header image
 

All posts in March 6th, 2015

Suatu hari, seorang dosen Teologia memasuki sebuah kelas, meletakkan sebuah papan Target besar berbentuk lingkaran dan tak jauh dari sana diletakkan sebuah meja dengan banyak anak panah di atasnya, serta ada kertas dan perlengkapan untuk menggambar.

Saat itu, ia berkata kepada mahasiswa/i nya: “masing-masing ambillah selembar kertas dan alat gambar, lalu gambarlah wajah seseorang yang Anda tidak suka, orang yang selalu membuatmu marah.” Ada yang menggambar wajah temannya, ada juga seorang mahasiswa menggambar wajah ayahnya, ada pula wajah rektor dan dosen-dosen yang tidak mereka sukai. Masing-masing mahasiswa sudah menyelesaikan gambarnya.

Secara bergilir mereka mulai menyematkan hasil gambar mereka ke papan Target, lalu mereka mulai melemparkan anak-anak panah pada gambar tersebut. Beberapa mahasiswa menunjukkan kebencian sekaligus rasa puas ketika melemparkan anak panah pada orang yang dibencinya.

Tak berapa lama, sang dosen menyuruh mereka untuk kembali duduk karena waktunya sudah habis. Sang dosen menurunkan gambar dan juga papan Target dari tembok. Kini yang tampak adalah gambar YESUS yang ternyata berada dibalik papan Target.
Keheningan memenuhi kelas ketika setiap mahasiswa memandang gambar Yesus tersebut.

Gambar wajah dan mata-Nya penuh lubang, bahkan ada yang robek karena hujaman anak-anak panah tadi. Sang dosen hanya berkata singkat, “Apa yang kamu lakukan terhadap sesamamu, kamu telah melakukannya terhadap Yesus.”

Puluhan pasang mata mahasiswa menitikkan air mata. Mereka kini menyadari bahwa dengan membenci sesamanya, mereka telah melukai hati Yesus.

Yoh 14:15 berkata, “Jikalau kamu mengasihi AKU, kamu akan menuruti segala perintah-KU”. Kasih kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kasih kepada sesama, karena mengasihi sesama merupakan perintah Tuhan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa kita mengasihi Yesus, tetapi kita masih membenci sesama kita.

Jika saat ini kita menyimpan kebencian kepada seseorang, ingatlah bahwa target kebencian kita adalah Yesus karena apa yang kita lakukan terhadap sesama, kita telah melakukannya terhadap YESUS. Tuhan Yesus mengasihi kita semua. GBU.

Belajar Dari Anak Kecil..
Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (Lukas 18:16)
Karena beberapa alasan, anak-anak suka dengan tantangan. Mereka TIDAK TAKUT dengan KESULITAN, karena terkadang mereka tidak tahu apa arti “kesulitan”. Dengan pola pikir mereka yang sederhana, mereka tidak memperumit keadaan. Hal inilah yang perlu kita pelajari dari anak-anak, mereka memiliki kesederhanaan, bahkan dalam iman. Sebagai contoh, ketika seorang anak dijanjikan oleh ayahnya besok ia akan dibelikan sepeda, dia percaya begitu saja dengan sepenuh hati. Tidak ada keraguan sedikitpun dalam hatinya. Kepercayaan yang sama ini mereka terapkan dalam segala aspek hidup mereka. Sehari-hari mereka menikmati keriangan, bermain dan tertawa. Bahkan saat mereka menemukan hal yang harus dilakukan namun tidak mereka sukai, mereka akan menemukan cara menyenangkan untuk menyelesaikan tugas itu. Namun kita yang telah bertumbuh dewasa, seringkali kehilangan sukacita anak-anak itu. Kita dipusingkan dengan “kesulitan” karena kita menganggap semakin sulit suatu hal, maka semakin bernilai. Namun karenanya malah kita kehilangan kesederhanaan iman, sehingga kita sulit mempercayai Tuhan. Saat ini mari kita datang kepada Tuhan seperti anak kecil, dengan iman yang sederhana dan kepercayaan yang penuh bahwa dalam segala perkara Bapa Sorgawi pasti menyertai dan menolong kita. Setelah itu, jalanilah hari Anda dengan sukacita dan kreativitas. Sesulit apapun keadaan yang Anda hadapi, temukan cara menyenangkan untuk menyelesaikannya.
Jangan kehilangan SUKACITA hanya karena KESULITAN. Jadilah seperti anak kecil yang selalu menemukan cara menyenangkan dalam mengatasi MASALAH.

