Renungan Minggu Kedua Juni 2016

Dimenangkan Untuk Menjadi Saksi Kristus”

Apakah kita telah dimenangkan? Apakah sudah menjadi saksi Kristus? Ini adalah dua pertanyaan penting. Hanya orang yang telah dimenangkan yang mampu menjadi saksi Kristus. Dimenangkan adalah orang benar-benar telah bertobat, pembacaan hari ini menceritakan bagaimana Paulus bertobat, dan setelah itu ia mengerjakan apa yang Tuhan inginkan. Siapa Paulus? Nama aslinya ialah Saulus, ia berasal dari suku Benyamin dan berkebangsaan Roma, ia lahir di Tarsus, yang adalah kota yang terkenal karena perdagangan dan tempat yang perkembangan ilmu pengetahuannya sangat berkembang pesat, apalagi ia juga merupakan murid dari Gamaliel. Oleh sebab itu, ia adalah orang yang sangat pintar, mengenai tradisi-tradisi dan juga belajar membuat tenda. Paulus belajar semua tentang Tuhan, Paulus adalah orang yang sangat taat kepada tradisi, dan karena pintar ia menganggap ia yang paling benar. Kemudian pelan-pelan Paulus kemudian mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan mulai mengerti apa itu Iman. Logika dan kepintaran ternyata tidak cukup, karena tujuan Tuhan bagi dia yaitu; Pertama, Paulus harus serupa dengan Tuhan, jika belum berarti ia harus dimenangkan. Kedua, ia bertobat.

Pertobatan itu bukan sekedar pertobatan tingkah laku, pertobatan harus dimulai dari pola berpikir. Pertobatan berarti berubah pikiran, yaitu mengubah perilaku, pertobatan yang sejati akan dihasilkan melalui perubahan tingkah laku, jadi cara berpikir yang menuntun perilaku kita. Dalam setiap kesaksian kita tentang kasih Tuhan, haruslah 95% tentang Tuhan, dan barulah tentang kita 5%, jangan kita balik.

Cakupan Pertobatan melebihi dari sekedar bersedih tetapi butuh kerendahan hati untuk kelegaan batiniah. Perubahan hati yang sungguh yang benar-benar merindukan Tuhan. Rendah hatilah untuk membiarkan Roh Kudus berproses dalam hidup kita, pertobatan harus mengakui kesalahan.

Pesannya :

  1. Kalau kita tidak berjumpa dengan Tuhan, pasti kita belum bisa bertobat.
  2. Bertobat adalah sebuah proses menjadi baik. Sehingga kita harus menikmati proses itu seterusnya.
  3. Membangun diri kita dan membangun orang lain, melalui setiap pekerjaan yang Tuhan percayakan bagi kita. biar dimana kita berada disitu nama Tuhan dipermuliakan.
  4. Melakukan perkerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan, menyesal dan malu dan memperbaiki kelakuan kita dan berbalik mencari kenyamanan sorgawi.

   Ringkasan Kotbah Pdt. Yandi Manobe, S.Th

Comments

comments