Renungan Minggu Pertama Maret 2017

HIDUP YANG MELEKAT PADA FIRMAN TUHAN

 

Bagaimana orang bisa melekat pada firman Tuhan, jika ia sendiri asing terhadap Firman Tuhan? Pembacaan firman Tuhan pada hari ini mengajarkan bagi kita bahwa akan ada masalah jika kita tidak melekat pada firman Tuhan. Jika jauh dari firman Tuhan atau tidak melekat pada firman Tuhan maka akan terjadi :

  1. Hati akan tertutup pada kebaikan; banyak tindakan jahat yang dilakukan.
  2. Membuat orang hidup dengan hawa nafsu.
  3. Selalu berpikir negatif; tentang sesama maupun tentang Tuhan.
  4. Cenderung akan berdusta/suka menipu.
  5. Cenderung egois/semua tentang dirinya
  6. Tidak adil kepada sesama; berbuat curang untuk mendapatkan keuntungan.
  7. Cenderung melanggar aturan dan tidak jujur.

Apabila hal-hal itu terjadi, memungkinkan orang untuk: Tidak  bahagia, cenderung tidak puas, tidak aman dalam hidupnya, kemungkinan besar hidup dalam kesia-siaan, kemungkinan besar tidak akan mengasihi sesama.

Sekarang kita dapat memahami betapa hebatnya pemazmur yang mengangkat sebuah pengakuan bahwa jikalau tidak melekat pada Tuhan maka yang akan terjadi seperti hal diatas.

Kita lihat dari firman Tuhan ini bahwa Allah mengikatkan diriNya dengan manusia disitu ada janji. Tetapi janji itu tidak berdiri sendiri, ada perintah dan aturan.

Diawal pembukaan firman Tuhan ini, saya ingin membagi beberapa kelompok orang. Yang pertama, berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela. Yang kedua, berbahagialah orang yang memegang taurat Tuhan. Ketiga, berbahagialah orang yang memegang perintah-perintahNya. Keempat, berbahagialah orang yang mencari Dia dengan segenap hati. Kelima, berbahagialah orang yang tidak melakukan kejahatan.

Hidup bahagia terukur dengan taurat dari hukum pertama hingga akhir. Oleh karena itu, taurat dijadikan sebagai bagian untuk terus berjaga-jaga. Dengan ciri yang demikian, sikap menjadi dewasa mencari Tuhan dengan segenap hati. Mengikut Tuhan itu mengikuti dengan segenap hati dan berjalan dalam jalanNya. Ketika Yesus berkata “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup”, menyatakan bahwa siapa yang ingin pergi ke sorga ia harus percaya terlebih dahulu kepada Yesus. Pemazmur menyadari bahwa kita perlu penyertaan Tuhan. Pemazmur ingin seperti pohon yang ada dialiran air. Tetapi ia sadar ia tidak mampu tanpa Tuhan. Dan ia ingin dikendalikan oleh rasa malu supaya setiap kali ia melakukan kesalahan ia merasa malu. Orang yang ada Roh Kudus ia malu melakukan kejahatan dan kesalahan.

Hanya orang percaya yang mampu menyimpan janji-janji Tuhan sehingga banyak ahli, banyak tokoh yang mengatakan bahwa ia percaya kepada janji Tuhan. Orang lain boleh berkata tidak mungkin tapi ada janji Tuhan bahwa Ia mampu untuk melakukannya. Bagaimana mengenal janji Tuhan kalau tidak pernah membaca firman alkitab? Bagaimana mengenal janji Tuhan kalau tidak melekat pada firman Tuhan, kalau kita sendiri tidak memberi waktu kepada Tuhan untuk berbicara melalui FirmanNya. Amin !

                                   Ringkasan Kotbah : Pdt. Yandi Manobe,S.Th

 

Comments

comments