Disadur dari Renungan Harian Kristen

orang kusta

Tuhan Ingin Kita Berterima Kasih

Lukas 17 : 11-19

Dalam perjalanan menuju Yerusalem,Tuhan Yesus melewati daerah perbatasan antara Samaria dan Galilea.Ketika memasuki suatu desa,sepuluh orang kusta memohon untuk disembuhkan-Nya.Mereka berteriak dari kejauhan,sebab menurut hukum Yahudi,orang kusta tidak boleh tinggal berdekatan dengan penduduk lainnya.Segera Tuhan Yesus memerintahkan mereka pergi kepada imam-imam.Dalam aturan agama Yahudi setiap orang yang telah mengalami penyembuhan dari penyakit kusta,maka ia harus menunjukkannya kepada para imam sebelum diijinkan kembali masuk ketengah masyarakat.Jadi jika Tuhan Yesus memerintahkan kesepuluh orang kusta itu pergi kepada imam,Tuhan Yesus sesungguhnya mau melihat seberapa besar iman mereka kepada Tuhan Yesus yang mereka yakini mampu menyembuhkan dari kusta yang mereka derita.

Belum sampai kepada imam-imam,mereka telah sembuh.Mereka sembuh karena iman dan ketaatan mereka kepada Tuhan Yesus.Tetapi hanya satu orang yang menyadari bahwa kesembuhannya merupakan pekerjaan Allah dalam diri Yesus Kristus.Ia adalah seorang Samaria yang dianggap kafir.Ia mengucap syukur dan terimakasihnya kepada Tuhan Yesus yang telah menyembuhkannya.

Kembalinya satu orang Samaria yang telah disembuhkan membuat Yesus bertanya “Dimanakah yang sembilan orang kusta lainnya?” Mengapa mereka tidak kembali dan mengucap syukur atas kebaikan Tuhan? Lalu Yesus berkata kepada orang Samaria,’Imanmu telah menyelamatkan engkau”.Orang Samaria yang tahu brterimakasih itu tidak hanya mendapat anugerah kesembuhan,namun juga anugerah keselamatan,lebih dari sembilan orang lainnya.

Kita sebaiknya mengucap syukur ,sebagaiman yang dilakukan orang Samaria itu.Allah berkarya dalam segala sesuatu bagi kita.Semua itu datang bukan karena semata-mata pekerjaan kita sendiri,melainkan karen apekerjaan Allah juga.Oleh karena itu sudah sepatutnya kita mengucapkan terimakasih kepada-Nya.Bila kita hanya menerima anugerah Allah saja tanpa berterimakasih,kita telah menempatkan Allah sebagai mesin penyedia segala kebutuhan,bukannya sebagai Penguasa segala sesuatu yang patut kita muliakan.

Amin

Tempat : Ruang Sekolah Minggu GMIT Agape

Watu  : 7.30-10.30 wita

Pembicara : Kak Thres,Roland,Emi Lugito & Ibu Orpa Bire

MC : Kak Thres,Ibu Orpa dan Kak Cintya

Kehadiran : L/P : 40/64

Maria dan Marta

Tuhan Mengajar

Lukas 10 : 38-42

Ketika Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan,mereka singgah disebuah kampung.Marta menerima Yesus dirumahnya.Dalam tradisi Yahudi,kaum pria Yahudi menjauhi percakapan dengan wanita,namun Yesus berani singgah dirumah Marta dan Maria karena bagi-Nya sesama manusia benar-benar tiap manusia termasuk perempuan.Sejak Tuhan Yesus tiba,Maria selalu duduk dekat Tuhan Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya.

