Disadur dari Renungan Harian Kristen
By
Disadur dari Renungan Harian Kristen
Categories: Renungan Harian
By
Mau Mengakui Kelemahan..
“Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” 2 Korintus 12:9b
Setiap manusia pasti memiliki kelemahan-kelemahan, entah disadari atau tidak. Seringkali kita tidak mau mengakuinya dan merasa gengsi untuk mengatakan bahwa kita ini lemah. Kita menganggap diri kita kuat: “Aku sanggup melakukannya sendiri, aku tidak perlu orang lain. Aku berhasil oleh karena usaha dan kerja kerasku, bukan karena siapa-siapa!”
Awal pertama ketika mendapat panggilan dari Tuhan, nabi Yesaya mengalami perkara yang luar biasa, di mana Tuhan menyatakan kemuliaan atasnya dan melalui para malaikatNya Tuhan memperdengarkan suaraNya. Pada saat itulah Yesaya menyadari akan keberadaan dirinya di hadapan Tuhan: seseorang yang najis, lemah dan tidak layak. Lalu Tuhan berkata, “…kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” (Yesaya 6:7). Untuk mengalami pemulihan dari Tuhan, kita harus dapat melihat siapa kita ini di hadapan Tuhan dan mau mendengar suaraNya. Banyak orang Kristen yang tidak peka akan suara Tuhan oleh karena mereka mengalami ‘tuli rohani’. Hal ini disebabkan karena perhatiannya yang lebih besar terhadap perkara-perkara duniawi, terfokus pada kekuatan dan kepintaran manusia. Tuhan menghendaki setiap orang percaya mempunyai pendengaran yang peka terhadap suaraNya, karena dari mendengar suara Tuhan kita menyadari keberadaan kita dan langkah-langkah hidup kita akan terarah. Dan ketika kita sudah berjalan bersama dengan Tuhan, Ia akan mengubah kegagalan kita menjadi keberhasilan.
Mari belajar mengakui kelemahan-kelemahan kita. Terkadang masalah, pencobaan, kegagalan dan sebagainya dipakai Tuhan sebagai alat untuk membuat kita sadar akan keberadaan kita yang lemah dan terbatas ini sehingga kita belajar bergantung dan mengandalkan Dia. Rasul Paulus diijinkan Tuhan mengalami ujian dan tantangan, bahkan harus menghadapi ‘duri dalam daging’. Tapi ia menyikapi setiap masalah yang ada dari sudut pandang yang berbeda. Mungkin bila kita berada dalam kondisi seperti Paulus kita akan banyak mengeluh dan memberontak kepada Tuhan. Tetapi rasul Paulus tidak bersikap demikian, ia justru mengakui kelemahannya dan menerima semua itu dengan senang dan rela, karena ia tahu justru dalam kelemahannya itu ia menjadi semakin kuat karena kuasa Tuhan dinyatakan atasnya.
Jangan sombong, belajarlah untuk mengakui kelemahan yang ada!
Disadur dari Renungan Air Hidup
Categories: Renungan Harian
By
Tidak Lagi Peka Akan Suara Tuhan..
“Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!” 1 Samuel 3:13
Imam Eli menjadi bapak rohani bagi Samuel muda di rumah Tuhan. Adapun tugas Eli adalah membimbing Samuel dan mempersiapkan dia menjadi pelayan Tuhan. Tapi situasi yang terjadi pada saat itu “…firman Tuhan jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering.” (ayat 1b).
Mengapa hal itu bisa terjadi? Bukankah Tuhan senantiasa menyatakan Diri dan kehendakNya kepada umat pilihanNya? Keadaan ini dapat saja disebabkan oleh karena perbuatan dosa yang dilakukan oleh anak-anak imam Eli, sementara imam Eli sendiri tidak tegas terhadap dosa anak-anaknya. Alkitab menyatakan bahwa anak-anak Eli, yaitu Hofni dan Pinehas, hidup menyimpang dari firman Tuhan. Mereka sangat memandang rendah korban untuk Tuhan. Keduanya juga sering meminta paksa daging yang hendak dipersembahkan untuk korban bagi Tuhan seperti tertulis: “Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan.” (1 Samuel 2:16b). Tidak hanya itu, mereka juga tidur dengan perempuan-perempuan di pintu kemah pertemuan. Namun imam Eli tidak bertindak tegas terhadap anak-anaknya, ia memilih untuk tidak memarahi mereka. Ini menunjukkan bahwa imam Eli lebih mengasihi anak-anaknya daripada mengasihi Tuhan.
