Berpacaran…
Halo sobat muda Kristus … masih ingatkah kamu dengan beberapa kisah romantis seperti: “Romeo and Juliet”, “Cleopatra”, “Cinderella”, dan beberapa kisah romantis lainnya? Ya, entah kamu memercayainya atau tidak, tapi fakta membuktikan bahwa kisah ini telah berhasil membius jutaan anak muda dan remaja di seluruh penjuru dunia. Bahkan, kisah “Romeo and Juliet” diakui sebagai kisah cinta paling romantis sepanjang masa.
Kisah-kisah di atas merupakan contoh kisah cinta “zaman dahulu”. Pada masa kini, kisah-kisah romantis tetap digandrungi anak muda. Buktinya, beberapa tahun terakhir ini, bioskop-bioskop di seluruh dunia telah dibanjiri oleh jutaan pasangan, hanya untuk menonton film “Twilight”. Sepertinya, kita harus mengakui bahwa anak muda dan cinta merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Di mana ada anak muda, di sana kita temukan “cerita cinta”.
Sebagai anak muda, merupakan hal yang wajar apabila kita memiliki ketertarikan kepada lawan jenis, atau mungkin menjalin hubungan dengan seseorang sebagai pacar kita. Tuhan menciptakan kita sebagai makhluk yang memiliki rasa saling mengasihi. Tujuannya adalah supaya kita dapat saling mengasihi, baik mengasihi Tuhan, keluarga, kerabat, teman, dan pasangan (pacar). Namun, ketika kita berpacaran, bukan berarti kita memiliki kebebasan untuk melakukan apa pun yang kita mau.
Saat ini, banyak anak muda yang salah mengartikan arti cinta dalam berpacaran. Saat ini, cinta sering dihubung-hubungkan dengan berpelukan, ciuman, bahkan melakukan hubungan yang sepantasnya dilakukan oleh pasangan suami istri. Akibatnya, tidak sedikit anak- anak muda yang jatuh dalam dosa percabulan. Lalu, bagaimanakah dengan kita?
Firman Tuhan dalam Efesus 5:2-3, 8 telah berbicara banyak kepada kita. Tuhan mengatakan bahwa sebagai manusia, kita harus saling mengasihi karena Yesus telah mengajarkan dan memberikan teladan kepada kita tentang kasih. Namun, ketika kita mengasihi seseorang sebagai pacar, kita harus bisa membedakan mana wujud kasih yang benar dan yang tidak benar menurut Alkitab. Orang-orang dunia yang tidak mengenal Yesus sering menghubungkan cinta dengan ciuman, pelukan, seks, dan hal-hal lain yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Namun, tidak demikian dengan kita. Alkitab mengajarkan bahwa kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, dan masih banyak lagi seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 13:4-7. Seperti itulah kasih yang diharapkan oleh Tuhan Yesus. Sebelum mengenal Yesus, kita memang merupakan anak-anak yang masih tinggal dalam kegelapan karena kita belum mengetahui tentang kebenaran. Namun sekarang, kita adalah anak-anak kudus oleh karena pengorbanan Yesus di kayu salib. Yesus ingin kita hidup sebagai anak-anak terang di dunia ini. Terang itu bisa kita tunjukkan melalui perbuatan kita sehari-hari, yaitu perbuatan yang sesuai dengan firman Tuhan ketika kita menjalin hubungan dengan lawan jenis. Melalui renungan ini, marilah kita mulai mengubah seluruh pola pikir kita yang salah tentang pacaran dan cinta. Marilah kita mulai kembali dari kebenaran Alkitab. Tuhan Yesus memberkati.