Pada jaman itu ketika ada tamu,maka tanggungjawab seorang perempuan adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibtuhkan.Hal inilah yang dilakukan Marta saat Tuhan Yesus dan para murid singgah dirumahnya.Berbeda dengan Maria,ia menggunakan perjumpaanya dengan Tuhan Yesus sebagai kesempatan yang berharga untuk mendengarkan setiap perkataan dan pengajaran Tuhan Yesus.

Yesus memuji apa yang dilakukan Maria bahwa ia telah memilih bagian yang terbaik yang tidak akan diambil daripadanya,apalagi bila Maria menyimpannya sebagai sesuatu yang berharga.

 

Amin

 

Tempat : Ruang Sekolah Minggu GMIT Agape

Waktu : 7.30-10.30 wita

Nats Hafalan : Maleaki 3 : 10

Pembicara : Kak Rocky dan Kak Lili

MC : Kak Rika dan Kak Emi

Pemusik : Kak Rucita dan Tijani

Kolektor : Aldi Djara dan Kevin

Kehadiran : L /P : 40/45

Keterangan : Gabungan Perayaan Imlek

 

 

 

orang samaria yang baik hati

Tuhan Mau Kita Mengasihi Sesama

Lukas 10 : 25-37

Kisah ini diawali dengan percakapan antara Yesus dengan seorang ahli Taurat tentang bagaimana memperoleh hidup kekal.Bagi seorang ahli Taurat,syarat untuk memperoleh hidup yang kekal adalah mengasihi Allah dan sesama.Lalu ia bertanya kepada Tuhan Yesus tentang siapakah sesama manusia,karena dalam pemahamannya sesama adalah orang sebangsanya.Maka bangsa non-Yahudi bukanlah sesama mereka.Kemudian Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan untuk menjelaskan kepada ahli Taurat itu ,siapakah yang seharusnya disebut sesama.Tuhan Yesus menggunakan kisah orang Samaria yang menolong orang yang dirampok dan ditinggalkan begitu saja.

Melalui kisah orang Samaria,kita diingatkan bahwa sesama yang sesungguhnya,bukanlah yang sekedar ‘tahu tentang perintah mengasihi’,namun ‘yang berbuat dan bert ndak kasih secara nyata’.Sesama tidak didasarkan pada kesamaan etis,agama dan kebudayaan,melainkan pada hati yang tergerak untk menolong yang membutuhkan.Karena itu Yesus berkata “ Pergilah dan berbuatlah demikian”.Dengan kata lain,Yesus menyuruh ahli Taurat untuk tidak hanya pandai berteori,namun melakukannya secara nyata,menjadi sesama yang sesungguhnya .

Amin

Tempat                : Ruang sekolah minggu

Waktu                  : 7.30-10.30 wita

Pembicara          : Kak Nona,Ibu Sisca,Nikita,Kak Yanti,Kak Nyongki

MC                         : Kak Nyongki

Kolektor              : Solie

Kehadiran           : L / P : 67/75

Penginjilan         : Leon,Pedro,Alan,Ryan,Bryan,Hansen,Ceryl,Andi,Grant,Kevin,Aldi,Oswald

anak Yairus dibangkitkan

Tuhan Memberi Kehidupan

Lukas 8 :40-42,49-56

Cerita anak Yairus yang dibangkitkan menunjukkan bahwa kehidupan yang kita miliki adalah mujizat dari Allah.Allah berkuasa atas kehidupan yang kita miliki.Karena itu dalam segala perkara ,kita harus percaya dan bergantung pada Allah,tidak ada yang mustahil bagi Dia.Cara kita menghargai hidup bergantung dari kesadaran kita akan anugerah Allah.Jika kita tahu Allah juga memberi dan memelihara hidup kita,maka kita pun akan mengupayakan kehidupan dengan lebih baik.Kita belajar bersyukur untuk setiap tarikan nafas,untuk setiap suap makanan yang masuk kedalam mulut,untuk tetes air yang melewati rongga tenggorokan,dan untuk setiap detail kehiduan yang Tuhan beri.

