“ “Berdamai Dengan Diri Sendiri”
2 Samuel 12:13-24
Hari ini kita merayakan minggu sengsara yang pertama, Gmit mengambil 7 minggu sebagai tanda angka kesempurnaan dengan maksud tiap-tiap anak Tuhan boleh dalam perenungan secara pribadi bersama dengan Tuhan merujuk kepada perubahan secara pribadi oleh sebab cinta-Nya yang besar. Melihat kebesaran dari tokoh-tokoh yang tidak luput dari kegagalan dalam PL.
1. Abraham bapa segala orang percaya ; dia juga pernah gagal namun dari kegagalan itu Abraham mampu bangkit oleh karena pengenalannya akan Allahnya.
2. Musa saat membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju ke tanah perjanjian,ada satu kegagalan yang dilakukan karena amarahnya yang meluap-luap sehingga tidak masuk tanah perjanjian, Musa tidak lari dia kembali kepada Tuhan.
3. Yosua gagal menghabisi orang Gideon yang suka melawan.
4. Daud raja luar biasa yang dekat dengan Tuhan juga gagal jatuh dalam dosa, namun apakah Daud lari dari keberdosaan? tidak dia datang menghampiri Tuhan dan mengakui dosanya ; itu menjadi penting.
Tokoh dalam BP
Petrus Rasul pengikut Tuhan,murid bermulut besar yang tidak berkutik saat diperhadapkan pada kondisi dimana dia tidak berkutik saat didepan perempuan,Petrus memilih untuk menyangkal Yesus apakah lantas dia pergi ? Petrus kembali dan melakukan satu hal yang besar yaitu menyaksikan ke banyak orang,dijelaskan ikut Tuhan itu tidak gampang, ikut Tuhan itu menderita karena harus menyalibkan diri kita.
Saat kita melihat tokoh-tokho diatas yang tidak luput dari pada kegagalan tetapi penerimaan diri itu menjadi penting ketika menerima diri untuk berubah supaya kita sadar kita butuh Tuhan. Pada pagi hari ini kita akan merenungkan beberapa hal: Apakah yang kita lakukan disaat ini adalah kesalahan yang fatal atau jatuh dalam dosa yang sangat dalam sehingga kita berkata kita tidak pantas?saat kita ada dalam kondisi ini kita menjadi jauh dari Tuhan karena keberdosaan kita. Kristus mati bukan untuk suatu pekerjaan yang sia-sia tapi Dia mati demi supaya kita dapat berdamai dengan-Nya, demi supaya hubungan kita dipulihkan dengan Bapa dan Dia telah menanggung semua perseteruan.
Dalam bacaan kita melihat sikap Daud menerima teguran yang cukup keras dari nabi Natan Daud tidak mengelak, tidak berbantah, tidak membuat alasan tetapi Daud memberikan respon yang sangat baik. Ia menerima teguran dari Tuhan dan mengakui bahwa ia bersalah (pasal 12:1). Disini saat kita harus mencari sebab akibat supaya kita bisa memberi diri dalam kehendak Tuhan sendiri. Kita masing-masing harus jujur dengan diri sendiri, jangan menjadi manusia yang munafik. Jujur pada diri sendiri maka kita bisa berdamai dengan diri sendiri karena kita sudah dimerdekakan.
Saat kita menyadari kita telah dimerdekakan maka yang membuat kita sadar bahwa Roh kudus lah yang menyembukan bukan karena usaha kita sendiri yang menyembuhkan diri sendiri. Maka perlu hidup baru karena kita telah ditebus lunas oleh Kristus.Ia mati bukan untuk suatu pekerjaan yang sia-sia tapi Dia mati demi supaya kita dapat berdamai dengan-Nya, demi supaya hubungan kita dipulihkan dengan Bapa dan Dia telah menanggung semua perseteruan. Perdamaian yang dikerjakan oleh Kristus ini sifatnya saling mengikat satu sama lain, sehingga manusia merasakan keindahan sebab damai sejahtera itu telah mengikat kita. Perdamain dengan diri sendiri menjadi penting dalam kehidupan kita pribadi, Amin !
Ringkasan Kotbah : Pdt. Anthonetha Manobe, S.Th