Bacaan Alkitab : Markus 15 : 33-47
Pengkhotbah : Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th
Peringatan akan kematian Yesus,marilah seolah kita berada dirumah duka seorang yang mati karena teraniaya sepanjang malam.Kisah di taman Getsemani,Yesus ketakutan karena Ia tahu Ia harus melewati penyiksaan-penyiksaan dari malam tiada berhenti.Jam 6 pagi mengalami penyiksaan-penyiksaan lagi.Ternyata kebencian membuat orang melakukan apapun untuk kepuasan atas keinginannya.Itulah dosa yang membuat manusia memutuskan hubungan dengan Allah dan mengikat hatinya dengan keinginan dagingnya,mendengar seruan pendusta.
Dosa membuat manusia kehilangan kasih Allah.Kasih Allah memanggil umat cipataan-Nya,rindu kepada milik kepunyaan-Nya.Kekasih-nya yaitu umat-Nya harus dipanggil kembali dengan penebusan Allah.Iblis tercengang karena Allah mengambil milik-Nya dengan memberikan diri-Nya.Dengan penebusan,manusia kembali pada pencipta-Nya.Kasih yang besar membuat kita hadir untuk mengingat kasih-Nya.Yesus mati,dan Ia menyatakan pada iblis kemenangan-Nya.
Bagaimanakah respon kita terhadap tanda kasih Yesus ? Harus ada perjumpaan pribadi dengan-Nya,sehingga sikap kita adalah penghormatan bagi-Nya.Bagaimana perilaku kita terhadap sesama kita ? Antara lain dengan tutur kata yang santun dan hormat.Bagaimana penghormatan pada Tuhan yang telah mati bagi kita ?
-Perjumpaan dengan Tuhan merubah perilaku kita
-Kita berharga di mata Allah
Bagaimana dengan diri kita sendiri ? Ketika kita tahu bahwa kita berharga,kita menghargai diri sendiri sebagai karya agung Allah.Hanya Yesus saja yang mati untuk kita,tidak ada yang lain.Ini adalah karya Allah yang tak terselami bagi kita.Hanya karena kasih yang besar.Karena Tuhan mengasihi kita,lakukanlah seluruh firman-Nya.Kisah kematian Kristus harus dapat membawa orang pada pertobatan (seperti kepala pasukan yang mengakui bahwa sungguh Yesus adalah Anak Allah).
Pertobatan dimulai dari cara berpikir dan kemudian mengubah perilaku kita.Ketika Yesus mati,Ia berkata “..kedalam tangan-Mu kuserahkan…”.Yesus tahu Ia akan kembali kepada Bapa.Hari ini persiapkan diri berjumpa dengan maut,agar roh kita kembali kepada Bapa.Mati dalam kepastian,setelah mati tahu harus kemana,sehingga tidak sia-sia pengorbanan Yesus.Kematian disyukuri sebagai perjumpaan dengan Yesus.Kematian tidak menakutkan apabila kita milik Tuhan (hal ini juga perlu kita ajarkan kepada anak-anak kita).
Saat Yesus mati,tabir bait Allah terbuka tanda segala sesuatu yang bersifat terpisah antara manusia dan Allah tidak ada lagi.Yesus mati supaya manusia dan Allah tidak lagi terpisah.Kematian Yesus telah menggenapi,telah menyelesaikan karya keselamatan-Nya bagi kita.Amin.
Khotbah pada ibadah Jumat Agung,30 Maret 2018 pukul 09.00 Wita