Jadi, yang menjadi pertanyaan mengapa Tuhan tidak menyatakan kehendakNya bukan pada diri Allah, tetapi pada diri manusia itu sendiri. Situasi ketika Tuhan ‘berdiam diri’ nampaknya membuat imam Eli tidak lagi peka akan suara Tuhan, di mana ia tidak tahu lagi membedakan yang manakah suara Tuhan. Imam Eli tidak lagi menyadari akan kehadiran Tuhan. Ini terlihat jelas ketika Tuhan memanggil-manggil Samuel, imam Eli malah menyuruh Samuel untuk tidur. Dan baru setelah Tuhan memanggil Samuel untuk ketiga kalinya, “…mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggi anak itu.” (1 Samuel 3:8c). Waktu itu Samuel masih belum mengenal suara Tuhan, dalam arti belum memiliki pengalaman mendengar Tuhan berbicara kepadanya secara langsung. Berbeda dengan imam Eli yang seharusnya lebih peka akan suara Tuhan. Sayang, imam Eli telah kehilangan kepekaan akan suara Tuhan.
Akhirnya ketika Tuhan menyatakan bahwa Ia hendak menghukum keluarganya, imam Eli hanya bisa pasrah dan tidak membantah!
Disadur dari Renungan Air Hidup
Categories: Renungan Harian
By
Categories: Renungan Harian
By
Categories: Renungan Harian, Renungan Mingguan
By
Disadur dari Renungan Harian Kristen
Categories: Renungan Harian
By
Categories: Renungan Harian
By
Kenalilah Musuhmu..
1 Petrus 5 : 8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Seorang teman saya pernah membuat postingan di dinding facebook nya.Kira-kira demikian bunyi pernyataannya: “Seorang kawan memukul untuk kebaikan,tetapi seorang musuh memuji dengan berlebihan”.
Saya renungkan pernyataan ini sejenak.Memang benar,bahwa jika seseorang peduli dan mengasihi kita,maka ia tidak akan sungkan-sungkan “memukul”kita untuk kebaikan kita sendiri.Pukulan yang dimaksud disini,bukanlah secara fisik,melainkan secara psikis,yaitu dalam bentuk teguran dan kritikan,dengan maksud agar kita menyadari kesalahan kita dan berbalik pada hal yang benar.
Tuhan Yesus adalah sahabat kita yang sejati.Ia tidak akan pernah membiarkan kita terjerumus dalam hal-hal yang akan menyusahkan bahkan menghancurkan diri kita.Ia akan menegur kita,agar kita dapat kembali pada jalan yang benar.Teguran-Nya bisa lewat suara hati nurani kita yang mengatakan bahwa apa yang kita lakukan salah.Bisa juga lewat firman yang kita baca,khotbah digereja,atau lewat teman dan keluarga kita.Kenalilah suara Tuhan dengan membangun hubungan yang lebih dekat dengan-Nya.Jadikan Ia sahabat kita yang sejati,karena sahabat sejati tidak akan pernah menjatuhkan kita.Sebaliknya iblis adalah musuh kita,yang akan memakai segala cara,membenarkan segala sesuatu untuk membuat kita jatuh dan terjerumus ke dalam dosa.Kenalilah musuh anda sekarang.Amin.
Oleh Admin Sekretariat
Categories: Renungan Harian
By
Seribu Bangau Kertas
Lukas 11 : 9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah , maka pintu akan dibukakan bagimu.
Salom sahabat Agape,adakah diantara kita yang tahu melipat bangau kertas?Atau mungkin ada yang sudah pernah membuat bangau kertas dalam jumlah tertentu dan meletakkannya sebagai pajangan?Seni origami atau melipat kertas memang lebih sering dikerjakan oleh anak-anak sebagai bagian dari sebuah seni bermain.Tetapi ada juga yang dikerjakan oleh orang dewasa dengan maksud sebagai sebuah bentuk kerajinan tangan atau handycraft yang mempunyai nilai tertentu.
