Benang Emas Anak Kecil…
Matius 18:1, 4; 2 Korintus 5:7
Suatu kali murid-murid datang kepada Yesus dan bertanya, Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga? Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan berkata, Barangsiapa … menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dunia selalu mengajarkan kita untuk beralih kepada kedewasaan yang penuh untuk dapat meraih kesuksesan hidup. Jadi apakah yang hebat dari hal menjadi seorang anak kecil dalam pengajaran Yesus ini? Apakah benang emas yang dapat kita ambil untuk menyambungkan hal menjadi seorang anak kecil dan hal menjadi terbesar dalam Kerajaan Sorga? Benang emas dari kehidupan seorang anak kecil adalah kemampuan mereka untuk memercayai seseorang dan menggantungkan diri mereka sepenuhnya kepada orang yang mereka percayai. Anak-anak tidak menuntut bukti dari perkataan seseorang untuk dapat menjadi percaya, namun hanya dengan ucapan kata-kata saja mereka dengan mudah dapat memercayai orang tersebut. Sementara orang dewasa menuntut sebuah bukti ataupun tanda untuk dapat memercayai seseorang. Kehidupan yang dijalani seorang anak kecil bertentangan dengan model kehidupan Thomas – melihat lalu percaya, juga kehidupan Farisi dan Saduki – meminta tanda lalu percaya. Kehidupan seperti inilah yang biasanya dijalani banyak orang, sehingga Yesus mengambil contoh seorang anak kecil untuk mengajarkan kita sebuah kebenaran penting dan sangat mendasar untuk hidup kekristenan kita, yaitu hidup karena percaya bukan karena melihat. Belajarlah dari kehidupan seorang anak kecil, yaitu kehidupan yang memercayai janji-janji Tuhan dan menggantungkan kehidupan kita sepenuhnya kepada Tuhan. Kitab Ibr 11 menguraikan panjang lebar tentang orang-orang besar dalam Kerajaan Sorga karena keberhasilan iman mereka kepada Tuhan yang tanpa syarat. Tetap memercayai Tuhan di tengah kabut kelam (Yusuf), tetap memegang teguh prinsip kebenaran Tuhan sekalipun diperhadapkan pada situasi tanpa jalan keluar (Sadrakh, Mesakh, dan Abednego), tetap memegang janji-janji Tuhan di tengah situasi yang tanpa harapan (Abraham dan Sara), tetap memercayai kemampuan Tuhan untuk menyatakan mukjizat di tengah kemustahilan (Musa dan Laut Merah). Bagaimana dengan kita? Sejauh manakah kepercayaan kita kepada Tuhan dan seberapa dalamkah penyerahan kita kepada Tuhan? Anak kecil memerlukan orang dewasa yang dapat mereka percayai untuk membuat mereka tinggal nyaman. Demikian kita pun memerlukan Seseorang yang dapat kita andalkan dan percayai dalam melewati dunia yang penuh air mata dan kepedihan. Dunia membuat kita berkecil hati tapi iman kepada Tuhan membuat kita tinggal nyaman. Ada begitu banyak hal dalam dunia yang membuat kita menjadi takut, tetapi masih ada jauh lebih banyak dalam iman kita untuk membuat kita menjadi tidak takut.
Disadur dari Renungan Harian Manna Sorgawi