By
Ini Aku Tuhan,Utuslah Dia…Atau ???
Yeremia 1 : 4-19
Mhsw.Timotius Haryono
Ketidakpekaan mendengar suara Tuhan,sering menghalangi panggilan-Nya kepada kita sekalian.Betapa kepekaan kita menentukan respon kita terhadap panggilan Allah yang istimewa.Yeremia merupakan contoh kepekaan dan ketaatan dalam meresponi panggilan Tuhan.Satu-satunya alasan ia mau taat pada panggilan Tuhan adalah karena ia tahu panggilan Allah untuk menjadi rekan sekerja-Nya adalah panggilan yang istimewa.
Melalui panggilan dan pengutusan Yeremia ini,kita dapat melihat seperti apa panggilan Tuhan itu,sehingga perlu bagi kita untuk meresponinya ;
Dengan demikian,sebagai anak-anak Tuhan,kita harus peka mendengar panggilan-Nya dan taat terhadap panggilan tersebut.Kita harus percaya diri,kenali kekuatan diri kita dan menerima diri kita.Menerima diri kita berarti menghargai diri sendiri sebagaimana Tuhan menghargai kita.Jangan takut untuk mengembangkan dan menyempurnakan diri kita dalam melayani-Nya.Memang tidak mudah,tetapi Tuhan pasti menolong kita.Kiranya Allah menolong kita sekalian untuk meresponi panggilan istimewa-Nya ini.Amin.
Khotbah pada ibadah rutin Komisi Wanita,Rabu 27 April 2016
Categories: Komisi wanita, Renungan Harian
By
Tua ? Siapa Takut ?
Yesaya 46 : 1-13
Pdt.Delfiana Poiychsnae,S.Th,M.PdK
Hidup manusia digambarkan dalam empat musim :
Ada dua jenis masa kehidupan yang sering diagungkan,yaitu :
Dalam alkitab,banyak ayat yang menunjukkan masa tua,antara lain : Kejadian 48 : 10,2 Samuel 19 : 35,1 Raja-raja 15 : 23, Mazmur 90 : 10 dll.Namun dalam ayat-ayat tersebut bukan menunjukkan keagungan masa tua,tetapi sebaliknya menunjukkan bagaimana masa tua merupakan masa kesukaran dan penderitaan,masa mengalami sakit karena penurunan kekuatan dan kondisi fisik seseorang.
Karena itu,dalam ketuaan atau menuju pertambahan usia kita harus :
Jangan pernah takut menjadi tua.Berdoalah agar kita dimampukan untuk menerima kenyataan hidup dan selalu dapat bersyukur.Amin.
Hati Yang Gembira Adalah Obat !
Khotbah pada Ibadah Komisi Wanita,Rabu 20 April 2016
Categories: Komisi wanita, Renungan Harian
By
Salah,Malah Marah…
2 Tawarikh 26 : 16-23
Dalam kitab ini dikisahkan mengenai raja Uzia yang terkena penyakit kusta karena marah saat ditegur oleh para Imam ketika memasuki bait Tuhan untuk membakar ukupan.Ia ditegur karena tidak berhak untuk membakar ukupan,yang merupakan tugas para Imam keturunan Harun yang telah dikuduskan.Mengapa ia menjadi marah,padahal ia salah?
Uzia menjadi raja saat berumur 16 tahun menggantikan ayahnya,Amazia.Awalnya dia hidup benar dihadapan Tuhan (Zakaria mengajar dia takut akan Tuhan),dan apa yang diperbuatnya berhasil.Allah menolong dia mengalahkan musuh-musuhnya,sehingga namanya termahsyur sampai ke berbagai negeri yang jauh.Tetapi keberhasilan-keberhasilannya membuat dia menjadi sombong (tinggi hati),dan ia tidak setia lagi kepada Tuhan.Ia merasa berhak melakukan apa saja karena ia adalah seorang raja,sehingga masuk kedalam bait Tuhan untuk membakar ukupan padahal ia tidak berhak.Saat di tegur para imam itulah,ia menjadi marah.Padahal itu adalah kesalahannya sendiri.
Ia marah karena lama pemerintahannya (52 tahun) membuat ia merasa bisa melakukan apa saja.Ia menjadi lupa akan pertolongan Tuhan.Ia menjadi angkuh,sehingga tidak bisa diberitahu dan tidak dapat menempatkan diri.Demikian pula hal nya dengan diri kita.Seringkali kita menjadi seperti raja Uzia,merasa diri paling benar,paling tahu,memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding orang lain,sehingga kita sulit menerima kritikan dari orang lain.
Seharusnya saat kita salah,kita berani mengakui kesalahan kita,menghargai orang yang mengkritik kita,serta mau memperbaiki diri (introspeksi) dengan melakukan sesuai tugas dan tanggungjawab kita.Kita harus ingat bahwa keangkuhan mendahului kehancuran,dan diatas itu kita harus takut akan Tuhan.Berdoalah,mintalah hikmat dan kerendahan hati dari Tuhan agar saat dikritik kita mampu meredam perasaan jengkel dan marah,serta bisa menerima kritikan tersebut untuk menjadi pribadi yang lebih baik untuk kemuliaan Tuhan.Amin.
