Renungan Harian 18 Maret 2015

Penyembah Yang Benar…

Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.“ Yohanes 4:23-24

Tuhan menginginkan kita agar menyembah Dia dalam roh dan kebenaran. Menyembah Dia dengan benar dan tulus. “Penyembahan yang sejati bukan tentang lagu yang dinyanyikan atau musik yang dimainkan, tetapi inti penyembahan adalah saat hati dan jiwa seseorang, serta semua yang ada dalam dirinya memuja dan berhubungan dengan Roh Allah“ (D.Zschech-Extravagant Worship).

Bagaimana caranya agar kita dapat menjadi penyembah-penyembah yang benar?

Banyak cara di Alkitab yang dapat dilakukan untuk menjadi penyembah-penyembah benar. Beberapa di antaranya:

  1. MEMPERSEMBAHKAN PUJIAN YANG LUAR BIASA

“Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kakiNya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu” Luk 7:37-38

Bayangkan kedalaman air mata perempuan ini sehingga cukup untuk membersihkan kaki Yesus yang berdebu!

Apa yang dilakukan perempuan itu dengan buli-buli pualam berisi minyak wangi juga merupakan hal yang melampaui batas, berkelimpahan, mahal, berlebihan, mewah, bernilai tinggi, mulia, kaya, tak ternilai, berharga, dst.

Kita harus mempersembahkan pujian yang “luar biasa” seperti yang dilakukan perempuan itu.

  1. MEMPERSEMBAHKAN KORBAN

“Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepadanya: ‘Abraham, Abraham.’ Sahutnya: ‘Ya, Tuhan.’ Lalu Ia berfirman: ‘Jangan bunuh anak itu…sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku’ ” Kej 22:11-12

Abraham siap memberikan kepada Tuhan sesuatu yang paling dikasihinya. Dia tidak segan-segan untuk menyerahkan anaknya.

Pada jaman dahulu korban yang dipersembahkan adalah yang terbaik.

Penyembahan juga melibatkan korban. Ada harga yang harus dibayar agar penyembahan kita menjadi hal yang menyenangkan hati Allah.

Penyembah-penyembah yang benar akan memberikan yang terbaik bagi Tuhan.

Disadur Dari Renungan Harian Pelita Hidup

Comments

comments