Renungan Minggu Pertama Oktober 2015

KEPALA RUMAH TANGGA YANG BAIK

Abraham tidak lepas tangan terhadap masa depan anaknya. Di satu pihak, Abraham keberatan bila Ishak, anaknya, menikahi perempuan Kanaan. Sikap ini didasari oleh pertimbangan bahwa penduduk Kanaan memiliki tradisi keagamaan kafir yang bisa berpengaruh terhadap iman Ishak. Walaupun lingkungan keluarga Abraham juga terpengaruh oleh politeisme, namun setidaknya, Allah yang disembah Abraham tidak akan terasa asing bagi mereka (Kej 24:31,50,51). Di lain pihak, Abraham keberatan bila Ishak kembali ke lingkungan keluarga Abraham, karena Abraham menyadari bahwa Ishak adalah pewaris janji Allah dan bahwa Allah sudah menjanjikan tanah Kanaan sebagai milik pusaka Abraham dan keturunannya (Kej 12:7; 13:14-17; 15:18-21; 17:8). Apakah para orang tua Kristen masa kini juga memiliki kepedulian semacam ini terhadap anak-anak mereka?

Iman Abraham mempengaruhi hambanya. Pengaruh Abraham terlihat jelas ketika hamba Abraham tersebut bergumul untuk mencari kehendak Allah saat hendak mencari istri untuk Ishak. Perhatikanlah bahwa hamba Abraham tersebut berdoa kepada Allah Abraham (Kej 24:12,27,42,48). Perhatikan pula bahwa hamba Abraham tersebut meyakini bahwa tuannya itu menjadi kaya karena berkat Tuhan (Kej 24:35). Apakah keluarga Kristen masa kini juga bisa mempengaruhi keyakinan semua orang yang tinggal di rumah mereka?

Yosua 24:15b
“Tetapi aku dan seisi rumahku kami akan beribadah kepada TUHAN!”

Disadur dari Renungan Gema 2004

Comments

comments