Guru itu bertanya kepada anak itu “Nak, tidakkah kamu mau memiliki banyak teman yang bisa mengerti dan memahami dirimu?”
Lalu sang anak ini terdiam cukup lama. Kemudian anak itu mengatakan, “Bu, siapa yang tidak mau mempunyai teman? Saya mau mempunyai teman tapi siapa yang mau berteman dengan saya sementara saya cacat, tanganpun cacat, saya malu bu. Dari semenjak saya lahir, tangan saya cacat, kemudian saat saya kecil, demam pada tubuh saya tinggi dan akibatnya saya cacat dan harus selamanya duduk di kursi roda ini. Tidak ada orang yang memperdulikan saya bu, tidak ada satupun bahkan mama sayapun membenci saya apalagi papa saya selalu memarahi saya setiap hari. Saya merasa diri saya tidak berguna Bu, saya tidak berarti.”
Sang guru terdiam dan terharu melihat keadaan anak itu akan tetapi kemudian sang guru mulai berkata “Nak, walaupun kamu seperti itu, cacat, biarpun teman-teman tidak mengasihimu dan bahkan papa dan mama membencimu tapi ingatlah Tuhan tidak pernah membencimu. Tuhan menyayangimu sebagaimana adanya. Engkau sangat berharga di mataNya dan Engkau dijadikanNya sebagai biji mataNya (Yesaya 43:4; Ulangan 32:10). “
Jadi mulai saat ini cobalah untuk maju dan cobalah mendekati teman-temanmu, pasti engkau akan mendapat banyak teman nantinya. Akhirnya anak itu bertumbuh besar dan memiliki banyak teman.
Dalam kehidupan ini, setiap orang diciptakan Tuhan berbeda satu dengan yang lainnya ada yang hitam, putih, rambut keriting, lurus, kaya maupun miskin,namun semua manusia kepunyaanNya adalah manusia yang mulia dan berharga di mataNya. Saat ini ketika kita merasa sepertinya kurang dalam hal ini dan itu, janganlah sedih sebab Engkau sangat berharga di mataNya dan Engkau adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mulia.