Amin

 

Tempat                : Ruang sekolah minggu

Waktu                  : 7.30-10.30 wita

Pembicara          : Ibu Orpa,Nikita Siung,Kak Rika

MC                         : Bu Orpa,Nikita,Cintya,Kak Rika

Kolektor              : Owen,Indi,Cintya

Kehadiran           : L / P : 54/69

 

Yesus diurapi perempuan berdosa

Tuhan Mengampuni

Lukas 7 : 36-50

Pada saat Tuhan Yesus datang kerumah Simon,orang Farisi yang telah mengundang-Nya,seorang perempuan yang sudah terkenal sebagai orang berdosa,datang menghampiri Yesus.Sebelumnya,dia merasa segala sesuatu yang telah dilakukannya tidak termaafkan dan hanya menodai martabat kemanusiaannya.Dia merasa dirinya rendah dan tidak layak dikasihi.Tetapi ketika dia berjumpa dengan Tuhan Yesus,hidupnya diubahkan.Ia memiliki kesempatan utuk hidup baru dalam pertobatan.Perempuan ini datang kepada Tuhan Yesus,lalu membasahi kaki-Nya dengan airmatanya dan menyekanya dengan rambutnya.Kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.Apa yang dilakukan oleh perempuan ini adalah tanda pertobatan dan penyesalan yang mendalam.Tuhan Yesus bisa saja menghardik perempuan ini untuk tidak menyentuhnya karena akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang disekitarnya.Tetapi,Tuhan Yesus tidak melakukannya.Tuhan Yesus menghargai apa yang dilakukan perempuan itu.Karena itu Yesus berkata kepada perempuan itu,”Dosamu telah diampuni,Imanmu telah menyelamatkan engkau.”

Amin

Tempat                : Ruang sekolah minggu

Waktu                  : 7.30-10.30 wita

Pembicara          : Lenny Lay,Emi Lugito,Roland Sengge,Theresia Guinta

MC                         : Emi Lugito,Roland Sengge,Roland Kisek

Kolektor              : Mega & Dede Rotu

Kehadiran           : L / P : 40/56

index

Tuhan Berbelas Kasih

 Lukas 7 : 11-17

Peristiwa Tuhan Yesus membangkitkan anak muda di Nain adalah peristiwa yang hanya diceritakan dalam injil Lukas saja.Orang mati biasanya dikuburkan diluar kota,sebab biasanya pemakaman itu ada diluar wilyah kota.Pada saat rombongan pengantar jenazah berjalan,maka bertemulah mereka dengan banyak orang yang mengikuti Yesus yang hendak memasuki kota Nain.Ketika Tuhan Yesus melihat ibu janda dari anak laki-laki yang telah meninggal itu,maka tergeraklah hati Tuhan Yesus oleh belas kasihan kepadanya.Fokus perhatian Tuhan Yesus kemudian tertuju kepada ibu janda itu.Yang mati itu pemuda yang masih muda,yang punya masa depan yang panjang.Ia anak tunggal yang menjadi tumpuan harapan dan dapat menghidupi keluarga,dan ibunya kini sendirian tidak punya siapa-siapa lagi.

Yesus tidak hanya berbelas kasihan,namun Ia juga menunjukkan kuasa kasih-Nya.Maka Tuhan Yesus mendekati usungan jenazah itu,lalu menjamah pemuda itu.Dengan perkataan yang penuh kuasa,Tuhan Yesus menghidupkan anak muda itu.Perbuatan Yesus itu yang menjadi petunjuk bahwa sesunguhnya Mesias telah datang.Orang banyak menjadi takut ,karena Yesus bukan sekedar merupakan seorang nabi,sebab belum pernah mereka melihat ada orang mati dibangkitkan.

Peristiwa Yesus membangkitkan anak muda itu terjadi didekat pintu gerbang kota.Pada jaman itu,pintu gerbang kota adalah tempat yang biasanya digunakan oleh banyak orang sebagai tempat untuk membuat perjanjian dan berdiskusi .Karena peristiwa Tuhan Yesus membangkitkn anak muda itu terjadi didekat pintu gerbang kota,maka ada banyak saksi yang melihat peristiwa itu.Setelah mereka semua menyaksikan peristiwa itu,maka mereka pun ketakutan dan memuliakan Allah.

