BELAJAR DARI KISAH KERANG DAN BANGAU
“Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkitkan perkara, menceraikan sahabat yang karib.” (Amsal 17:9).
Di tepi sebuah pantai, kerang sedang membuka cangkangnya untuk mencari makanan. Tidak lama kemudian, datang seekor bangau melihat kerang dengan cangkang terbuka, dan bangau itu tergoda untuk memakan dagingnya. Tanpa menunggu lama, bangau pun mematuk kerang. Tak kalah sigap, kerang pun langsung dengan segera menutup cangkangnya. Paruh bangau tersangkut di cangkang kerang, sehingga bangau tersebut tidak berkutik.
Kerang berkata, “Karena kau ingin memakan dagingku, jangan harap aku melepasmu sampai kapan pun. Biar mati kau kelaparan di tepi pantai ini.” Bangau pun menjawab, “Kalau kau tidak melepasku, kau juga akan mati.” Tak satupun dari mereka mau mengalah. Akhirnya datanglah nelayan pantai, menangkap Bangau dan Kerang tersebut dengan mudah.
Di dalam perselisihan: tidak ada pihak yang diuntungkan, hanya ada satu pihak yang paling diuntungkan, yaitu iblis. Iblis akan sangat senang karena tahu bahwa saat tidak ada kerukunan, berkat tidak akan tercurah. Iblis pun memperoleh keuntungan karena dengan adanya pertikaian, ia dapat menanamkan benih kebencian, demdam, amarah dan kepahitan di dalam hati manusia.
Jadi bila kita menyadari bahwa perselisihan lebih banyak menghasilkan kerugian, mengapa kita tidak berusaha mengendalikan emosi kita? Selalu diperlukan dua pihak untuk bertengkar. Bila kita tidak membalas kemarahan dengan kemarahan, tentu tidak akan ada pertengkaran bukan? Jika kita merindukan berkat mengalir di dalam kehidupan, mari kita menciptakan kerukunan dan kedamaian di dalam hidup kita dengan sesama kita.
Disadur dari Kumpulan Ilustrasiku