Seorang pemenang bukanlah orang yang tidak pernah gagal
Disadur dari Renungan Harian,CeritaIman & Kisah Inspiratif
By
Seorang pemenang bukanlah orang yang tidak pernah gagal
Disadur dari Renungan Harian,CeritaIman & Kisah Inspiratif
Categories: Renungan Harian
By
Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak.- Amsal 13:20
Pelikan adalah burung penangkap ikan yang ulung. Tetapi di kota Monterey, California hal seperti ini tidak terjadi. Di kota ini, burung-burung pelikan tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan ikan, karena banyak sekali pabrik-pabrik pengalengan ikan. Selama bertahun-tahun mereka berpesta dengan ikan-ikan yang berserakan. Tetapi hal yang menakutkan terjadi ketika ikan di sepanjang pesisir mulai habis, dan pabrik-pabrik pengalengan mulai tutup, burung-burung tersebut mengalami kesulitan. Karena sudah bertahun-tahun tidak menangkap ikan, mereka menjadi gemuk dan malas. Ikan-ikan yang dulu mereka dapatkan dengan mudah sudah tidak ada, sehingga satu persatu dari mereka mulai sekarat dan mati.
Disadur dari Renungan Harian,CeritaIman & Kisah Inspiratif
Categories: Kumpulan Ilustrasi, Renungan Harian
By
Disadur dari Renungan Harian,CeritaIman & Kisah Inspiratif
Categories: Kumpulan Ilustrasi, Renungan Harian
By
Disadur dari Renungan Harian,CeritaIman & Kisah Inspiratif
Categories: Kumpulan Ilustrasi, Renungan Harian
By
Categories: Renungan Harian
By
Sumber : Renungan Harian,Cerita Iman & Kisah Inspiratif
Categories: Renungan Harian
By
Kesempatan Kedua
Filemon 1 : 1-25
Oleh : Ev.Ellen Amalo,S.Pd.K
Pendahuluan :
Tidak semua orang mendapatkan kesempatan kedua.Apa itu kesempatan kedua ? Mengapa disebut kedua? Mengapa bisa ada kesempatan kedua?
Belajar dari surat Filemon
Surat Filemon adalh surat pribadi dari Paulus kepada filemon,tetapi disampaikan kepada beberapa orang,bukan hanya kepada Filemon.Isi surat mengarah kepada Filemon secara pribadi,akan tetapi di alamat surat tertulis bukan hanya kepada Filemon tetapi juga kepada Apfia (diperkirakan sebagai istri Filemon),Arkhipus dan jemaat dirumah Filemon.Bahkan surat ini juga bukan dari Paulus saja secara pribadi,tetapi Paulus dan Timotius.
Permintaan Paulus kepada Filemon untuk memberikan kepada Onesimus kesempatan kedua,juga sebenarnya merupakan kesempatan kedua juga bagi Filemon untuk mengubah pandangannya terhadap hambanya itu.
Dalam surat-surat Paulus dia menenkankan tentang keseimbangan hidup tuan dan hamba.Seorang tuan harus menjadi tuan yang baik dan sebagai hamba harus menempatkan diri sebagai hamba yang baik.Ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang tidak menghargai hamba atau pelayan.
Filemon diberi kesempatan untuk mengampuni Onesimus (ayat 10),dan menerima kembali Onesimus sebagai hambanya.Paulus mengajak Filemon untuk berbagi hidup dengan Onesimus.Atau dengan orang lain sebagai bukti pertumbuhan imannya kepada Tuhan.Jadi dalam persekutuan,bukan saja berbagi barang atau uang atau sesuatu yang berharga,tetapi juga diajarkan tentang berbagi hidup ini.
Hidup lebih penting dari apapun yang ada (makanan,pakaian dan sebagainya),jadi harus kita ingat bahwa kebutuhan utama kita bukan saja makanan,minuman,pakaian dan berbagai fasilitas lainnya.Seperti halnya yang ditunjukkan oleh Yesus,Dia bukan hanya berbagi lewat memberikan makan,memberikan kesembuhan sampai kebangkitan,tetapi Dia juga berbagi hidupnya bagi dunia.
Pada saat yang sama Onesimus juga diberi kesempatan kedua untuk megubah hidupnya,untuk bertobat dan menunjukkan integritas dirinya didepan Filemon sang tuan.