Amin

Tempat       : Ruang Sekolah Minggu GMIT Agape

Waktu         : 7.30-10.30 wita (terbagi menjadi kelas pagi dan siang)

Pembicara : Kak Rucita,Yanti,Nona dan Ibu Veri

Pemusik     : Ivana

Kolektor     : Gilbert,Kak Yanti,Aci Yenny dan Ceryl

MC                : Kak Yanti

Kehadiran : L/P : 37/52

 

Suatu hari seorang pelukis terkenal sedang menyelesaikan lukisan terbaiknya dan rencananya akan dipamerkan pada saat pernikahan Putri Diana. Ketika menyelesaikan lukisannya ia sangat senang dan terus memandangi lukisannya yang berukuran 2×8 m. Sambil memandangi, ia berjalan mundur dan ketika berjalan mundur ia tidak melihat ke belakang. Ia terus berjalan mundur dan di belakangnya adalah ujung dari gedung tersebut yang tinggi sekali dan tinggal satu langkah lagi dia bisa mengakhiri hidupnya.Seseorang melihat pemandangan tersebut dan bermaksud untuk berteriak memperingatkan pelukis tersebut, tapi tidak jadi karena dia khawatir si pelukis tersebut malah bisa jatuh ketika kaget mendengar teriakannya. Kemudian orang yang melihat pelukis tersebut mengambil kuas dan cat yang ada di depan lukisan tersebut lalu mencoret-coret lukisan tersebut sampai rusak. Tentu saja pelukis tersebut sangat marah dan berjalan maju hendak memukul orang tersebut. Tetapi beberapa orang yang ada disitu menghadang dan memperlihatkan posisi pelukis tadi yang nyaris jatuh.

Kadang-kadang kita telah melukiskan masa depan kita dengan sangat bagus dan memimpikan suatu hari indah yang kita idamkan. Tetapi kadangkala rencana itu tidak bisa terlaksana karena Tuhan punya maksud lain yang lebih baik. Kadang-kadang kita marah dan jengkel terhadap TUHAN atau juga terhadap orang lain. Tapi perlu kita ketahui TUHAN selalu menyediakan yang terbaik. Dia melihat segala apa yang tidak kita lihat.

Waspadalah,Bahaya Mengancam Anda..
Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati. (Yesaya 40:11).
Jika Anda tinggal di daerah pedesaan, mungkin Anda pernah mendengar tentang hewan ternak yang diganggu oleh hewan liar. Musang adalah salah satu contoh predator yang sering kali membunuh hewan ternak para petani. Musang dikenal licik dan buas, bahkan kandang yang telah dibuat para petani pun seringkali tidak dapat menghalangi mereka. Dalam kehidupan ini, tanpa sadar kehidupan kita juga terancam oleh pemangsa yang siap mencuri, merampok dan membunuh kehidupan spiritual kita. Yohanes 10:10a berkata, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;.” Pencuri itu adalah iblis yang berkeliling mencari kesempatan di mana kita lengah dan siap diterkamnya. Dia dapat menyelinap kapan saja saat kewaspadaan kita turun dan siap membinasakan kehidupan kita. Ancaman ini serius, namun sedikit dari kita yang menyadarinya. Jalan keluarnya untuk masalah ini sangat mudah, datanglah pada Yesus, Gembala Agung kita yang siap untuk membela dan melindungi kita dari bahaya. Yesus berkata, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;” (Yohanes 10:11). Pastikan Anda terhubung terus dengan Yesus. Jadilah seperti seekor domba yang mengenal suara gembalanya. Karena selama Anda berada di dekat dengan gembala itu, maka bahaya seperti apapun yang mengancam Anda dipastikan aman karena gada-Nya dan tongkat-Nya itu akan melindungi Anda.
TANPA YESUS, HIDUP ANDA DALAM BAHAYA. NAMUN DI DALAM YESUS, ANDA DIJAMIN AMAN HINGGA KEKEKALAN
Disadur dari Renungan Harian Kristen