Renungan Minggu Kedua November 2016

RUMAH KITA

(Mazmur 104: 19-35)

Manusia adalah ciptaan yang bungsu dari semua ciptaan. Manusia dalam dunia punya kuasa untuk mengatur ciptaan lain, tapi kuasa itu bersifat partisipatif. Manusia hanya turut mengatur bersama Allah yang sudah mengatur alam ciptaanNya.  Tanpa manusia, alam  semesta bisa ada dan hidup, tapi tanpa alam semesta, manusia tidak dapat hidup. Lalu mengapa manusia masih merusak alam semesta? Dengan membayar retribusi sampah kurang lebih 10.000 kita merasa berhak membuang sampah dan mengotori lingkungan sebanyak-banyaknya. Dengan membayar retribusi air, kita merasa berhak memakai air sebanyak-banyaknya tanpa menghemat.  Mengapa kita mencemari dan merusak lingkungan kita dengan sedikit uang retribusi? Kecepatan manusia merusak alam lebih dari kemampuan alam memperbaharui dirinya.

Berkaca dari Maz. 104 yang adalah mazmur pujian karena Allah sebagai pencipta seluruh alam semesta.  Mazmur ini mengajak kita melihat betapa besarnya ciptaan Tuhan bagi kita. Ia mendorong kita memuji Allah karena KaryaNya yang luar biasa lewat ciptaanNya. Mazmur ini dapat juga disebut” Doxologi Ekologi” . Cara kita memandang alam (air, tanah, pohon, dan kekayaan alam lainnya) adalah juga cara kita memandang Tuhan.  Semuanya kita pandang sebagai ciptaan Tuhan yang baik membuat kita memuji Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan sehingga kita memperlakukannya dengan baik sebagai bentuk kasih kita kepada Tuhan.

Jangan sampai kita mengorbankan alam semesta, merusaknya untuk menjawab dan memenuhi kepentingan-kepentingan kita. Kita menggeser Tuhan dalam memperlakukan alam. Masalah yang kita hadapi sekarang adalah perubahan iklim yang terjadi secara tiba-tiba. Perubahan iklim itu hal yang biasa tapi yang menjadi masalah sekarang, mengapa tiba-tiba terjadi? Itu adalah salah satu konsekuensi dari apa yang telah kita buat terhadap alam ciptaan Tuhan ini.  Alam semesta ini seperti rumah yang indah dan sangat baik, Allah menitipkan rumah ini bagi kita untuk tempat tinggal kita, mari kita perlakukan seperti rumah kita sendiri. Kepedulian kita terhadap lingkungan bukan karna ketakutan akan perubahan alam ini melainkan karena kita mengasihi Tuhan sang pencipta alam semesta. Selamat merayakan bulan Lingkungan hidup. Tuhan memberkati.

 

Ringkasan Khotbah Pdt. Jahja A. Millu, S.Th

Comments

comments