Renungan Harian 2 Juli 2016

KERJAKAN KESLAMATAN

LUKAS 13: 22-30

 

Pada saat ini kita mau belajar mengenai apa yang sebenarnya mau dicapai di tengah-tengah dunia ini. Apa maksud Tuhan ketika Tuhan menitipkan kita untuk lahir kemudian mengisi hidup ini sampai tua di dunia ini?. Berkaitan dengan pergumulan iman kita apa yang mau kita cari dalam hidup ini. Boleh ada di dalam dunia tetapi firman Tuhan mencatat bahwa janganlah serupa dengan dunia ini.

Firman Tuhan mengajak kita untuk berefleksi tentang hari hidup, bahwa ada banyak orang berpendapat bahwa jika dengan melakukan kegiatan-rohani, rajin beribadah, mendengar firman adalah merupakan jaminan memperoleh keselamatan dari Allah. Namun, pada saat ini kita mendapatkan sebuah jawaban, kita akan mendapatkan keselamatan itu, tetapi harus melewati suatu pintu yang sesak. Bukanlah masalah sedikit atau banyak yang mendapatkan keselamatan, tetapi segala sesuatu Yesus yang akan menentukannya. Akan ada orang yang paling akhir ia akan di usir dan digiring ke tempat yang penuh ratap dan kertak gigi.

Banyak orang Kristen masa kini “yang penting” saya kenal Yesus, “yang penting” bersama-sama dengan Yesus, makan, berjalan, dan kemudian mengikuti perintah dan hukum-Nya, tetapi hati kita jauh dari Tuhan. Mengikut Yesus tidak sekedar mulut berbicara, tidak sekedar kaki melangkah tanpa tujuan, ikut Yesus ialah merupakan keseluruhan hidup dan hati menjadi suatu yang penting, tidak hanya formalitas belaka.

Kita pasti ingat ketika Saulus berjumpa dengan Tuhan, awalnya ia hidup jauh dari Tuhan, ia begitu jahat dan kejam, tetapi setelah ia mengalami perjumpaan dengan Tuhan, ia berubah, bukan lagi Saulus (hidup lama), tetapi Paulus (Hidup baru), ia menjadi orang yang berdiri dan menyerukan nama Tuhan dimana-mana. Dengan berbagai kejahatan-kejahatan di belakang itu Yesus merubah Paulus. Perjumpaan dengan Tuhan adalah sungguh luar biasa bagi Paulus. Tuhan bertindak luar biasa, di luar kemampuan manusia.

Ketika kita punya pengakuan sebagai orang kristen, perubahan apakah yang di bawa ketika kita mengatakan kita sebagai orang Kristen. Jati diri orang Kristen harus ditampilkan di tengah-tengah kehidupan kita.

Kita jangan merasa aman ketika kita menyandang indentitas sebagai Kristen, tetapi tidak melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam kehidupan. Maka segalanya hanya sia-sia belaka, dan keselamatan bukan menjadi bagian kita, karena keselamatan hanya diberikan kepada barang siapa yang melakukan setiap perintah Allah. Amin.

 

 

                                                             Ringkasan Khotbah : Pdt. Alu Penina Kale- Riwu Kaho, S.Th

 

Comments

comments