Kesombongan Rohani
Pengkhotbah 7 : 1-22
Pembicara Sdra.Timotius Haryono
Sombong adalah merasa bangga pada dirinya,merasa lebih besar dari orang lain,dan yang paling parah adalah sombong pada pencipta dengan menolak kebenaran dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan.Dalam kitab ini,kita dapat melihat bahwa hikmat diperoleh melalui kedukaan (ay 2 & 4 ).Rumah duka memberi gambaran hidup dan refleksi agar kita dapat memikirkan kembali apa arti hidup kita ini.Kita diajarkan untuk tidak sombong dan hidup takut akan Tuhan,karena semua da kesudahannya.
Tuhan menjadikan hari baik dan buruk,agar manusia tidak mengandalkan diri sendiri,tetapi selalu mengandalkan Tuhan.Jika kita memiliki pola hidup dan pola pikir didalam Tuhan,maka apapun yang kita hadapi,kita akan tetap bertahan karena iman didalam Kristus.Lee Kuan Yew berkata “Orang sombong itu ibarat seseorang yang berdiri diatas gunung.Ia melihat semua dibawahnya kecil,tetapi ia tidak sadar kalau orang-orang dibawahnya pun melihat ia begitu kecil.”
Kesombongan rohani itu tersembunyi dan tidak dapat dilihat secara langsung.Tetapi dapat diketahui dari cara seseorang meresponi banyak hal.Bahkan kita juga sering tidak menyadari kalau kita telah menjadi orang yang sombong.Kita harus belajar melihat diri kita,dalam pelayanan kita agar tidak menjadi sombong rohani dan yang paling penting tidak merasa lebih tinggi dari Allah.Tetapi hendaklah kita selalu menyadari bahwa Allah lah yang berada diatas segala-galanya.
Jadilah wanita-wanita yang menjadi terang dalam segala aspek hidup kita,sehingga banyak orang diselamatkan dan diberkati.Mintalah dan miliki lah hikmat yang dari Allah saja.Amin.
Doa syafaat :
Pimpin doa : Ibu Ingrid Hamatara-Boesday / Doa penutup : Sdra.Timotius Haryono
Ibadah :
MC : Aci Emma /Pemusik : Sdri.Nikita Siung /Kolektor : Ibu Lomi /Doa Pembuka : Ibu Dewi / Doa Penutup : Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th/Kesaksian : Aci Sisca (mengenai jambore perempuan) & Ibu Dewi (mengenai ret-ret sekolah minggu) / Kehadiran : 44 orang (2 laki-laki).