Renungan Harian 8 Juli 2016

DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT

Lukas 7:1-10

Bercerita tentang seorang perwira di Kapernaum, yang tinggal di lingkungan yang tidak percaya Tuhan ternyata tidak membuat sang perwira terpengaruh. Ia bukan seorang Yahudi, tetapi tampaknya ia memahami dan menghargai iman orang Yahudi sehingga bersedia menanggung biaya pembangunan rumah ibadah. Ia sudah mendengar tentang Yesus, dan mungkin ia menganggap Yesus sebagai nabi orang Yahudi atau Mesias yang mereka nanti-nantikan. Apa yang ia dengar tentang Yesus membuat ia mencari Yesus ketika hambanya sakit keras dan hampir mati.Kota Kapernaum terletak disebelah barat laut Galilea, Kota ini menjadi basis penginjilan di jaman Yesus (banyak mujizat dinyatakan disana). Kita dapat melihat Matius 11:23-24 ditulis; kota ini dikutuki oleh Tuhan karena banyak orang yang tidak percaya meskipun banyak melihat Mujizat. Disini menjadi pertanyaan kenapa Yesus menjadi takjub, apa yang membuat Yesus takjub?disini kita dapat belajar supaya kita bisa menjadi berkat

  1. Perwira ini menunjukan hal yang luar biasa,dia meminta kepada Yesus dengan sangat hormat. Ketika kita mau menjadi berkat untuk orang lain, kita harus menghormati orang tersebut. Menaruh hormat kepada orang itu penting, dosa yang dibenci Tuhan adalah kesombongan. Didalam keluarga adakah rasa hormat satu dengan yang lain? menghormati dalam rumah tangga sangat penting.
  2. Perwira itu tidak mengirimkan sembarang orang untuk berjumpa dengan Yesus, perwira itu tidakmengirim para tua-tua Yahudi,tetapi ia datang sendiri menemui Yesus. Perwira itu menempatkan Yesus dengan sangat luarbiasa dalam kehidupannya. Pertanyaannya dalam keluarga posisi Yesus diposisi mana?apakah Yesus sebagai kepala dalam rumah tangga atau sebagai tamu?tempatkan Yesus paling penting dalam keluarga.
  3. Perwira ini susah payah untuk menolong hambanya dengan mencari Yesus. Perwira ini murah hati karena perwira ini menghargai orang lain. Murah hati itu muncul kalau ada penghargaan terhadap kemanusiaan. Itu juga berlaku dalam rumah tangga tidak hanya sekedar diluar, dirumah tangga harus tempat yang nyaman sehingga dia merasa dihargai. Jangan sampai mencari penghargaan diluar.
  4. Perwira ini dengan segala kenyamananya sangat mungkin dia menikmati apa saja. Namun perwira ini seorang Romawi yang peduli terhadap pembangunan rumah ibadah. Dia bisa saja mengungkit-ungkit kebaikannya kepada bangsa Yahudi bahkan sampai membiayai pembangunan rumah ibadah mereka, rasanya dia layak bertemu Yesus. Kita juga harus memiliki kepedulian terhadap persekutuan dalam rumah ibadah bukan sekedar datang saja, karena gereja ini berbicara tentang diri kita juga.
  5. Perwira ini minta Yesus datang, waktu perwira melihat Yesus dari jauh perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya berkata: Tuan, janganlah bersusah-susah, cukup dengan kata-kata saja hambaku pasti sembuhsebab aku tidak layak menerima tuan di dalam rumahku sebab itu aku juga tidak menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Yesus Tuhan kita sangat senang melihat iman perwira itu, dan Ia terlebih heran lagi karena dia orang bukan-Yahudi. Setelah perwira itu menghormati Kristus melalui imannya, lihatlah bagaimana Ia juga menghormati iman itu (ay. 9).Sambil berpaling dengan takjub, Ia berkata kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!” Perhatikanlah, Kristus ingin agar orang-orang yang mengikuti-Nya mengamati dan memperhatikan contoh-contoh iman yang luar biasa kadang-kadang terjadi di hadapan mereka.

Jika kita mau jadi dampak bagi orang lain sampaikan kata-kata positif, karena kata-kata positif itu merupakan doa dalam kehidupanmu. Jangan takut karena Tuhan menyertaimu kemanapun kamu pergi, maka dari itu pergilah jadilah berkat bagi suami, istri, orang tua, anak, dan siapapun yang anda temukan dengan melakukan hal yang sederhana menghargai mereka, bermurah hati, menempatkan mereka pada kemanusiaan yang tepat dan sampaikan kata-kata positif,itulah wujud iman anda kepada Tuhan pemilik hidup ini. Amin

 

                                                                              Ringkasan Khotbah : Pdt. Anthonetha Manobe, S.Th

Comments

comments