Konon, di Jepang ada cara unik utk menangkap ikan. Dimalam hari, mereka menggantung lentera disisi kiri kanan perahu & mengikat beberapa bebek utk berenang disekitar perahu. Cahaya lentera akan menarik ikan2 utk naik ke permukaan. Ketika ikan2 naik ke permukaan, dgn semangat bebek2 akan segera menangkapnya. Selanjutnya, dgn sigap bebek itu ditarik ke atas perahu & mereka memaksa bebek itu mengeluarkan ikan sebelum sempat ditelan. Setelah itu, bebek dilepaskan kembali ke air utk menangkap ikan lagi. Begitu seterusnya.
Nasib bebek2 itu bisa dibilang seperti nasib bangsa Israel. Kitab Hagai mencatat bagaimana bangsa Israel menabur banyak, tapi menuai sedikit. Mereka makan tapi tdk sampai kenyang. Minum tapi tdk sampai puas. Berpakaian tapi tdk merasa hangat. Bahkan bekerja tapi seperti tdk pernah menikmati hasil jerih payahnya. Bukankah ini juga sering terjadi pada org2 di zaman ini? Ada yg sdh bekerja dgn susah payah, lembur tiap hari, bahkan melakukan beberapa pekerjaan sekaligus, tapi bukannya keberhasilan yg didapat, melainkan justru sakit, hubungan keluarga berantakan, dll.
Ada satu kunci yg Tuhan tunjukkan bagi mereka yg mengalami kondisi itu. Bukan bekerja lebih keras, tapi Tuhan justru mengingatkan agar bangsa Israel mengutamakan pembangunan rumah Tuhan. Rumah Tuhan bicara tentang persekutuan yg intim denganNYA. Ya, hal ini berarti tinggal di dalam FirmanNYA & melakukan KehendakNYA. Hidup saat ini mungkin makin berat. Tapi, akan semakin berat saat kita tdk lagi memprioritaskan Tuhan.
Mari utamakan Tuhan lebih dulu diatas segala kesibukan hidup kita hari ini, sebab kita belum benar2 sukses jika Tuhan tdk terlibat didalamnya…