Renungan Harian 27 Juni 2015

Tulus Dan Jujur

Ayat bacaan: Mazmur 24:4-5
=======================
“Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.”

 

Mencari orang yang jujur dan tulus hari ini sama dengan mencari jarum dalam tumpukan jerami. Tipu menipu, manipulasi dan sejenisnya terdapat hampir di semua lini. Orang tidak lagi malu dalam menipu. Jangan-jangan nanti malah orang yang jujur yang terlihat aneh. Orang semakin tidak takut melakukan kecurangan, orang semakin cenderung berpikir pendek hanya memikirkan kenikmatan sesaat tanpa peduli resiko. Apa yang dikatakan Daud dahulu: “Orang bebal berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah.” Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik” (Mazmur 14:1), kini semakin sering kita lihat. Atau kalaupun tahu bahwa Allah itu ada, tetapi mereka mengira bahwa Tuhan tidak akan menghukum mereka karena toh mereka tetap bisa hidup mewah ditengah kecurangan-kecurangan yang dilakukan itu. Ini pun sudah pernah menjadi pemikiran orang-orang yang terkena “ilusi” rohani di masa lalu. “Kamu menyusahi TUHAN dengan perkataanmu. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?” Dengan cara kamu menyangka: “Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan–atau jika tidak, di manakah Allah yang menghukum?” (Maleakhi 2:17). Bukankah kita menyaksikan banyak orang dengan pola pikir seperti ini sekarang?

Kejujuran dan ketulusan merupakan sebuah bagian kehidupan yang semakin langka untuk didapati. Padahal keduanya merupakan sebagian elemen yang harus dimiliki oleh manusia seperti yang dikehendaki Tuhan. Dalam Mazmur Firman Tuhan berkata demikian: “Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.” (Mazmur 24:4-5). Tuhan pun memberi ganjaran berkat, janji penyertaan dan keadilan yang menyelamatkan bagi mereka yang bersih tangannya, murni hatinya, tidak menipu dan bersumpah palsu. Inilah kebahagiaan yang dijanjikan Tuhan bagi orang yang hidup jujur dan tulus, dan itu besar upahnya. Yang kita lihat hari ini justru sebaliknya. Orang semakin banyak yang hidup penuh kecurangan dan semakin tidak tulus dalam memuji. Banyak orang saat ini yang hanya memuji atau mengatakan sesuatu yang baik karena ada motif-motif tertentu dibelakangnya. Maka Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita akan pentingnya kedua hal tersebut, kejujuran dan ketulusan di mata Tuhan.

Jika kita benar-benar mau mengadopsi bentuk kasih seperti yang diinginkan Tuhan, maka di dalamnya terkandung kebaikan-kebaikan yang mencakup kedua hal ini. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” (1 Korintus 13:4-7). Di dalam kasih itu ada bentuk-bentuk hidup dengan hati yang murni, penuh ketulusan dan kejujuran. Artinya jika kita mengaku hidup dalam kasih Tuhan, seharusnya kedua hal ini pun terpancar dari kehidupan kita. Bagaimana mungkin orang yang tidak jujur dan tidak tulus masih berani mengaku punya kasih dalam dirinya?

Kita harus selalu ingat bahwa segala sesuatu itu berasal dari Tuhan. Kita tidak perlu ketakutan kekurangan dan khawatir akan hari depan sehingga kita tergoda untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak jujur atau curang. Kita tidak perlu iri melihat orang lain, dan harus bisa belajar untuk mendahulukan kepentingan orang lain ketimbang kepentingan diri sendiri. Yakobus mengingatkan “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” (Yakobus 3:16). Kita harus selalu menghindari berbuat curang yang mencermarkan hati kita. Ketahuilah bahwa meski mungkin kita berhasil mengelabui manusia, tapi Tuhan akan selalu melihat segala perbuatan kita. Dan Firman Tuhan berkata: “Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” (Ibrani 4:13). Dan lihatlah ayat berikut ini: “Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka. Sebab itu mereka akan rebah di antara orang-orang yang rebah, mereka akan tersandung jatuh pada waktu mereka dihukum, firman TUHAN.” (Yeremia 8:12). Orang bisa saja menganggap bahwa Tuhan tidak menghukum mereka saat ini dan berpikir bahwa mereka aman dari hukuman, sehingga tidak punya malu lagi untuk melakukan kejahatan. Tetapi pada suatu ketika nanti hukuman Tuhan itu tetap akan tiba, dan bayangkan betapa menyesalnya mereka kelak karena membuang keselamatan hanya demi kepentingan sesaat saja.

“Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (1 Yohanes 2:17). Dunia memang semakin lama semakin buruk, tetapi kita orang percaya tidak boleh ikut-ikutan seperti itu. Oleh karena itu jagalah agar kita bisa memiliki ketulusan hati dan senantiasa jujur, apapun alasannya, apapun resikonya. Belajarlah untuk senantiasa mempercayai Tuhan, mengasihiNya dan hidup sesuai kehendakNya. Tuhan menyediakan berkat-berkat bagi orang yang hidup dengan ketulusan, kejujuran dan kemurnian hati. “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” (Matius 5:8). Ini janji Tuhan sendiri. “Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.” (Mazmur 73:1). Dunia mungkin akan memandang anda dengan sinis, mengolok-olok atau menertawakan kejujuran dan ketulusan sebagai suatu hal yang bodoh. Biarkanlah. Apa yang penting adalah bagaimana Tuhan memandang hidup kita, apakah Dia berkenan atau tidak. Nikmati kebaikan Tuhan lewat hidup yang kudus, penuh ketulusan dan kejujuran. Keduanya merupakan bagian dari integritas yang wajib dimiliki anak-anak Tuhan.  Tuhan sanggup memberkati anda berlimpah-limpah dan melindungi hidup setiap orang yang berjalan seturut kehendakNya tanpa anda harus menipu dan melakukan kejahatan untuk sukses.

Honesty and Sincerity are the parts of integrity that we should live with

Disadur Dari Renungan Harian One Worship

Comments

comments