Renungan Harian 28 Desember 2015

MENGHADAPI KETIDAKADILAN DENGAN KASIH

Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Matius 5:43-44)

Ketidakadilan merupakan bagian tak terpisahkan dari hidup manusia. Masing-masing kita pasti pernah merasakan diperlakukan secara tidak adil oleh seseorang dalam bentuk dan tingkatan yang berbeda selama kita hidup di dunia ini. Mungkin orang tua kita membanding-bandingkan kita dengan kakak atau adik kita, atau mereka membuat masa kanak-kanak Anda dan saya tidak menyenangkan untuk dikenang.

Ketidakadilan juga bisa berupa perlakuan tidak adil dari atasan yang memperlakukan Anda dan saya secara berbeda dengan teman sekerja kita. Mungkin kita mempunyai pengalaman diperlakukan secara tidak adil dalam ranah hukum; atau bahkan pasangan hidup kita memperlakukan kita dengan tidak adil karena lebih memilih memperhatikan dan berada bersama teman-temannya atau berkutat dengan gadget atau melakukan sesuatu yang disukainya ketimbang berbincang dan menghabiskan waktunya dengan Anda.

Anda dapat dengan mudah memilih untuk membalas menyakiti mereka yang telah menyakiti hati Anda. Sejujurnya, itu adalah pilihan termudah yang dapat kita lakukan; semua orang juga pasti setuju dengan hal itu.

Tetapi, Tuhan berkata lain mengenai hal ini:

Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Matius 5:43-44)

Ketika seseorang menyakiti dan melukai hati kita, mereka berharap agar kita membalasnya. Mereka ingin agar kita melampiaskan dendam kita. Tetapi Tuhan ingin agar kita melakukan hal sebaliknya. Ia ingin agar kita menghadapinya dengan kasih.

Hadapi dan tanggapi setiap ketidakadilan yang Anda alami dengan kasih, dengan demikian Anda membebaskan diri Anda untuk tidak diatur dan dikontrol oleh orang tersebut. Seorang penulis buku bernama T. Washington pernah berkata, “Saya tidak akan pernah membiarkan orang lain untuk mengontrol hidup saya dengan membiarkan perilaku dan sikapnya membuat saya menjadi benci kepadanya.” Kita tidak mempunyai kendali ketika seseorang memperlakukan kita secara tidak adil. Tetapi kendali penuh ada di tangan Anda dan saya mengenai bagaimana kita meresponi kejadian tersebut: apakah kita memilih kepahitan selama proses tersebut atau kita memilih kasih dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan sepenuhnya. Ingat, Anda memiliki kendali penuh mengenai tanggapan Anda terhadap setiap ketidakadilan yang Anda alami!

Dengan menghadapi ketidakadilan yang Anda alami dengan kasih, bukan berarti Anda membiarkan ketidakadilan tersebut terus berlanjut. Justru sebaliknya, kita harus mencari keadilan dengan kasih. Kita harus mengupayakan keadilan di dunia ini tanpa pembalasan. Alkitab memerintahkan kita untuk:
Beginilah firman TUHAN: Lakukanlah keadilan dan kebenaran,..” (Yeremia 22”3a)

Martin Luther King Jr. adalah teladan yang paling tepat dalam hal ini. Ia berperang melawan ketidakadilan dengan tidak menggunakan kekerasan. Ia berhadil mengalahkan kejahatan dengan kasih. Ia mengikuti teladan Tuhan Yesus yang memilih untuk mengampuni mereka yang menuduhkan tuduhan palsu kepadaNya bahkan ketika pada akhirnya mereka membunuhNya dengan menyalibkanNya di Kalvari, Tuhan Yesus tetap mengasihi dan mengampuni mereka.

Inilah panggilan yang harus kita jalani sebagai pengikut Kristus. Ketidakadilan dalam bentuk apapun mungkin akan tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup kita sebagai umat manusia, tetapi tidak seharusnya kita tenggelam di dalamnya. Yang Tuhan kehendaki dari masing-masing kita adalah hadapi setiap ketidakadilan dengan kasih.

 

Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” (Roma 12:21)

Disadur dari Renungan Harian Pelita Hidup

 

Comments

comments