Renungan Minggu Kelima Oktober 2017

“KELUARGA YANG BERIMAN”

Yohanes 12:1-8

Iman adalah kepercayaan atau keyakinan. Tidak ada hidup tanpa kepercayaan dan keyakinan. Sebuah rumah tangga, badan usaha atau perusahaan, kalau tidak percaya satu sama lain didalamnya maka tidak akan berjalan dengan baik. Matius 17:20, iman sebesar biji sesawi saja dapat memindahkan gunung. Tanpa iman, tidak akan ada, semua pasif, karena semua tidak saling mempercayaai, kalau ada iman yang kecil sekalipun, di situ ada semangat, ada kepercayaan. Ibrani 11:18, Iman adalah dasar dari segala sesuatu. Karena iman maka gereja ada sampai sekarang ini.

Keberadaan Yesus di Betania, direncanakan, diniati oleh keluarga ini. Mereka mengadakan perjamuan menyambut Yesus. Ada dua hal yang perlu kita contohi dari keluarga beriman dalam bacaan ini:

 

  1. Keluarga ini adalah keluarga yang menempatkan Yesus sebagai pusat di dalam keluarga, Lukas 18:8b. Setiap keluarga dihargai oleh Yesus. Penghargaan Yesus dibuktikan dengan kehadiranNya karena mereka tahu dengan jelas siapa Yesus. Allah kita adalah yang mulia dan agung tetapi Ia merendahkan diri datang ke dalam dunia dan hidup sama seperti kita. Itulah yang disadari oleh keluarga Lazarus. Tempat Yesus di dalam hidup kita tidak dapat digantikan oleh apapun juga.
  2. Keluarga ini adalah keluarga yang punya orientasi memberi. Kita sering kali terpengaruhi untuk berorientasi pada mempunyai bukan memberi. Ingin punya uang, rumah, anak, harta kekayaan, nama besar, mobil dan sebagainya, itu yang kita pakai sebagai ukuran dalam hidup. Manusia tidak pernah puas dalam hidupnya. Yang Maria lakukan justru terbalik, dia berorientasi pada memberi, seperti Yesus yang memberi sampai memberikan hidupNya sendiri. Memberilah seperti Simon si Kusta yang telah memberikan rumahnya, tenaganya, waktunya untuk Tuhan. Memberilah seperti Maria, yang memberikan yang terbaik kepada Tuhan. Bagi Maria, Yesus adalah Raja diatas segala raja. Dan Ia berhak menerima yang paling baik dalam pemberian Maria.

Kiranya kita menjadi keluarga yang menempatkan Yesus sebagai pusat di dalam keluarga kita dan hidup berorientasi pada memberi dengan setulus hati bukan hanya ingin memiliki, dan memiliki. Amin

 

                                                                                                                                              Pdt. Iyes Djo Naga, M.Th

Comments

comments