Renungan Harian 26 Maret 2015

Apa Itu Menyangkal Diri…

Syalom saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Dalam lingkungan kekristenan kita sering mendengar sebuah kalimat pendek yang sangat populer yaitu “menyangkal diri”. Lalu apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan menyangkal diri itu?, sebab sebagai orang percaya kita harus memahami dengan benar apa itu menyangkal diri.

Firman Tuhan katakan didalam Lukas 9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

Dari kebenaran firman Tuhan ini maka kita melihat sebuah perintah kepada setiap orang percaya yang mau mengikut Yesus, yaitu ia harus menyangkal dirinya, bahkan kalimat selanjutnya dikatakan “memikul salibnya setiap hari” yang artinya untuk mengikut Yesus itu tidak mudah, ada beban yang harus ditanggung.

Beban yang harus dipikul oleh setiap orang percaya adalah termasuk penyangkalan diri, dan menyangkal diri ini merupakan salah satu gaya hidup kekristenan yang paling sulit, tetapi ini harus dipraktekkan kalau memang kita benar-benar mau mengikut Tuhan Yesus.

Menjawab pertanyaan diatas, mari kita lihat apa sebenarnya menyangkal diri itu?. Menyangkal diri adalah sebuah tindakan untuk menolak keinginan diri sendiri, bila keinginan itu bertentangan dengan kehendak Allah, dan hal ini wajib dilakukan oleh setiap anak-anak Tuhan atau orang percaya.

Dengan demikian sebagai orang percaya apapun yang kita lakukan, semuanya itu harus merupakan kehendak Allah. Disini kita diperhadapkan lagi dengan sebuah masalah baru yaitu kita harus belajar setiap hari untuk mengerti apa yang menjadi kehendak Allah dalam hidup kita.

Untuk mengerti akan kehendak akan Allah itu tidak mudah, kalau kita tidak membangun persekutuan dengan Allah setiap hari, sebab hanya dengan membangun persekutuan dengan Allah setiap hari barulah kita akan mengerti pikiran dan perasaan Tuhan, itulah kenapa firman Tuhan katakan bahwa kita harus sepikiran dengan Tuhan.

Inilah yang ditulis firman Tuhan didalam Filipi 2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

Dari ayat ini jelas bahwa setiap orang percaya harus menyangkal diri karena dikatakan “janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” ini merupakan gaya hidup Kristus, karena Kristus tidak pernah mementingkan diriNya sendiri, tetapi Ia memberikan dirinya untuk kepentingan semua manusia.

Itulah kenapa pada ayat selanjutnya dikatakan “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” jelas pikiran Kristus disini adalah bagaimana Ia hidup hanya mau melakukan kehendak Bapa di Sorga, dan menanggalkan semua kesenangan diri, supaya lewat hidupnya Ia bisa menyelesaikan apa yang menjadi misi Bapa untuk mengembalikan manusia pada rencana Allah semula.

Sebagai orang percaya yang mau hidup dalam penyangkalan diri, kita harus bercermin pada cara hidup Kristus, sebab apabila tidak maka kita tidak akan mungkin bisa hidup dalam penyangkalan diri, sebaliknya kita akan hidup hanya untuk menyenangkan diri sendiri.

Itulah sebab yang menjadi syarat utama untuk hidup dalam penyangkalan diri adalah, setiap orang percaya harus belajar mengenal dan mengerti kebenaran Allah secara utuh. Kebenaran yang dimaksudkan adalah kebenaran yang Tuhan kehendaki supaya kita lakukan.

Proses penyangkalan diri ini adalah proses menjadi murid Tuhan, sehingga dalam proses inilah kita akan berjuang untuk tetap hidup didalam kekudusan Allah, dan itu harus kita kejar sebab firman Tuhan katakan tanpa kekudusan kita tidak mungkin melihat Tuhan (Ibrani 12:4).

Dalam proses penyangkalan diri ini juga, kita harus memiliki tekad dan komitmen untuk mengenakan “jubah kebenaran” artinya dalam hari-hari hidup ini, kita harus tetap berjalan dalam kebenaran Allah. Orang yang mau berjalan dalam kebenaran Allah adalah orang-orang yang sedang mengarahkan pandangan hidupnya bukan untuk kesengan dunia hari ini, tetapi orang-orang seperti ini sedang mengarahkan pandangannya jauh kedepan yaitu untuk menikmati kesenangan hidup di dunia yang akan datang yaitu di Langit baru dan Bumi baru.

Jadi penyangkalan diri harus menjadi sebuah komitmen hidup kekristenan dimana setiap orang percaya harus mau menolak keinginan dirinya sendiri dan hidup hanya untuk melakukan keinginan Allah.

Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

Disadur Dari Renungan Harian Saat Teduh

Comments

comments