Renungan Minggu Pertama Agustus 2015

PERUBAHAN DIRI ADALAH HARTA ABADI

Kita telah belajar bahwa setiap orang percaya harus mengalami pertumbuhan dalam pembaharuan pikiran. Jika orang percaya terus menerus berjuang untuk mengalami pertumbuhan dalam pembaharuan pikiran maka akan berdampak kepada perubahan diri. Jadi perubahan diri akan menjadi harta abadi bagi kehidupan setiap orang percaya.

Sebagai orang percaya kita perlu menyadari bahwa, waktu hidup di dunia ini akan menjadi sangat berharga dan hidup ini akan menjadi indah, kalau kita mau menyadari dengan sungguh-sungguh dan menerima kenyataan bahwa hidup di dunia ini hanya sebuah persiapan untuk masuk dalam kehidupan yang sesungguhnya yaitu kehidupan saat kita berada dibalik kematian, dimana kehidupan yang sesungguhnya itu ada pada langit baru dan bumi baru.

Orang percaya yang menyadari akan hal ini, akan sadar benar bahwa bila ia hidup hari ini, maka hidupnya akan diarahkan hanya untuk mengumpulkan harta abadi atau harta kekal yang tidak dapat binasa. Dan satu-satunya harta abadi yang bisa kita kumpulkan saat kita masih hidup di dunia ini adalah perubahan diri dari manusia berdosa menjadi pribadi yang berkodrat ilahi, atau dengan kalimat lain dapat dibahasakan mengambil bagian dalam kekudusan Allah.

Firman Tuhan katakan di dalam II Petrus 1:3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. 1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.

Jadi orang percaya harus menyadari bahwa, kita telah dianugerahkan oleh Tuhan segala sesuatu yang berguna, bukan untuk mengejar harta dunia saat ini yang bisa dinikmati, tetapi apa yang yang dianugerahkan Tuhan itu supaya memampukan kita untuk hidup saleh, untuk hidup benar, untuk hidup kudus dihadapan-Nya, didalam pengenalan akan Allah.

Tentu hal ini butuh proses jadi bukan sesuatu yang instan dan prosesnya harus terus mengalir seiring dengan perjalanan waktu, sepanjang kita masih hidup di dunia ini.

Orang percaya yang bisa memiliki pola pikir seperti ini, akan selalu merasa bahwa setiap hari waktu hidupnya menjadi begitu berhaga, setiap detik, setiap menit, setiap jam dalam hari-hari hidup yang ia jalani. Kesadaran ini juga akan membuatnya terus berusaha untuk menghindari penggunaan waktu hidupnya menjadi sia-sia, bahkan ia akan berani menjauhkan diri dari teman-temannya yang memiliki cara hidup yang fasik, artinya orang-orang yang tidak takut akan Tuhan dan tidak menghormati Tuhan.

Orang percaya yang memiliki prinsip hidup ini akan sadar benar bahwa mengenal kebenaran Allah merupakan hal yang sangat berharga, dan lebih berharga dari apapun yang ada didunia ini, bahkan lebih berharga dari nyawanya sendiri.

Kalau sudah seperti ini maka fokus hidupnya sudah tidak lagi kepada apa yang bisa ia nikmati saat masih hidup di dunia ini, tetapi fokus hidupnya akan diarahkan hanya kepada Allah dan KerajaanNya, yaitu Langit Baru dan Bumi Baru.

Orang-orang percaya seperti ini sudah tidak lagi menjadi orang-orang yang egois, yang hidupnya hanya mau menang sendiri, dan tidak mau perduli dengan orang lain. Orang-orang seperti ini akan selalu berpikir bahwa apapun yang dilakukannya, ia mau supaya semuanya itu berkenan kepada Allah, bahkan ia akan berusaha untuk mempengaruhi orang lain supaya orang lainpun bisa melakukan hal yang sama.

