Renungan Harian 24 Oktober 2015

Pikirkan, Baru Katakan!

Seringkali kita melontarkan kata-kata yang keluar dari mulut kita tanpa melalui proses dipikirkan, sehingga seringkali kata-kata yang keluar adalah kata-kata yang meluncur dan bisa menjadi senjata yang mematikan orang lain dan menyinggung perasaan orang lain, dan bila hal itu terjadi di dalam keluarga, bisa jadi menyakitkan pasangan kita dan membuat anak-anak kita terluka. Tapi kenyataannya, sering kali kita berbicara tanpa melalui proses dipikirkan, apakah kata-kata kita itu menyejukkan atau membuat panas telinga orang, dan menghujam hati lawan bicara kita.

Tuhan Yesus pernah berkata; ” Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.” Matius  12:36. Apa yang diungkapkan oleh Tuhan Yesus ini sebenarnya menolong kita untuk hati-hati supaya setiap kata-kata yang akan diungkapkan itu perlu dipikirkan karena hal itu ada konseksuensi yang harus diterima oleh seseorang. Walaupun Tuhan menunjuk kepada pertanggungan jawab pada hari penghakiman, namun sebenarnya ketika di dunia ini saja, bila sebuah kata-kata tanpa kendali, tanpa dipikirkan yang mengarah kepada sia-sia juga memiliki akibat yang tidak mudah.

Taruhlah, ketika kita melontarkan kata-kata yang sia-sia yang terlontar karna tidak dipikirkan terlebih dahulu, tapi karena kita berada dalam posisi di mana kita dipenuhi oleh kemarahan dan kepanasan hati, maka biasanya kata-kata yang keluar itu bisa mematahkan semangat, menyakiti, melukai dan membuat orang lain frustasi. Karena itu baik juga kita selalu ingat dengan prinsip, pikirkan, baru katakan.

Konflik di dalam keluarga, seringkali terjadi oleh karena banyak kata-kata yang keluar bukan berasal dari kita memikirkan dahulu, tapi karena kita hanya condong untuk mencari kesalahan. Itu kan dikirkan dulu? Mungkin itu pertanyaannya? benar! Itu dikirkan terlebih dahulu, tapi apa yang dipikirkan itu lebih cenderung untuk mencari cara bagaimana mematahkan semangat pasangan kita atau memancing amarah pasangan kita?

Terlebih lagi ketika kata-kata kita kepada anak-anak kita menyakiti, maka kita diingatkan oleh apa yang diungkap oleh Paulus, “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” Efesus 6:4

Disadur dari Renungan Keluarga Kristen

Comments

comments