DIAM BERSAMA DENGAN RUKUN

Bacaan: Mazmur 133

 

Ada satu hal yang tidak bisa dirubah dalam UUD negara kita, yaitu bentuk negara kita, yakni Negara Kesatuan. Demikian juga dalam bacaan kita, sungguh indah dan menyenangkan bila ada kesatuan. Tapi ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan :

  1. Kita tahu bahwa tidak semua hal yang baik itu menyenangkan. Kerukunan akan kesatuan itu baik dan menyenangkan.
  2. Setiap dari kita pasti punya cara yang berbeda untuk menyatakan Iman kita. Untuk itu, jika masing–masing dari kita merasa diri paling benar, maka akan terjadi perpecahan dalam jemaat Yesus, kita tidak bisa berdiri pada cara kita sendiri dan menganggap cara orang lain salah. Mari kita berbenah dengan merendahkan diri kepada Yesus maupun sesama, maka kerukunan/kesatuan itu aka turun dengan sendirinya kepada orang lain.
  3. Kerukunan dilambangkan dengan minyak yang baik, seperti minyak khusus yang digunakan untuk mengurapi raja, yang tidak sembarang orang memakai minyak itu. Minyak urapan itu khusus dipakai oleh Harun (imam) dan keturunannya. Kerukunan adalah kehendak Yesus dalam hidup kita, celakalah kita yang menjadi pemecah belah, untuk itu jadilah anak Allah yang membawa Damai kepada sesama.
  4. Kerukunan bagaikan embun gunung Hermon, embun itu memberikan kesejukkan ditengah padang gurun yang umumnya berada di Israel. Kita akan merasa senang ketika kita rukun, yaitu dengan duduk bersama baik Kristen maupun non Kristen. Sangat ironi, dunia ini saja berusaha untuk tetap bersatu, tetapi gereja justru terpecah belah. Mengapa gereja tidak bisa jadi saksi?, itu karena kita sendiri tidak bisa memberi kerukunan kepada sesama kita seperti embun gunung Hermon.
  5. Kerukunan/kesatuan itu seperti minyak maupun embun gunung Hermon yang tidak bisa diam ditempat, mereka terus bergerak turun kepada orang lain, mereka menyebar ke tempat–tempat lain. Begitu juga kita, kerukunan harus dapat merangkul/bergandengan tangan dalam perbedaan. Anggaplah orang yang umurnya lebih tua itu seperti orang tua kita sendiri, dan orang yang lebih muda itu seperti adik atau anak kita sendiri, sehingga kita bisa saling merangkul dan saling mengasihi dalam kasih Kristus.

 

Bagaimanapun kita tidak pernah untuk menjadi persis satu sama lain. Tapi ingat akan janji Yesus, justru dalam kerukunan/kesatuan itulah ada Berkat Allah yang dicurahkan. Orang yang mau hidup rukun, hidup damai, tidak egois dan tidak sombong berkatnya Kekal selamanya. Amin.

 

Pdt. Amos Winarto Oei, Ph.D

Comments

comments