ISTRI TEMAN PEWARIS JANJI ALLAH
I Petrus 3:1-7
Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan seperti gambar dan rupa Allah. Hal ini membuat relasi yang sangat istimewa diantara laki-laki dan perempuan.
Penekanan Firman Tuhan hari ini pada tugas dan peran istri :
– Ayat 1-2 : Ajakan untuk istri tunduk kepada suami supaya dimenangkan.
– Ayat 3-4 : Perhiasan yang tidak akan binasa.
– Ayat 5-7 : Rujukan untuk meneladani Sara istri Abraham.
Banyak keluarga Kristen yang tidak lagi mempertahankan kesucian hidup dan janji mereka seorang terhadap yang lain dalam pernikahan. Hal ini menyebabkan keresahan dalam rumah tangga. Dan hal ini juga dapat diselesaikan dengan kesalehan dan kelembutan.
Kesabaran dan ketekunan seorang istri membuat suami dapat dimenangkan. Demikian juga suami-suami yang diajak untuk mengasihi istri sebagai pewaris kasih karunia Allah. Memang kita diperhadapkan dengan dunia yang tidak mudah, batas antara baik dan buruk itu hampir tidak terlihat, tetapi masing-masing kita mempertanggungjawabkan perbuatan kita masing-masing di hadapan Tuhan.
Jalan orang beriman adalah jalan salib, jalan penuh pertanyaan dan misteri, tetapi Tuhan telah melewatinya. Tuhan menuntun tiap rumah tangga dengan caraNya yang ajaib.
Yohanes Crisostinus : Setiap pengikut Kristus sesungguhnya adalah prajurit-prajurit Kristus. Untuk membangun relasi kita harus berlaku sebagai seorang prajurit untuk berjuang menyampaikan keutuhan keluarga untuk maju membawa kasih karunia kepada orang lain. Hal-hal yang membuat spiritualitas atau kerohanian keluarga memudar :
– Materialisme. – Individualisme.
– Komersialis. – Ekonomi keluarga tidak dipertimbangkan dengan baik.
Alkitab mengajr kita melihat bapak leluhur kita Abraham dalam mentaati kehendak Allah untuk terus mempercayai janji Allah. Tuhan menyediakan yang terbaik kepada Abraham karena dia sungguh-sungguh beriman dan percaya pada Tuhan.
Ada saat-saat dimana doa kita tertunda supaya kita melihat kepada Allah bahwa Dia mempunyai kehendak yang terbaik bukan kehendak manusia. Amin !
Ringkasan Khotbah : Pdt. W. Kameli-Maleng, S.Th