Sebagian orang lagi percaya kalau berhasil membuat lipatan seriba bangau kertas,maka permohonannya akan terkabul.Sebagai orang percaya, kita tentu akan mengatakan kalau hal tersebut hanyalah mitos,karena lewat iman,kita yakin dan percaya bahwa hanya Tuhan Yesus sajalah yang dapat mengabulkan semua yang kita perlukan dan kita minta daripada-Nya sesuai dengan waktu dan rencana-Nya didalam hidup kita.
Sahabat Agape,kita tidak perlu melipat seribu bangau kertas hanya agar apa yang menjadi harapan dan cita-cita kita terkabul.Kita hanya perlu menyatukan kedua telapak tangan kita,melipat jari-jemari kita dan berdoa kepada Bapa kita.Maka apa pun yang menjadi kebutuhan kita akan diberikan-Nya sesuai waktu dan kehendak-Nya.Ia tahu yang terbaik buat kita anak-anakNya.Dan Ia tidak akan pernah mengecewakan kita.
Amin.
Oleh Admin Sekretariat
Categories: Renungan Harian
By
Fokus Pada Panggilan-Nya
Yohanes 14 : 6 Kata Yesus kepadanya :”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Salom sahabat Agape..Tentunya sahabat semua sudah pernah menyaksikan atau paling tidak melihat iklan sebuah gameshow yang tayang disalah satu TV Nasional kan?Dalam gameshow tersebut,sejumlah anak batita akan mengikuti permainan adu ketangkasan dan kecepatan,melewati sejumlah rintangan untuk dapat sampai pada orangtuanya yang menunggu diseberang arena lomba.Anak-anak tersebut harus melewati sejumlah rintangan yang bisa membuat perhatian mereka teralihkan agar cepat sampai digaris finish,dimana orangtuanya sudah menunggu.Rintangan-rintangan tersebut di atur sedemikian menariknya.Ada berbagai permainan dan boneka yang berwarna-warni dan bisa membuat perjalanan mereka untuk sampai pada orangtuanya terhenti karena benda-benda tersebut.Sementara diseberang arena lomba,para orangtua sudah menunggu,menyemangati anak mereka,memanggil-manggil dengan nama kesayangan,mengulurkan tangan untuk memeluk,bahkan ada yang sampai menari-nari,agar anaknya hanya melihat kepadanya dan bukan pada mainan-mainan penghambat perjalanan tersebut.Pokoknya segala cara dipakai agar anak masing-masing bisa memenangkan perlombaan.Ada anak yang berhasil menang sebelum waktu permainan berakhir,ada yang cuma duduk menangis dan takut melewati arena lomba,bahkan ada yang berhenti ditengah perjalanan karena tergoda mainan-mainan yang begitu menariknya.
Sahabat Agape,hidup orang-orang Kristen didunia ini mirip seperti gameshow tersebut.Kita adalah anak-anak Tuhan yang selalu bertumbuh dalam ujian iman agar suatu saat nanti kita bisa sampai ke rumah Bapa di Sorga sesuai waktu yang telah ditentukan bagi kita masing-masing.Allah Bapa telah menunggu dan mengawal serta mengawasi kita,melakukan berbagai cara untuk kita sampai kepada-Nya.Bahkan Ia mengorbankan diriNya sendiri untuk kita.Namun dalam perjalanan keselamatan yang telah kita peroleh itu,seringkali kita jatuh dan berhenti karena berbagai-bagai perangkap iblis lewat kesenangan-kesenangan dunia.Iblis begitu pandai mengemas hal-hal jahat dengan hal-hal menarik.Kecintaan akan uang,seks bebas,politik kotor,kemewahan dan sebagainya.Hal-hal ini dipakainya untuk membuat perhatian kita akan maksud dan tujuan Allah yang sesungguhnya dalam hidup kita terabaikan.Yang kita lihat bukan lagi pada Tuhan dan kehendakNya,tetapi pada hal-hal yang tidak dikehendaki-Nya.
Marilah bersama-sama kita renungakan perjalanan keselamatan hidup kita.Apakah kita masih fokus pada Allah dan kehendak-Nya dalam hidup kita,ataukah perhatian kita sudah teralihkan oleh kenikmatan dunia yang membawa pada kebinasaan? Pandanglah selalu wajah-Nya,apapun yang kita lalui,Ia akan selalu ada untuk kita.Terus berjalan menuju pada panggilan-Nya,sebelum waktu yang ditentukan bagi kita usai.Tuhan Yesus memberkati.Amin.
Oleh Admin Sekretariat
Categories: Renungan Harian