Khotbah pada ibadah rutin Komisi Wanita,Rabu 24 Februari 2016
Categories: Komisi wanita, Renungan Harian
By
PHP (Pemberi Harapan Palsu)
Yosua 24 : 14-15
Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th
Sebelum berbicara tentang PHP,kita perlu tahu terlebih dahulu apa yang dimaksdu palsu itu.Palsu adalah :
Lalu,jika kita sudah tahu apa itu palsu,maka sekarang apa yang dimaksud dengan PHP?Kita perlu tahu terlebih dahulu ciri-ciri PHP yaitu :
Jika kita sudah mengetahui ciri-ciri PHP,maka kita perlu melakukan langkah-langkah untuk menghindari orang PHP,yaitu :
Berikut adalah pesan firman Tuhan untuk orang PHP :
Pilihan ada pada kita semua.Apakah kita mau menjadi PHP (Pemberi Harapan Palsu) atau PHPs (Pemberi Harapan Pasti).Tetapi ingat ! Segala yang palsu bersifat sementara.Sedangkan yang pasti itu berasal dari Tuhan.Marilah,ambil komitmen itu,untuk menjadi si Pemberi Harapan Pasti,dan bukan Palsu.Amin.
Khotbah pada ibadah rutin komisi Remaja,Minggu 21 Februari 2016
Categories: Renungan Harian
By
Zakheus, si pemungut cukai kaya di Yerikho yang terkenal dengan tubuhnya yang pendek. Namun kita juga ingat bahwa meski pendek, ia adalah orang yang tidak mudah menyerah. Karena begitu ingin melihat Yesus, Alkitab mencatat bahwa ia kemudian melakukan dua hal. Pertama, ia berlari mendahului orang banyak. Kedua, ia memanjat pohon Ara agar dapat melihat-Nya.
Semua orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan di dalam dirinya. Kadang kala, kita sendiri akan lebih mudah melihat kekurangan diri kita dari pada kelebihan yang kita miliki. Demikian halnya, bagi orang lain, kekurangan seseorang seringkali akan lebih mudah terlihat ketimbang kelebihan.
Kesalahan yang sering terjadi adalah kita hanya sekedar melihat kekurangan kita dan berhenti pada menyesali, atau sekedar meminta orang lain untuk memakluminya. Bukan sikap seperti itu yang dimiliki Zakheus. Zakheus tidak protes atau meratapi kondisi tubuhnya, tetapi ia mau bertindak yaitu berlari dan memanjat. Berlari bebicara tentang bertindak lebih cepat. Memanjat adalah untuk berada di tempat lebih tinggi. Belajar dari Zakheus, jika kita ingin sukses didalam hidup, dibutuhkan lebih dari sekedar menyadari apa kelemahan kita, tetapi terlebih juga menyadari apa kelebihan kita.
Melakukan lebih, itulah kunci sukses.
Jangan biarkan kekurangan kita mengurangi keberhasilan kita.
” Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ.”
( Lukas 19 : 4 )
Categories: Renungan Harian
By
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera – Yeremia 29:11
Nathaniel Hawthorne sangat kecewa. Ia baru saja menerima kabar pergantian jabatan di kantor bea cukai Boston-Massachusetts, tempatnya bekerja. Ternyata, ia diberhentikan. Berita buruk itu seakan-akan menggelegar di telinganya. Dunia seolah-olah sudah kiamat. Ia berjalan pulang dengan perasaan bingung dan gundah. Di pelupuk matanya terbayang wajah duka istrinya. Hawthorne semakin gelisah. Hari itu sungguh menjadi hari yang panjang baginya.
Setibanya dirumah, ia menceritakan perihal pemecatannya kepada istrinya. Sang istri dengan tatapan prihatin memeluknya, mengambil sebuah pena dan tinta, lalu meletakan keduanya di meja dekat perapian. “Tidak usah bersedih.” katanya. “Kau punya banyak waktu sekarang. Kau bisa mulai menulis.” Empat tahun setelah kejadian memilukan itu Hawthorne menghasilkan sebuah novel yang membuat namanya terkenal di seluruh dunia :The Scarlet Letter.
Kegagalan di satu bidang kerap menjadi pembuka jalan bagi keberhasilan di bidang lain. Kuncinya adalah tidak putus asa, terus berusaha, dan terutama tetap berpaut pada Tuhan, sang sumber hidup. Jika Tuhan mengijinkan sesuatu terjadi, tentu ada maksud baik di balik hal itu.
Itulah janji Tuhan kepada umat-Nya dalam bacaan Alkitab hari ini. Di tengah penderitaan dan kegalauan akan gelapnya masa depan umat, Tuhan membawa berita pengharapan melalui nabi Yeremia. Itu jugalah janji Tuhan kepada kita saat duka menerjang. Hanya, maukah kita percaya dan tetap menaruh pengharapan kepada-Nya?
Terkadang Tuhan menutup pintu yang satu untuk membuka pintu yang lain.
Disadur dari Renungan Harian Kita
Categories: Renungan Harian