Renungan Minggu Keempat Maret 2017

MENJADI PERINGATAN AKAN AKU (Lukas 22:7-23)

Hari raya roti tidak beragi adalah saat dimana orang Israel makan domba Paskah bersama. Yesus dan para muridNya akan mengikuti perayaan itu. Paskah orang Yahudi adalah merayakan hari pembebasan mereka dari tanah Mesir. Mereka mengingat saat mereka makan roti tidak beragi dan daging domba yang disembelih, setelah itu mereka keluar dari tanah perbudakan di Mesir. Berbeda dengan perayaan paskah bagi kita saat ini yaitu perayaan kemenangan atau kebangkitan Kristus atas kuasa maut. Kita mengingat Kristus anak Domba Allah yang menderita untuk membebaskan kita.

Pada waktu Yesus duduk dan makan bersama murid-muridNya, mereka makan roti dan minum anggur. Roti tidak beragi menandakan tidak ada kebusukan, tidak ada kejahatan, kepalsuan yang tersembunyi. Yesus sebagai kepala setelah mengucap syukur atas roti perjamuan, menambahkan kata-kata yang memberikan makna pada roti itu: “inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Sebuah peringatan baru didirikan oleh Yesus; mengingat akan pelepasan baru yang lebih agung yang akan dilaksanakan Yesus. Ketika ucapan syukur penutup perjamuan telah dinaikan, sebuah cawan berisi anggur diminum bergantian oleh semua yang duduk. Cawan ini, yang disebut ‘cawan berkat’, ketika Tuhan Yesus telah mengucapkan berkatNya dan memberikan cawan itu kepada murid-muridNya dan berkata: “cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu, yang ditumpahkan bagi kamu” Rasul Paulus mengatakan: “perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku”.  Kata-kata Yesus berarti bahwa akan didirikan sebuah perjanjian baru sebagai pengganti dari perjanjian yang didirikan oleh nenek moyang mereka pada zaman Musa.  Dan perjanjian baru ituakan didirikan melalui kematian Tuhan Yesus.  Kalau kemudian mereka makan roti peringatan itu, dalam iman mereka mengambil bagian dalam kehidupan Dia yang mati dan bangkit kembali.

Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku, Injil Lukas dan Paulus menekankan bahwa perjamuan malam itu bukan sekedar makan dan minum untuk saat itu saja. Pertemuan itu akan menjadi berarti bahwa makan dan minum itu dimaksudkan supaya diulang-ulang. Sampai saat ini kita mengingat pengorbanan Kristus bagi kita, pembebasan yang Allah kerjakan dengan sungguh-sungguh. Kita ada dalam perjamuan kudus. Dalam perjamuan itu kita makan roti dan minum anggur bersama. Roti sebagai lambang tubuh Kristus  dan anggur sebagai lambang darah Kristus yang murni. Kita benar-benar menyadari bahwa Tuhan hadir di tengah-tengah kita dan kita sedang menantikan saat penyempurnaan-Nya pada masa yang akan datang. Sebelum sampai masa itu kita akan terus melakukannya sebagai peringatan akan Dia.

Amin !

 Ringkasan Khotbah : Pdt. Yandi Manobe, S.Th

Comments

comments