Renungan Minggu Pertama Juni 2017

Damai Sejahtera

Yohanes 14 : 15-31

 

Dalam perjalanan bergereja,hari ini kita mengingat kembali pesan Yesus sebelum naik ke Surga.Yesus memang benar hidup,dan telah menampakkan diri.Atas kesadaran itu kita tahu bahwa Ia telah naik ke Surga namun tidak meninggalkan kita sendiri,namun Ia memberikan damai sejahtera kepada kita.

Kata damai sejahtera atau Irene (Yun) dan Syalom (Ibr),berarti damai kiranya menyertaimu.Damai ini bersifat utuh,menyangkut keharmonisan hubungan kita dengan Tuhan dan sesama.Demikian juga keutuhan hati dan perbuatan kita,kalau kita ada dalam persekutuan.Damai sejahtera yang kita rasakan haruslah juga dirasakan oleh sesama dalam persekutuan.Syalom Allah dimulai dari suasana penciptaan.Ketika Allah melihat semua ciptaan sungguh amat baik.Syalom itu yang Allah ingin kita rasakan.Setelah manusia jatuh kedalam dosa,syalom Allah terganggu dalam diri manusia.Manusia mulai tertipu oleh kelicikan iblis,mulai merasa tidak sejahtera,tidak nyaman.Allah berusaha memperbaiki hubungan itu,Allah ingin manusia merasakan syalom Allah yang utuh seperti awal penciptaan.Kita tidak punya andil sedikitpun dalam memperoleh keselamatan.

Terkadang kita ingin hidup dalam damai,tetapi orang-orang yang kita temui tidak mau berdamai,apa yang harus kita buat?Berdoalah bagi mereka.Setelah berdoa,bangunlah persekutuan yang seturut dengan kehendak Tuhan.Orang harus berkarakter Kristus;tema tahunan kita :”Satu Kasih,Satu Hati,Satu Tujuan,Dalam Kristus”.Tanpa Kristus dalam hubungan kita,semua kan sia-sia.

Ada dua hal penting dalam pengampunan yaitu : (1) Melepaskan pengampunan dan akar kepahitan dalam hati.Seringkali kita mengampuni dengan cara kita,bukan dengan cara Tuhan.Manusia sebenarnya tidak bisa,tetapi dalam penyangkalan diri sebagai murid Kristus  membuat kita dapat mengampuni orang lain. (2)Datangkan damai sejahtera,jangan bersungut-sungut.Kita suka mengomel dan menghilangkan damai sejahtera Allah.Kalau damai itu seperti terang,maka dimana kita berada,terang itu ada dalam hati kita,damai/terang itu tidak dicari-cari,tidak dibeli.Kita sudah dapat damai dari Tuhan,maka kita dapat menyatakan damai dan terang Allah dimana saja.Jadilah pembawa terang,agar mereka yang dalam kegelapan atau yang tersendat-sendat dapat dibawa kepada Tuhan karena damai Allah melampaui segala akal.Amin.

Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th

 

Comments

comments