Renungan Harian 1 Mei 2015

Kasih Seorang Sahabat

Amsal 17 : 17 Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu,dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

Suatu waktu ada dua orang yang bersahabat karib.Si A dan si B.Mereka sudah bersahabat sejak masih duduk dibangku sekolah dasar,dan kini mereka telah menginjak usia dewasa.Sepanjang perjalanan hubungan mereka,keduanya tidak pernah menutupi apapun juga,dalam arti masing-masing sudah mengetahui pribadi nya dengan baik.Mereka menjadi teman curhat dan pendengar yang baik,dan kasih diantara mereka sudah seperti dua orang saudara saja.Suatu saat,mereka berjumpa dengan seorang laki-laki dan memiliki perasaan yang sama untuk laki-laki tersebut.Tetapi laki-laki itu hanya mencintai dan memilih salah satu dari mereka,yaitu si A.Sahabat nya yang lain,si B yang tidak terbalaskan cintanya merasa marah dan cemburu.Ia memutuskan hubungan persahabatan yang sebelumnya terjalin begitu indah bagai dua saudara kandung.Bahkan ia memilih untuk menyakiti dirinya sendiri dengan hal-hal yang negatif;pergi ke klub malam,tidak mengikuti ibadah dan persekutuan digereja seperti sebelumnya,bahkan mulai mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Si A yang mengetahui perilaku sahabat nya itu,merasa sangat sedih dan kasihan dengan si B.Walau ia sangat mencintai kekasihnya,namun ia tidak ingin kehilangan sahabatnya.Akhirnya ia pun memutuskan hubungan dengan kekasihnya dan berusaha mambawa kembali sahabatnya si B kejalan yang benar,kembali ke persekutuan gereja,dan berhenti mengkonsumsi obat-obatan terlarang.Awalnya memang sangat sulit.Tetapi dengan doa dan ketulusannya,si A berhasil membawa si B kembali pada hubungan baik seperti dahulu,bahkan kali ini kasih sayang diantara mereka terjalin lebih erat dari sebelumnya.Keduanya belajar untuk bisa memberi dan melepaskan apa yang baik dan tidak baik demi kasih kepada sahabatnya.

Sahabat Agape,bukankah dalam hidup ini,kita seringkali meninggalkan Tuhan Yesus,hanya karena Ia belum memberi atau bahkan tidak memberi semua keinginan kita?Kita seringkali merasa marah dan cemburu pada apa yang orang lain dapatkan.Padahal kalau kita renungkan,begitu banyak berkat dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita,namun kita masih saja merasa kurang.Berhentilah menyakiti diri sendiri dengan semua tuntutan-tuntutan kedagingan kita,dan mulai melihat kehendak Tuhan dalam hidup kita masing-masing.Ia,Tuhan adalah Sahabat Sejati,yang tidak akan pernah membiarkan kita celaka.Ia akan selalu menuntun langkah kita,dan membawa kita kembali ke jalan yang benar,karena Ia Sahabat yang sungguh mengasihi kita.Amin.

Oleh Admin Sekretariat

 

Comments

comments