“Hargailah Aku”
(Wahyu 3:14-22)
Kekerasan terhadap anak semakin hari semakin meningkat. Kurangnya kesadaran bahwa anak adalah anugerah yang Tuhan beri, dan anugerah itu tidak dapat terbayarkan oleh apapun & berapapun besarnya uang dan harta kita. Kasus demi kasus mulai terkuak karena ada banyak mata, hati dan telinga yang mulai peka terhadap kasus kekerasan fisik maupun psikis terhadap anak kandung/anak tiri maupun anak angkat.
Gereja Tuhan memiliki peran yang sangat penting; tidak boleh masa bodoh atau acuh tak acuh terhadap kasus-kasus ini. Gereja bukan hanya sekedar atau sebatas pada pemberitaan lewat mimbar gereja, tetapi aksi nyata mesti dilakukan. Siapa gereja? Gereja ialah kita semua umat Kristen, bukan organisasi saja, tetapi semua jemaat yang adalah Gereja yang hidup itu mesti menjadi agen perdamaian bagi sekeliling kita. Kepekaan terhadap kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan mesti dimulai dari sekarang. Uang mungkin sedikit membantu, namun perhatian dan cinta kasih Tuhan lebih berharga bagi mereka.
Orang tua harus menjadi orang tua yang baik bagi anak-anaknya, menjadi contoh dan teladan. Beberapa hal yang mesti di lakukan orang tua:
- Percaya kepada anak: memberikan kepercayaan kepada anak dalan menjalankan dan melakukan sesuatu itu penting. Hal ini melatih anak belajar bertanggung jawab sejak masih kecil. Bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dan bertanggung jawab terhadap orang tua.
- Penghargaan terhadap anak: anak harus dihargai, kecil maupun besar, apapun keadaannya orang tua harus bisa menghargai anaknya. Anak yang tidak biasa dihargai akan sering melakukan masalah agar diperhatikan baik oleh orang tua maupun orang lain.
Anak bukan manusia kelas dua, anak bukanlah tempat kita melampiaskan amarah dan geram kita. Mereka harus dilindungi, dihargai dan dikasihi, karena mereka adalah anugerah yang Tuhan titipkan pada kita. Amin
Pdt. Rony Runtu, S.Th