Renungan Minggu Kedua Desember 2016

“RENCANA DAN NUBUATAN KESELAMATAN”

Sinode GMIT mengajak kita untuk hidup dalam budaya damai. Apa yang terjadi dalam dunia sekarang ini sehingga kita diajak untuk hidup dalam damai ? Menurut survey di Jawa Barat 10% anak muda setuju atau lebih memilih sikap radikal, sedangkan anak-anak SMA hidup dalam permusuhan. Minggu-minggu Avdentus ini harus kita jadikan minggu doa bagi setiap keluarga tentang permasalahan-permasalahan yang ada.
Antara pernjanjian lama dan perjanjian baru ada masa tenang atau masa sunyi 400 tahun, dan masa ini adalah masa yang paling sulit bagi orang Yahudi. Yesaya 53 menubuatkan kedatangan Mesias ; mengapa Allah mau datang untuk menjadi Juruselamat bagi kita? Manusia berulang-ulang berbuat dosa, Nabi-nabi berulang kali menegur umatnya tapi manusia selalu melawan sehingga Allah kemudian mengutus anak-Nya. Kehadiran Mesias membawa kelepasan, menyelamatkan manusia karena Allah tahu bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.
Ketika Yesus dihina, di sesah, diperlakukan tidak adil tetapi Dia tetap memilih untuk menyelesaikan misi besar yaitu keselamatan bagi semua orang, walaupun sulit tetapi Dia tetap setia. Mesias yang menderita ini menegakan keadilan mengedepankan keadilan dan kebenaran. Mesias membawa perubahan luar biasa, kedatangan anak manusia membuat keajaiban dan keindahan yang sungguh luar biasa, nubuatan keselamatan membawa dampak yang besar. Saat mereka kehilangan identitas, kehilangan pengharapan, jiwa mereka digerakan kembali untuk menjadi milik Tuhan, inilah pengharapan paling mendasar dari bangsa Israel.
Makna bagi kita di minggu Adventus ini adalah:
1. Rencana nubuatan Allah telah nyata dalam hidup kita. Allah ingin kita masuk dalam dunia dan menjadi berkat bagi dunia. Kita masuk dalam realitas dunia yang penuh dengan segala persoalan dan permasalahan yang ada. Apa artinya kita punya gereja yang megah tapi kita kehilangan tanggung jawab untuk memberi makan bagi yang lapar. Adventus adalah panggilan pembebasan atas masalah-masalah sosial yang ada. “Hai engkau yang sudah diberkati, siaplah untuk memberkati orang lain”.
2. Keluarga kita dipakai Allah sebagai tempat rencana keselamatan itu terjadi. Rumah tangga kita harus menjadi tempat untuk kita menikmati keselamatan dari Tuhan. Sebagai Ayah, Ibu, Anak-anak, kita harus hidup dalam damai dan ucapan syukur, mungkin kita kecewa, sakit hati, rugi, gagal dalam hidup, tapi ada dari suami, istri, orang tua kita, anak-anak, cucu yang selalu berdoa untuk membuat kita menjadi lebih kuat bahwa kita tidak ditinggalkan oleh Tuhan.
Ini harus menjadi seruan dan misi kita di minggu-minggu Adventus ini. Tuhan memberkati kita. Amin

Ringkasan Khotbah Pdt. Ronny Runtu,S.Th

Comments

comments