Oleh : Sdra.Lucas Suryawan
Bacaan Alkitab : Yesaya 41 : 8-10
Salah satu hal yang menjadi bagian tradisi Cina adalah mengenai angka baik dan buruk.Misalnya angka 8 untung keberuntungan,dan angka 4 yang dianggap sebagai angka sial.Atau gabungan angka 168 yang bersifat keberuntungan sampai selama-lamanya/kekal.Juga ada beberapa hal yang dianggap tabu untuk dilakukan pada hari raya Imlek,karena dianggap akan membawa kesialan dan kehilangan rejeki/peruntungan.Antara lain : dilarang menyapu lantai rumah,jangan memecahkan barang,tidak boleh menangis karena akan diserang penyakit,dan lain sebagainya.
Hal-hal seperti diatas tentu akan menimbulkan ketakutan bagi kita.Selain takut terkena sial/hilang peruntungan,juga takut pada leluhur.Tak terlepas juga pada diri orang-orang Kristen.Karena tradisi-tradisi ini,kemudian menjadi lupa bahwa Tuhanlah yang menjadi sumber pertolongan dan kekuatan seperti yang dialami oleh bangsa Israel .Bangsa Israel dipanggil sebagai hamba,sekaligus sahabat.Melalui panggilan ini juga Tuhan menunjukkan komitmen,kesetiaan,dan ketulusan-Nya sebagai Allah yang menyertai bangsa tersebut sejak awal sampai selama-lamanya.Sangat kontras dengan bangsa Israel yang tegar tengkuk dan seringkali masih melakukan penyembahan berhala seperti yang dilakukan nenek moyang mereka terdahulu.Tetapi Tuhan tetap menolong dan tidak menolak mereka.Ia selalu menopang mereka,terutama dalam masa-masa sulit mereka.
Dalam kehidupan kita,bukankah kita juga akan merasa aman jika ada tangan yang selalu menopang dan menolong kita dalam masa-masa sulit kita?Apalagi jika itu tangan Tuhan yang akan selalu menuntun dan menopang kita,terutama saat usia beranjak senja.Pada saat kita lemah dan tak berdaya,maka pada saat itulah kita butuh pertolongan.Saat kita sadar ada hal-hal yang tidak lagi mampu untuk kita lakukan/kerjakan,maka biarkanlah Allah yang bekerja dalam hidup kita.
Jika kita hanya mengandalkan diri kita sendiri,maka kita tidak akan percaya dengan pertolongan Tuhan.Ada Allah yang berkarya untuk kebutuhan kita.Dalam kelemahan tubuh kita,dalam begitu banyak tantangan,kita dapat yakin bahwa ada tangan Tuhan yang menopang kita.Bukan saat ini saja,tetapi sampai masa tua kita,Ia tetap Allah.Amin.
Khotbahpada ibadah Imlek Komisi Lansia & Wanita