Renungan Minggu Keempat Oktober 2015

BAGAIMANA MEMBANGUN KELUARGA YANG TANGGUH ?

Keluarga adalah unit terkecil dalam suatu masyarakat. Sebagai unit terkecil, keluarga memiliki posisi yang strategis dan menentukan sejahtera tidaknya sebuah masyarakat. Bila sebuah keluarga sehat, maka masyarakat juga akan sejahtera. Bila sebuah masyarakat sejahtera, maka bangsa juga ikut sejahtera.

Dan bila sebuah bangsa sejahtera, maka gereja pun sejahtera. Itu sebabnya peranan keluarga sangat penting. Yesus dan Rasul Paulus secara khusus menaruh perhatian khusus terhadap kelangsungan hidup sebuah keluarga. Secara khusus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, dalam pasal 5:15-21, rasul Paulus menegaskan tentang bagaiman membangun keluarga yang tangguh.

Herbert dan Zelmyra Fisher adalah pasangan yang memiliki pernikahan yang paling awet di dunia. Tahun 2010 lalu mereka merayakan wedding anniversary ke 86, di usia Herbert yang ke 104, sementara Zelmyra berusia 102 tahun. Kuncinya menurut mereka yaitu, saling menghargai, berkomunikasi dan saling mencintai. Alkitab memberikan beberapa petunjuk agar kita dapat membangun keluarga yang tangguh dalam mengatasi konflik:

1. Mempergunakan Waktu dengan Baik – ayat 16
Waktu menurut Alkitab adalah pemberian TUHAN Allah yang sangat berharga kepada kita. Namun waktu itu singkat dan harus digunakan sebaik-baiknya dengan bijaksana. Filsuf William James berkata: “Penggunaan waktu yang paling baik adalah yang berkaitan dengan kekekalan”. Justru banyak orang menyesal mengapa mereka tidak gunakan banyak waktu  bersama keluarga. Sebelum penyesalan datang terlambat, mari benahi hidup kita mulai hari ini khususnya dalam penggunaan waktu.

2. Miliki Hikmat TUHAN Allah – ayat 15, 17
Keluarga yang tangguh ditandai dengan adanya hikmat TUHAN Allah. Hikmat itu melebihi kepandaian. Kepandaian berarti memiliki berbagai informasi dan pengetahuan di akal, namun hikmat atau kebijaksanaan memampukan kita mengaplikasikan pengetahuan itu menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip kebenaran firman TUHAN Allah itu, misalnya yang tercantum dalam kitab Amsal ketika kita pahami dan terapkan akan membuat kita mampu menjadi pria yang saleh, wanita yang berbudi, orang tua yang mampu mendidik anak dengan baik.

3. Mengalami Kepenuhan Roh Kudus – ayat 18
Keluarga yang tangguh adalah keluarga yang dikendalikan Roh Kudus, bukan oleh hawa nafsu atau perkara lainnya. Ada tiga ciri keluarga yang penuh Roh Kudus, yaitu: a) hidup dalam pujian penyembahan – ayat 19; b) hidup dalam pengucapan syukur – ayat 20; c) hidup dalam kerendahan hati – ayat 21. Keluarga tangguh bila anggota keluarga saling merendahkan hati satu sama lain. Ini terjadi bila suami-istri saling menghargai, tidak mementingkan diri sendiri tapi menganggap pasangannya lebih utama dari dirinya.

Disadur dari Renungan Harian

Comments

comments