? bukankah hal yang demikian merupakan kesia-siaan? Jadi kuatkan dan teguhkanlah hatimu, jangan tawar hati sebab Tuhan selalu menyertaimu.

 

Disadur dari Renungan Air Hidup