“Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 3:1-2)
Bila kita mengamati keadaan dunia ini, tampaklah bahwa banyak aspek dalam kehidupan di dunia yang telah dipengaruhi dan dikuasai si iblis. Dosa dan kejahatan merajalela. Korupsi disana-sini. Penipuan mulai dari tradisional sampai yang paling canggih. Anak-anak mengikuti pengaruh ilah zaman. Dunia profesi/pekerjaan pun begitu diwarnai kecurangan dan kepentingan diri sendiri. Gereja sendiri turut melarutkan diri dalam dunia. Pertanyaannya kemudian “apakah kita dapat berbuat sesuatu? Apakah kita dapat mengubah segala situasi itu?” Abba Felix, pemimpin gereja di kota Roma abad ke-4 misalnya, saat melihat semarak beragama yang lahiriah pasca penetapan Kristen sebagai agama negara, pergi bertapa ke padang gurun. Dia kecewa karena umat Kristen tak lagi hidup sesuai firman Tuhan walaupun firman Tuhan diberitakan dengan meriah.
Kondisi yang sama tampaknya dialami pada zaman Yohanes Pembaptis. Betapa hancurnya kondisi keberagamaan dalam masyakat Yahudi. Para pemukanya memberitakan firman, tapi tidak melakukannya. Rakyat miskin dan melarat karena penjajahan Romawi, sementara pemerintahan lokal (Herodes) justru menikmati kekayaannya. Kepiluan situasi ini memanggil Yohanes dari padang gurun melalui suara Tuhan. Tuhan memanggilnya untuk tampil, bukan untuk mundur. Di padang gurun itulah, juga di sungai Yordan, dia memberitakan pesan yang penting dan mendesak, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Yang membuatnya tampil bukanlah keinginannya sendiri, melainkan Kerajaan Sorga. Kerajaan Sorga yang akan tepat sebentar lagi tiba akan menempatkan bangsanya dalam hukuman karena dosa mereka. Namun, jalan satu-satunya adalah pertobatan. Dia menginginkan supaya bangsanya bertobat, meninggalkan segala dosa-dosanya dan berbalik pada Allah. Karena Kerajaan Sorga inilah dia tampil.
Saat ini kita cenderung disuguhi pengajaran-pengajaran yang sangat apatis terhadap jabatan, harta, dan kepemimpinan. Kita seolah ditarik untuk meninggalkan semuanya itu sehingga kita dapat menjadi pengikut Kristus yang benar. Padahal, justru kita harus bekerja keras untuk meraih jabatan, harta dan kepemimpinan di zaman ini, supaya olehnya kita menjadi berkat. Ini bukanlah saat untuk mundur dan menjauhkan diri dari dunia, melainkan untuk tampil. Kita perlu tampil dan menjadi terkemuka dalam segala hal. Tapi, kita tak boleh lupa tujuannya adalah demi Kerajaan Sorga. Supaya di manapun kita tampil, di situ kita memberitakan pertobatan demi Kerajaan Sorga. Kalau kita tak masuk, kita tak punya kesempatan mengubahkan di sana. Tapi, saat kita masuk, dalam birokrasi misalnya, kita punya peluang memberitakan pertobatan demi Kerajaan Sorga dan mengubahkan segala situasi yang buruk disana.
Kondisi yang sama tampaknya dialami pada zaman Yohanes Pembaptis. Betapa hancurnya kondisi keberagamaan dalam masyakat Yahudi. Para pemukanya memberitakan firman, tapi tidak melakukannya. Rakyat miskin dan melarat karena penjajahan Romawi, sementara pemerintahan lokal (Herodes) justru menikmati kekayaannya. Kepiluan situasi ini memanggil Yohanes dari padang gurun melalui suara Tuhan. Tuhan memanggilnya untuk tampil, bukan untuk mundur. Di padang gurun itulah, juga di sungai Yordan, dia memberitakan pesan yang penting dan mendesak, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Yang membuatnya tampil bukanlah keinginannya sendiri, melainkan Kerajaan Sorga. Kerajaan Sorga yang akan tepat sebentar lagi tiba akan menempatkan bangsanya dalam hukuman karena dosa mereka. Namun, jalan satu-satunya adalah pertobatan. Dia menginginkan supaya bangsanya bertobat, meninggalkan segala dosa-dosanya dan berbalik pada Allah. Karena Kerajaan Sorga inilah dia tampil.
Saat ini kita cenderung disuguhi pengajaran-pengajaran yang sangat apatis terhadap jabatan, harta, dan kepemimpinan. Kita seolah ditarik untuk meninggalkan semuanya itu sehingga kita dapat menjadi pengikut Kristus yang benar. Padahal, justru kita harus bekerja keras untuk meraih jabatan, harta dan kepemimpinan di zaman ini, supaya olehnya kita menjadi berkat. Ini bukanlah saat untuk mundur dan menjauhkan diri dari dunia, melainkan untuk tampil. Kita perlu tampil dan menjadi terkemuka dalam segala hal. Tapi, kita tak boleh lupa tujuannya adalah demi Kerajaan Sorga. Supaya di manapun kita tampil, di situ kita memberitakan pertobatan demi Kerajaan Sorga. Kalau kita tak masuk, kita tak punya kesempatan mengubahkan di sana. Tapi, saat kita masuk, dalam birokrasi misalnya, kita punya peluang memberitakan pertobatan demi Kerajaan Sorga dan mengubahkan segala situasi yang buruk disana.
Kata-kata Bijak:
Tampil di tengah dunia demi Kerajaan Sorga adalah sebuah panggilan yang mulia.
Disadur dari Renungan Harian GKPI