Renungan Harian 26 Desember 2015

MENYENDIRI DENGAN ALLAH
Markus 4:10
Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu.

Kesunyian-Nya bersama kita. Ketika Allah membuat kita menyendiri melalui penderitaan, kesedihan, godaan, kekecewaan, sakit atau hasrat yang terhalang, persahabatan yang retak, atau persahabatan baru – ketika Dia benar-benar membuat kita menyendiri, dan kita benar-benar kehilangan kata-kata, bahkan tidak sanggup mengajukan sebuah pertanyaan apapun, maka pada saat itulah Dia mulai mengajar kita. Perhatikanlah cara Yesus Kristus mengajar kedua belas murid-Nya. Para murid-Nya terus-menerus mengajukan pertanyaan, dan dia terus-menerus menjelaskan kepada mereka, tetapi mereka tidak memahaminya sampai mereka menerima Roh Kudus (lihat Yohanes 14:26).

Selama Anda berjalan dengan Tuhan, satu-satunya hal yang ingin dijelaskan-Nya adalah cara Dia bekerja dengan jiwa Anda. Dukacita dan kesulitan dalam hidup orang lain akan sungguh-sungguh membingungkan Anda. Kita menyangka bahwa kita memahami pergumulan orang lain sampai Allah menyingkapkan kekurangan-kekurangan serupa di dalam hidup kita. Ada banyak segi kekerasan hati dan ketidaktahuan yang harus disingkapkan Roh Kudus dalam diri kita masing-masing, tetapi itu hanya dapat dilakukan bila Yesus membuat kita menyendiri. Apakah kita sedang menyendiri bersama Dia sekarang? Atau kita lebih mementingkan gagasan, persahabatan dan pemeliharaan tubuh kita sendiri? Yesus tidak dapat mengajarkan apapun kepada kita sebelum kita meniadakan semua pertanyaan intelektual kita lalu menyendiri bersama Dia.

Banyak rahasia yang akan disingkapkan-Nya kepada Anda.

Disadur dari Renungan Harian Kita

Comments

comments