Usaha untuk mempengaruhi orang lain supaya bisa hidup berkenan kepada Allah, adalah merupakan Real Ministry, atau pelayanan yang sesungguhnya, dan itulah yang Allah Bapa kehendaki, dimana hidup kita bisa menjadi berdampak, karena pelayanan yang sesungguhnya itu adalah, usaha untuk mewujudkan proses dikembalikannya manusia kepada rancangan Allah semula atau tujuan awal manusia diciptakan.

Kalau ada yang berpikir, “kan kita ini masih hidup di dunia?” ya, justru saat kita masih hidup di dunia inilah merupakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita sebagai orang percaya untuk merubah diri, mengalami pembaharuan pikiran, serta berjuang untuk bertumbuh didalam pengenalan akan Allah dengan benar supaya setiap detik, setiap menit, setiap jam, seluruh kehidupan kita bisa ditemukan Tuhan berkenan dihadapan-Nya.

Jadi kita tidak lagi sibuk hari-hari hanya untuk menyia-nyiakan waktu hidup kita dengan melakukan segala hal yang tidak memiliki nilai kekal, segala sesuatu yang tidak berdampak kekal.

Itulah kenapa firman Tuhan katakan di dalam Matius 6:19 “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. 6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. 6:21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

Jadi kita harus menyadari bahwa kalau kita masih mau mengumpulkan harta dibumi, itu artinya kita sedang menyia-nyiakan segala sesuatu yang baik, yang sudah Tuhan anugerahkan kepada kita supaya kita bisa hidup saleh, dan tinggal didalam kekudusan-Nya.

Orang yang masih berusaha untuk mengumpulkan harta di bumi sama dengan orang bodoh yang hanya hidup seperti orang yang sedang menjaring angin, yang pada akhirnya semua yang dikerjakannya akan menjadi sia-sia. Lebih tragis lagi hidup orang-orang seperti ini sesungguhnya sedang diarahkan oleh keinginannya, oleh hawa nafsunya, meluncur dengan bebas kedalam kebinasaan kekal.

Jadi kalau ada yang masih mau berkata “kita kan masih hidup didunia, masa hidup harus seekstrim itu?”. Firman Tuhan katakan didalam Pengkhotbah 6:9 Lebih baik melihat saja dari pada menuruti nafsu. Ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

Oleh sebab itu seharusnya bagi orang percaya apa yang sedang dikejar oleh orang-orang dunia, anggaplah sebagai sebuah tontonan saja, dan tidak perlu kita ikuti, tetapi menontonpun apa yang sedang mereka lakukan menjadi kesia-siaan, karena kita hanya membuang waktu hidup kita yang berharga dengan percuma.

Akan menjadi berbeda dengan orang percaya yang menyadari bahwa masa hidupnya di dunia ini selama 70 – 80 tahun adalah kesempatan untuk merubah diri menjadi pribadi yang berkenan kepada Allah, walaupun dalam proses perubahan diri menjadi pribadi yang berkenan kepada Allah itu, ada tantangan, persoalan, masalah hidup yang terus dihadapinya, tetapi ia akan tetap setia karena ia sadar sungguh bahwa ia sedang mengerjakan hal yang paling berhaga yaitu mengumpulkan baginya harta kekal di sorga.

Fokus hidup orang-orang seperti ini setiap saat hanya tertuju kepada perubahan diri serta matanya akan terus memandang kepada langit baru dan bumi baru, yaitu Kerajaan Sorga.

Jadi ingat jangan lagi menyia-nyiakan waktu hidup ini, tetapi berusahalah untuk terus mengalami perubahan diri seperti yang Allah kehendaki, sebab perubahan diri itu adalah harta abadi, apabila suatu saat nanti kita kembali kepada Allah kita akan menikmati harta abadi tersebut yang sudah kita kumpulkan selama kita masih hidup di dunia ini.

Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

 

Disadur Dari Renungan Kristen Hari Ini

Comments

comments