Bacaan: Lukas 13:1 – 9
Dari perikop yang sudah kita baca ini Yesus sedang menegur beberapa orang yang merasa dirinya benar daripada orang lain.
- Manusia lebih suka mencari-cari dosa orang lain daripada bertobat dari dosa diri sendiri (1-5).
Orang-orang Yahudi pada zaman Yesus sering mengaitkan penderitaan dengan dosa. Kematian seseorang yang mengenaskan/ mati tidak wajar dianggap hidupnya tidak benar atau dosanya terlalu besar. Kematian yang mengeri-kan / adanya bencana yang menimpa; belum tentu merupakan hukuman atas dosa orang yang mengalaminya. Memang ada orang-orang yang mengalami kematian yang menge-rikan sebagai hukuman Allah atas dosa-dosanya, seperti: Izebel dalam 2 raja2 9:10-37. Yesus berkata bahwa kedua bencana itu bukanlah semata-mata sebagai hukuman atas dosa-dosa mereka tetapi sebagai peringatan kepada siapa saja/ semua orang; bahwa hidup manusia itu tidak kekal/ bisa mati kapan saja dengan berbagai macam cara.
Tapi jika orang terus tinggal di dalam dosanya; mengeraskan hatinya; merasa benar dari orang lain tidak mau bertobat maka akan mengalami hukuman kematian. Yang dimaksud kematian ini adalah bukan kematian secara fisik tapi keadaan jiwa kita setelah kematian jasmani. Yaitu kematian kekal/ hidup terpisah dengan Allah (singkatnya hidup di neraka). Yesus memperingatkan bahwa daripada membicarakan penderitaan orang lain sebagai buah dari dosa dan menyombongkan diri karena merasa lebih benar; lebih baik memperbaiki diri dan bertobat.
- Yesus mengajar orang Kristen supaya menuntut diri sendiri untuk berbuah daripada menuntut orang lain untuk berbuah (6-9).
Di bagian ayat 6-9 ini diceritakan pemilik pohon ara yang pohon aranya tumbuh di ladang kebun anggurnya. Ketika sang pemilik ini mencari buahnya tidak menemukan apapun di pohon itu. Lalu Ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu. Sudah tiga tahun saya mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukan apa2.
Melalui perumpamaan ini Yesus ingin memberitahukan/ menunjukkan kepada orang-orang berdosa bahwa sementara Allah masih bermurah hati dalam memberi orang berdosa waktu untuk bertobat, datanglah kepadanya, karena kesabaran Yesus itu tidak akan berlangsung selamanya. Yesus hendak menekankan pentingnya pertobatan sekaligus hidup yang menghasilkan buah. Karena setiap manusia berdosa harus bertobat. Dengan perumpamaan ini, Yesus memperingatkan para pendengarnya bahwa Allah tidak akan mentolerir selamanya jika mereka tidak mau bertobat dan berbuah di dalam hidupnya Yesus akan membiarkan orang yang berdosa itu binasa.
Hari ini kita sudah memasuki minggu sengsara yang kedua. Kita (saudara dan saya) harus sadar bahwa kita adalah pribadi yang hidup penuh dosa. Kita tidak lebih baik dan tidk lebih benar dari sesama kita. Akibat yang harus kita tanggung dari hidup yang tidak benar, hidup yang penuh dosa adalah bukan hanya Penderitaan tetapi kebinasaan kekal.
Sdri. Lianingrum