”Hidup Yang Berkenan Bagi Raja”
( Yesaya 58 : 1-12 )
Lebih baik orang yang benar-benar jahat daripada pura-pura baik tapi jahat, sebab orang yang pura-pura baik itu kita sulit menebak dan itu menjkadi masalah.
Saudara ini hanya untukmenerangkan kepada kita bahwa kita jangan hidup dalam kepalsuan, lebih baik asli dari pada kepalsuan. Jadilah orang yang asli, dirumah asli, di gereja asli, dimana-mana pun tetap asli. Kemudian apa itu palsu? Menurut KBBI palsu adalah : 1. Tidak tulen/sah; 2. Tiruan; 3. Gadungan; 4. Curang/tidak jujur; 5. Sumbang.
Dalam konteks penulisan, kitab Yesaya dibagi menjadi 3 bagian :
1. Pasal 1-39 berbicara tentang kerajaan Yehuda yang di ancam oleh asyur.
2. Pasal 40-55 ditujukan pada orang-orang Yehuda yang dibuang ke pembuangan.
3. Pasal 56-66 ditujukan kepada mereka yang telah pulang dari pembungan.
Perhatian khusus diberikan kepada cara hidup mereka dalam keadilan juga dalam ibadah-ibadah mereka yaitu mempersembahkan persembahan mereka. Dalam pembacaan saat ini adalah seruan yang sangat kuat bagi kaum Yehuda, yang memiliki dosa dan ini harus disampaikan dan dinyatakan oleh utusan Tuhan kepada mereka. Hamba Tuhan yang setia adalah yang memberitahukan apa dosa jemaat. Oleh karena itu setiap orang yang dating kepada Tuhan harus dating dengan kerendahan hati, menaati perintah-perintahNya, dan menjangkau orang-orang yang susah hidupnya. Tidak cuckup beribadah saja, karena ibadah yang sejati adalah perilaku kita. Ayat 3 dan 4 menekankan tentang puasa, puasa bukan soal makan dan minum saja, puasa berkaitan dengan kita mampu menahan nafsu kita, puasa bukan untuk merubah Tuhan namun puasa harus merubah kita. Ada pengaharapan dan pertolongan Tuhan bagi kita, bagi setiap orang yang mau melakukan ibadah yang sejati, karena ibadah sejati lebih dari kebaktian dan pujian rohani.
Berkaitan dengan tema kita hari ini yaitu hidup yang berkenan bagi Raja, yaitu :
1. Jangan munafik, apa itu munafik?
a. Pura-pura percaya; melakukan segala seuatu tidak dari hati kita.;
b. Selalu mengatakan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatan.;
c. Bermuka dua.
2. Harus sopan. Cara kita berjumpa dengan Tuhan yang adalah Raja harus sopan. Bukan hanya dengan Tuhan tetapi juga dengan sesama manusia.
3. Penuh hormat kepada Tuhan tetapi juga kepada manusia.
4. Harus bersikap adil kepada sesama.
5. Harus ada kepedulian dan kepekaan.
6. Hidup dalam moralitas yang baik, yang kemudian muncul dalam motivasi-motivasi kita.
Saudara, hidup bagi raja hanya ada satu rumus yaitu merendahkan diri dan mengikuti kehendak Raja. Tunduk dan mendengar apa yang sebenarnya mau disampaikan kepada kita. Pesan bagi kita di akhir renungan ini, baca dalam Yesaya 1:16 pulang dan lakukanlah sekarang. Amin
Ringkasan Kotbah Pdt. Yandi Manobe, S.Th