Renungan Minggu Pertama November 2016

KASIH ITU PANJANG SABAR

( I Samuel 25: )

 

Jauh sebelum R.A Kartini memperjuangkan hal-hal perempuan,Alkitab telah lebih dalam membahas tentang sikap perempuan. Dalam pembacaan tadi berbicara mengenai sepasang suami istri yang memiliki karakter yang berbeda. Abigail bijaksana dan Nabal yang jahat dan kasar. Keluarga ini mengalami masalah yang besar, mengalami ancaman pembunuhan oleh Daud yang diabaikan karena sikap Nabal yang membuat Daud meradang dan hendak membinasakan keluarga Nabal dan semua yang ada padanya.

Dalam liturgi seperti ini Abigail mengambil tindakan, dan tindakan ini dilakukan semata-samata untuk menyelamatkan suami dan keluarganya. Abigail menyelesaikan masalah itu dengan sikap atau peran sebagai perempuan dengan laki-laki yang seringkali melawan pedang dengan pedang.

Mari kita lihat 3 hal yang dilakukan oleh Abigail ketika suami dalam masalah:

  1. Abigail tahu menggunakan waktu yang tepat, tindakan segera diambil ketika suaminya ada dalam situasi yang genting. Abigail tidak menunda-nunda waktu, Ia segera melakukan sesuatu untuk suaminya juga untuk banyak orang karena tindakan ini adalah tindakan baik.
  2. Demi suami yang tercinta, Abigail berani menghadap Daud, ia mempertaruhkan nyawa dan dirinya untuk keselamatan suami dan banyak orang.
  3. Abigail jujur dan rela berkorban. Abigail rela menanggung kesalahan suaminya, dan jujur mengakui kesalahan suaminya. Ia tidak menutup-nutupi siapa suaminya.

Apa yang telah dilakukan Abigail membuat Nabal marah, dan beberapa hari setelah itu ia mati. Perjuangan seorang perempuan melawan masalah, ada cara-cara yang bijak untuk menghadapi itu butuh kebijaksanaan dalam melakukannya. Berbicara mengenai peran istri dalam rumah tangga, bukan sekedar peran domestic ; jangan samakan peran dan kodrat. Kodrat adalah hal-hal yang tidak bisa digantikan contohnya, menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui, tetapi sebagai pekerjaan perempuan dan laki-laki dapat dikerjakan, karena istri adalah teman, sahabat, maka hargailah. Amin.

Khotbah: Pdt. Agnes  Ina,S.Th

 

Comments

comments