Menyambut Kristus adalah Raja
Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th
Bacaan : Matius 2 : 1-12
Dalam bacaan mengenai kabar sukacita kelahiran Sang Juruselamat,dalam injil Matius,kita dapat mencermati beberapa figur yang ada di dalamnya,yaitu :
1.Herodes,yang memiliki sifat :
a.Ia merasa tersaingi oleh berita tentang kelahiran Raja yang baru.Dalam hal ini,ia merasa terkejut dan heran,lalu kemudian memanggil dan memeriksa dengan teliti para majus,kemudian mencari cara untuk menyingkirkan Raja yang baru tersebut.
b.Ia merasa ketakutan,dan kemudian berusaha mengumpulkan informasi sekalipun hanya sekedar ingin tahu.
c.Ia adalah orang yang munafik,yang suka memanfaatkan orang,sengaja menyambutnya dengan sopan,serta pura-pura ingin menyembah Yesus.
2.Orang-orang Majus,yang memiliki sifat :
a.Mau berkorban(tenaga,waktu,biaya,harta benda)
b.Memiliki sukacita besar untuk mencari Raja yang baru lahir dengan tuntunan bintang,dan mereka akan menjadi saksi kelahiran Raja itu.
c.Sujud menyembah Tuhan Yesus,yang ditunjukkan dengan sikap tubuh yang menyembah Tuhan Yesus serta sikap hati yang memberi dengan tulus.
3.Para Imam & Ahli-Ahli Taurat,yang memiliki sifat :
a.Mereka tahu kebenaran firman Tuhan,lewat hafalan ayat-ayat alkitab,sehingga mereka tahu persis dimana Mesias akan dilahirkan.
b.Mereka tunduk pada panggilan Herodes,sampai mau datang ke istana
c.Mereka bisa dimanfaat kan oleh Herodes,karena memberi informasi tanpa tahu maksud dari Herodes,dan lagi mereka tidak mengaitkannya dengan nubuat.
d.Mereka tidak mengikuti berita tentang kelahiran itu untuk memastikannya,padahal berita tersebut sudah menggemparkan.
Arti Persembahan Para Majus :
1.Emas : pemberian untuk seorang raja.
2.Kemenyan : pemberian untuk seorang imam
3.Mur : pemberian untuk seorang yang akan mati (mereka tahu bahwa inilah raja yang lahir,yang siap berkorban untuk rakyatnya)
Dari uraian ini,marilah kita renungkan bersama,diposisi manakah kita akan mengambil posisi dalam menyambut Sang Raja ?Sebagai Herodes kah? orang Majuskah ? Atau menjadi Imam-imam?
Amin.
Renungan berdasarkan khotbah pada ibadah Komisi Wanita Agape,Rabu 6 Januari 2016