Ev.Ellen Amalo,S.PdK
Renungan & diskusi pada Ibadah Komisi Wanita,Rabu 13 April 2016
Categories: Komisi wanita, Renungan Harian
By
Ada Apa Dalam Kitab Wahyu ?
Kitab Wahyu ditulis oleh Rasul Yohanes kepada ketujuh jemaat di Asia Kecil.
Latar belakang penulisan Kiab Wahyu :
Kitab ini ditulis dengan tujuan :
Ada empat aliran interpretasi dalam kitab Wahyu:
Tema kitab Wahyu adalah sebagai berikut : Tema kitab ini dinyatakan dalam ayat pertama: “Wahyu Yesus Kristus.” Kitab Wahyu adalah wahyu dari Dia maupun tentang Dia.Pada dasarnya merupakan satu wahyu tentang Dia yang akan datang sebagai pahlawan dan raja.Pada intinya kitab ini menyatakan: “Yesus akan menang!”
Kitab ini terdiri atas 3 bagian,dimana bagian ketiga merupakan bagian yang terbesar.
Bagian pertama berisi tentang :
Bagian Kedua berisi tentang :
Bagian Ketiga berisi tentang :
Setelah akhir visi mengenai masa depan ini, Yohanes memberi kesimpulan dengan cara mengundang pembaca (22:6-21).
Pdt.Yandhi Manobe,S.Th
Categories: Komisi wanita, Renungan Harian
By
Pada hari Rabu 9 Maret 2016,Komisi Wanita GMIT Agape mengadakan ibadah gabungan bersama Komisi Perempuan GMIT Ephata Bello.Dalam kesempatan ibadah yang berlangsung di gedung GMIT Ephata Bello ini,juga di adakan seminar kesehatan serta pemeriksaan kesehatan gratis dan persembahan diakonia bagi jemaat GMIT Ephata Bello.Kegiatan seminar dan pemeriksaan kesehatan gratis yang berlangsung sejak pukul 14.00-17.30 Wita ini,juga merupakan kerjasama Komisi Wanita GMIT Agape dengan Rumah Sakit Siloam,PT.Kalbe Farma dan PT.Enseval Kupang.
dr.Made Parulian merupakan salah satu jemaat GMIT Agape Kupang yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Kupang & Rumah Sakit Kartini Kupang.
Categories: foto, Komisi wanita
By
Muliakanlah Allah Dengan Tubuhmu !
1 Korintus 6 : 19-20
Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th
Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan,karena itu perlu dijaga dan diupayakan.Tuhan menciptakan kita sebagai manusia yang sempurna dan mulia,tetapi karena dosa menyebabkan kita memiliki berbagai macam penyakit (hati merupakan pancaran kehidupan,yang bisa membuat kita sehat secara fisik.Mis : orang yang sakit hati,pemarah,dendam dll bisa menimbulkan sakit lambung).
Jika suatu gedung kebaktian dijaga dengan baik,apalagi tubuh sebagai bait Allah,tempat kegiatan Roh Kudus untuk memancarkan kemuliaan Tuhan tiap hari.Bagaimana cara kita menjaga tubuh yang adalah Bait Allah tersebut? Dengan cara menjaga kesehatan kita.Ketika tubuh dalam kondisi sehat,maka kita pun mampu untuk melayani dengan sukacita pula.Sehat dalam hal ini,bukan hanya sehat secara fisik saja,tetapi secara mental (pikiran) dan rohani juga.
Karena itu,janganlah masalah membuat kita menjadi orang penyakitan.Segala sesuatunya dimulai dari hati,karena itu menjaga kesehatan sesuai dengan firman Tuhan adalah sangat penting.Mari kita jaga tubuh kita sebagai Bait Allah.Amin.
Khotbah pada ibadah gabungan Komisi Wanita GMIT Agape Kupang & GMIT Ephata Bello,Rabu 9 /2/2016
Categories: Komisi wanita, Renungan Harian
By
Taman Tuhan
Kejadian 2 : 8-17
Ev.Ellen Amalo,S.PdK
Setelah manusia tercipta Tuhan Allah berinisiatif membuat sebuah taman di Eden.Kemudian manusia ditempatkan dalam taman itu.Mengapa Tuhan membuat taman?Bukan kebun.Membuat menunjukkan Tuhan Allah sebagai seorang ahli pertamanan yang menanam,menghiasi,melengkapi sebuah tempat menjadi taman.Tuhan Allah menyediakan semua yang dibutuhkan manusia untuk menjamin kehidupan manusia.Lalu mengapa sebuah taman yang terkesan hanya untuk hiasan,bukannya sebuah kebun yang darinya bisa diperoleh bahan makanan dalam jumlah yang besar? Taman tidak dimiliki oleh semua orang,mungkin orang dari kalangan tertentu saja.Tidak semua kalangan menengah memiliki taman,apalagi kalangan menengah kebawah.Justru taman hanya bisa dimiliki dan dipentingkan oleh para bangsawan,raja dan orang-orang yang kehidupan ekonominyalebih dari cukup.Ditaman,raja dan ratu dapat bersantai,menikmati bunga yang indah sambil minum dan menghabiskan waktu santainya.Disisi lain,seorang konglomerat akan mengundang tamunya dalam sebuah pesta taman dikediamannya.
