Renungan Minggu Pertama Oktober 2016

HIDUP MENGHASILKAN BUAH

(Yohanes 15:1-8)

Murid-murid sangat memahami sekali ketika Yesus mengatakan relasi mereka seperti pokok anggur dan ranting, yaitu relasi yang begitu dekat dan begitu dalam. Terlebih lagi ketika Yesus berkata “Tinggalah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.” Dalam bahasa aslinya yaitu Yunani, kata “tinggal” diucapkan sebagai sebuah perintah. Perintah ini bukan hanya dipenuhi untuk sekali perbuatan saja. Tetapi tinggal dalam bagian ini memiliki arti konstan/terus-menerus, yaitu dalam setiap momen seseorang memiliki keputusan untuk selalu tinggal di dalam Kristus. Hal ini bukan bersifat pasif, yang duduk dan tinggal saja. Tetapi kehidupan yang tinggal di dalam Kristus itu aktif melakukan banyak hal.

Yesus berkata, “kalau kamu tinggal di dalam Aku, maka kamu akan berbuah. Jika tidak tinggal di dalam Aku, maka kamu tidak akan berbuah.” Pernyataan ini sangat jelas menunjukkan bahwa tidak ada buah yang dapat dihasilkan jikalau seseorang tidak tinggal di dalam Kristus. Seperti tanaman anggur, jika rantingnya tidak melekat pada pokoknya, apakah dapat berbuah? Jawabannya adalah tidak. Keduanya harus menempel, melekat satu dengan yang lain, baru ranting itu akan berbuah. Adalah suatu hal yang aneh jikalau dikatakan ranting bisa berbuah sendiri tanpa perlu pokoknya, yaitu tidak tinggal pada pokoknya. Rasanya juga aneh jikalau orang percaya rindu untuk berbuah, tetapi hidupnya tidak tinggal di dalam Kristus. Oleh karena itu, ranting tidak akan bisa eksis sendirian, untuk menghasilkan buah butuh pokok anggur yang baik. Dapat dikatakan bahwa tugas utama dari ranting adalah untuk berbuah dan hanya berbuah. Demikan pula dengan orang percaya, tugas utama kita sebagai ranting adalah menghasilkan buah. Bagaimana dapat menghasilkan buah itu? Satu-satunya cara adalah dengan tinggal di dalam Kristus, melekat kepada Kristus saja.

Sebagai murid Kristus sejati, hidup yang berbuah menjadi suatu harga mati yang tidak dapat ditolak. Seorang pengkhotbah besar bernama Paul Washer berkata demikian, “Adalah sesuatu yang benar-benar tidak masuk akal untuk berkata bahwa kamu adalah seorang murid Yesus Kristus tetapi tidak menghasilkan buah dari Yesus Kristus.” Seorang murid Kristus sudah seharusnya hidup menghasilkan buah dan buah itu bisa dilihat, buah itu nyata di dalam diri seseorang. Sehingga buah yang dihasilkan membawa perubahan hidup di dalam diri orang tersebut dan dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Sampai pada berbuah, seseorang harus ingat untuk tetap tinggal di dalam Kristus saja. Tinggal dan berbuah. Apakah bisa berbuah tanpa tinggal? Tidak bisa, oleh karena itu “tinggal dan berbuah.”

Sebuah tanda yang nyata seseorang berbuah yaitu adanya kehidupan yang mau untuk diubah oleh Kristus. Kehidupan yang diubah ini menuju satu tujuan, yaitu keserupaan dengan Kristus. Kehidupan yang seperti ini seharusnya kita bangun dengan selalu “tinggal” di dalam Kristus.                                                                Ringkasan Khotbah: Sdr. Lucas Suryawan Hermanus

Comments

comments