Seorang anak berumur 3 tahun,selalu memegang kepalanya setiap kali bepergian dengan ayah dan ibunya menggunakan sepeda motor.Rupa-rupanya,ia takut kalau topi yang dipakai nya terbang terbawa angin.Bukan tanpa alasan ia merasa takut seperti ini,karena sudah beberapa kali topinya lepas dan terbawa angin.Walaupun pada akhirnya ia memakai topi yang melekat erat dikepalanya tanpa harus takut terbawa angin lagi,namun tetap saja setiap kali naik sepeda motor,otomatis ia memegangi topinya tersebut.Untuk menghilangkan rasa kuatirnya,sang ibu kemudian memegangi topi yang dipakai anaknya itu dari belakang,agar anaknya bisa tenang dan menikmati perjalanannya dengan gembira.
Seringkali kita pun seperti anak kecil tersebut.Merasa takut “topi” kita akan terbawa angin.Topi yang dimaksudkan disini adalah “topi-topi” kekayaan,pasangan,pekerjaan & jabatan,kecantikan fisik,dan sebagainya yang bersifat fana.Kita akhirnya selalu memegang erat semua hal-hal tersebut,dan lupa kalau Tuhan lah yang memberi dan menempatkan semuanya dalam hidup kita,dan sewaktu-waktu “angin badai dan masalah ” bisa saja datang membawa semuanya pergi.Begitu kuatirnya kita,sehingga kita tidak dapat menikmati sukacita dan kebahagiaan bersama orang-orang disekitar kita,baik keluarga,lingkungan sosial,bahkan dalamĀ lingkungan pelayanan kita.
Untuk apa kita kuatir,kalau kita tahu bahwa kita punya Allah yang dahsyat,yang mampu memberi lebih daripada apa yang kita butuhkan? Angin dan badai hidup akan selalu ada menerpa kita,namun tetaplah bersyukur dan bersukacita,sekalipun “topi” kita terbawa angin.Nikmatilah hidup yang Tuhan anugerahkan sesuai dengan cara dan panggilan-Nya dalam hidup kita masing-masing,dan biarkan “angin kehidupan” berhembus,karena Tuhan ada dan selalu menopang kita semua.Amin.