Tuhan sebagai Raja membuat taman yang didalamnya manusia ditempatkan untuk Tuhan nikmati.Tuhan ingin melihat keindahan taman itu.Bunga berwarna-warni,itulah kebanggaan Sang Raja.Ia akan selalu ingin melihat taman yang indah,bukan kebun yang memberi dan menyediakan bahan makanan bagi Raja.Ia sudah punya segalanya,yang Dia butuhkan adalah keindahan dan sukacita sehingga Dia membangun taman.Demikian juga gambaran ini bagi seorang kaya yang ingin menunjukkan kepada semua orang keindahan tamannya.
Taman itu di Eden,yang kemudian disebut Taman Eden.Ada kesan dua kali yang menunjukkan tempat dalam ayat ini,yaitu di Eden dan di sebelah timur.Eden sendiri punya pengertian sama dengan taman,karena dalam bahasa aslinya,mengartikan kesenangan hati.Para ahli modern mengartikannya sebagai daratan,atau padang.Jadi taman di Eden dibangun Tuhan untuk memuliakan nama Tuhan dan berada di sebelah timur (tidak jelas tepatnya dimana).
Nama-nama sungai (ayat 11-14) dijelaskan untuk menunjukkan kepastian akan kesejahteraan,jaminan kenyamanan dan semua ketersediaan dalam taman itu,membuat taman itu terjamin dan tidak ada alasan untuk pohon yang kering,tandus dan rumputnya tidak hijau.Semua terjamin tumbuh dengan baik.Lalu Tuhan mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman itu,Tuhan mengambil,berarti Tuhan yang berkuasa menempatkan manusia ada dalam taman itu untuk mengusahakan,dan dalam mengusahakan manusia bertanggungjawab kepada penguasa (Tuhan).Manusia tidak punya hak melebihi penguasa.
Pohon Pengetahuan ; Tuhan tidak menempatkannya ditengah taman.Pasal 3:2,Hawa yang mengatakan pohon itu ada ditengah-tengah taman.Pohon itu menjadi patokan untuk mannusia berbuat baik dan menyenangkan hati Tuhan.Amin.
Khotbah pada ibadah rutin Komisi Kaum Bapak,Jumat 26 February 2016
Categories: Komisi Bapak, Renungan Harian
By
Dalam minggu-minggu sengsara ini,Komisi Remaja Agape mengusung tema “Arti Sebuah Pengorbanan” yang disampaikan oleh Cavik Martenje Pah.Dalam kesempatan ini,beliau juga mengajukan beberapa pertanyaan yang memudahkan remaja Agape agar dapat lebih memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan pengorbanan itu,dan memahami arti pengorbanan Tuhan Yesus diatas kayu salib yang sesungguhnya.
Categories: foto, Komisi remaja
By
Arti Sebuah Pengorbanan
Matius 20 : 26-28
Pembicara : Cavik Martenje Pah
Pengorbanan berasal dari kata dasar “ Korban” yang artinya :
Jadi pengorbanan dalam hal ini ialah proses atau cara,perbuatan mengorbankan (bersedia mengorbankan).
Berkorban atau pengorbanan adalah ketika seseorang rela dengan sungut/tidak sungut-sungut memberikan apa yang ia punya untuk orang lain.Manusia adalah mahluk sosial,yang tidak dapat hidup sendiri melainkan selalu membutuhkan orang lain.Oleh karena itu setiap orang pasti harus berkorban untuk orang lain.Berkorban tidak semata hanya berkaitan dengan materi (uang),tetapi juga berkaitan dengan perasaan,waktu dan tenaga.Pengorbanan yang dilakukan sesama manusia tidak dapat disejajarkan dengan pengorbanan Tuhan Yesus bagi kita manusia.
Berkorban dengan cara berdoa bagi orang sakit,berdoa bagi orang susah,memberi bagi kaum miskin dan papa bahkan melayani dalam bentuk rajin ibadah,aktif dalam kerohanian,dll,bukan sogok Tuhan,tetapi semua pengorbanan yang kita beri sebagai ucapan syukur atas pengorbanan Tuhan yang 1000x lipat lebih besar dari apa yang lakukan.Berkorban tidak pandang bulu.
Jadi arti sebuah pengorbanan adalah :
Amin.
Categories: Komisi remaja, Renungan Harian