Renungan Harian 21 Juli 2015

 

SEPERTI MAU MATI RASANYA

“Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”

(Mat. 26:38)

Bu Tina sangat sedih. Sudah lima tahun ia menantikan kehadiran bayinya. Kini ia mengandung 7 bulan, namun dokter menemukan jantung bayi dalam kandungannya bocor, sehingga harus dikeluarkan secara operasi. Bu Tina dan segenap keluarga serta sahabat-sahabatnya menaikkan doa syafaat agar bayinya dapat tertolong. Namun bayinya meninggal dunia sesaat setelah persalinan. Bu Tina hancur hati, ia sungguh-sungguh sangat sedih. Apakah sahabat lansia pernah sangat sedih?

Tuhan Yesus pernah sangat sedih, bahkan seperti mau mati rasanya. Mengapa demikian? Karena sudah terbayang penderitaan-Nya demi memikul dosa manusia serasa ditinggalkan oleh Bapa-Nya. Agaknya tidak seorang pun mampu mendalami rasa “seperti mau mati” itu. Namun, Tuhan Yesus tidak menyerah. Ia bersujud dan berdoa. Kekuatan menghadapi derita salib yang bakal dijalani-Nya melibatkan Sang Bapa. Yesus percaya penuh bahwa kehendak Bapa-lah yang terutama. Dengan berserah kepada Bapa-Nya Ia akan mendapat kekuatan. Nah, bukankah kita patut belajar dari sikap Tuhan Yesus? Jika kesedihan melanda kita, datanglah kepada Bapa di surga dalam doa. Bersama-Nya kita dikuatkan dan mohonlah kepada-Nya, kehendak-Nya yang terjadi.

 

Disadur dari Renungan Harian Lansia-Jendela Hati

 

Comments

comments