Renungan Harian 12 Februari 2015

Pasanganku Yang Menyempurnakanku

1 Korintus 12:22-23; 13:4-7; Efesus 5:22-25, 28-30

Kisah cinta sejati tidak hanya terjadi di dalam film-film atau novel-novel saja, namun banyak juga yang terjadi di dalam kehidupan nyata. Seperti yang dialami oleh Ian dan Larissa Murphy. Larissa tetap meminta untuk dinikahi kekasihnya yang mengalami kelumpuhan otak. Sebelum mengalami kelumpuhan otak, Ian adalah pria normal yang tampan dan pintar. Hubungan mereka telah berjalan selama 10 bulan, dan mereka bersama keluarga masing-masing telah merencanakan pernikahan. Namun, sebuah tragedi terjadi, yang mengancam rencana mereka.
Sore itu, Ian yang baru pulang dari kantor mengalami kecelakaan hebat, dan segera dilarikan ke rumah sakit. Malamnya, Larissa mendapat kabar dari orang tua Ian bahwa kekasihnya tersebut dalam keadaan kritis. Dan yang lebih mengejutkan Larissa, Ian mengalami cedera otak traumatis atau kerusakan mendadak pada otak. Akibatnya, Ian menjadi cacat mental dan tidak bisa menjadi normal kembali, untuk bisa berkomunikasi dengan baik. Namun, hal itu tidak membuat hati wanita cantik itu beralih ke pria lain. Bahkan, beberapa hari setelah Ian keluar dari rumah sakit, Larissa pindah ke rumah keluarga Ian untuk merawatnya. Larissa paham bagaimana buruknya keadaan Ian saat itu. Namun yang menguatkan Larissa adalah, dia yakin bahwa Ian tetap mencintainya. Hampir tiap waktu Larissa mengajaknya berbincang, walaupun sangat sulit ditanggapi oleh Ian. Bahkan, Larissa juga membuat lelucon seperti yang dahulu sering mereka lakukan bersama. Larissa juga mempersiapkan hari khusus untuk berkencan seperti pasangan lainnya, walaupun mereka terlihat aneh di hadapan banyak orang saat berkencan di luar. Setelah melalui banyak tantangan, rencana mereka untuk menikah pun terlaksana. Larissa tetap menerima keberadaan Ian, meskipun tidak mudah baginya. Semua keluarga dan teman-teman mereka hadir dalam pernikahan itu. Dengan setia dan sabar, Larissa duduk mendampingi serta melayani Ian. Dia terus menunjukkan senyum kebahagiaannya ke semua orang. Selain cinta yang masih ada di antara mereka, yang membuat Larissa tetap mempertahankan hubungan mereka adalah keyakinannya bahwa ada maksud Tuhan di balik semua yang harus dihadapi itu.
Pernikahan bukan menyatukan sepasang manusia yang sama-sama sempurna, justru menyatukan sepasang manusia yang tidak sempurna. Dalam ketidaksempurnaan masing-masing pribadi, akan disempurnakan oleh kelebihan yang dimiliki oleh sang pasangan, begitulah yang dinamakan saling melengkapi. Bagaimanapun buruknya keadaan pasangan kita, secara fisik, ekonomi, ataupun pendidikan, syukuri dan yakinilah bahwa dia yang Tuhan pakai untuk menolong setiap aspek kehidupan kita, dan dia jugalah yang akan melengkapi kesempurnaan hidup kita. Berbahagialah orang yang memperlakukan dan diperlakukan pasangannya dengan kasih dan ketulusan!

Disadur dari Renungan Harian Manna Sorgawi

Comments

comments